Analisis Intergasi Pasar Komoditas Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) di Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Probolinggo.

Adlina, Jifa Maulia (2019) Analisis Intergasi Pasar Komoditas Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) di Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Probolinggo. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Beragam manfaat yang dimiliki serta nilai ekonomi yang tinggi, membuat bawang merah menjadi salah satu komoditas yang potensial untuk dikembangkan. Potensi yang begitu besar perlu ditunjang oleh sistem pemasaran yang efisien, salah satu ciri pemasaran yang efisien adalah adanya pasar yang terintegrasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui integrasi pasar bawang merah serta pasar acuan yang dijadikan sebagai acuan pembentuk harga komoditas bawang merah. Penelitian dilakukan di Kabupaten Nganjuk dan Probolinggo sebagai kabupaten sentra utama penghasil bawang merah di Jawa Timur. Waktu pelaksanaan penelitian adalah pada bulan Maret hingga April 2019, dengan data harga tingkat produsen di Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Probolinggo selama 5 tahun terakhir (2014-2018). Metode analisis integrasi pasar bawang merah di Kabupaten Nganjuk dan Probolinggo ini menggunakan uji kointegrasi untuk mengetahui integrasi jangka panjang dan uji Error Correction Model (ECM) untuk mengetahui integrasi jangka pendek antara harga di Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Probolinggo. Uji Granger-Causality digunakan untuk mengatahui hubungan kausalitas diantara variabel harga yang diteliti. Uji kausalitas juga dapat menggambarkan arah hubungan sebab akibat yang terjadi, sehingga dapat digunakan untuk mengetahui pasar mana yang dijadikan sebagai acuan dalam pembentukan harga. Hasil dari penelitian ini adalah terjadi integrasi pasar jangka panjang dan jangka pendek diantara Kabupaten Nganjuk dan Probolinggo. Hasil estimasi ECM menjelaskan bahwa secara spasial harga bawang merah di Kabupaten Nganjuk dan Probolinggo terintegrasi lemah dalam jangka pendek. Nilai R-squared yang sebesar 0,415 menujukkan bahwa sebesar 41,5% variabel harga di Kabupaten Nganjuk dijelaskan oleh harga di Probolinggo. Nilai koefisien ΔHP menjelaskan perubahan harga sebesar 1 rupiah di Kabupaten Nganjuk akan diikuti oleh Kabupaten Probolinggo sebesar 0,63 rupiah. Nilai koefisien ECT adalah sebesar - 0,771989, berarti pergerakan harga semakin menjauhi keseimbangan jangka pendek. Waktu yang dibutuhkan untuk penyesuaian hingga menuju keseimbangan (speed of adjustment) adalah 1,3 bulan. Adapun uji kausalitas menunjukkan bahwa Kabupaten Nganjuk sebagai pasar acuan sehingga mempengaruhi pembentukan harga di Kabupaten Probolinggo. Penyesuaian harga yang berlangsung cukup lama ini sebaiknya diperhatikan oleh pemerintah, karena hal ini menunjukkan integrasi yang terjadi antara pasar sentra bawang merah adalah lemah. Pemerintah perlu mempertimbangkan untuk membuat suatu lembaga di tiap pasar yang dapat memberikan informasi harga kepada pelaku pasar. Sehingga informasi mengenai perubahan harga di suatu pasar dapat segera direspon oleh pasar lainnya.

English Abstract

A lot of benefits and high in economic value makes shallot commodity one of the potential commodities to be developed. Such great potential needs to be supported by an efficient marketing system. One characteristic of efficient marketing is the existence of an integrated market. This research was conducted to find out the integration of shallot market and the reference market as a price maker of shallot commodity. This research was conducted in Nganjuk and Probolinggo District as a main producer of shallot commodity in East Java. The research was conducted on March until April 2019 uses price on producer-level data in Nganjuk and Probolinggo District for the last 5 years (2014-2018). The methods of market integration analysis of shallot commodity in Nganjuk and Probolinggo District is cointegration test to determine the long-term integration and Error Correction Model (ECM) to determine the short-term integration between prices in Nganjuk and Probolinggo District. The Granger- Causality is used to know the causality relation between price variables studied. The causality test can describe the direction of causal relationships that occur, so that this test can be used to find out which market has a role as reference in price formation. The result of this research is there are a long-term and short-term integration between shallot prices in Nganjuk and Probolinggo District. The ECM estimation result explain that spatially the prices of shallot in Nganjuk and Probolinggo District are integrated in the short-term. The R-squared of 0,415 shows that the 41,5% of price in Nganjuk District is explained by the price in Probolinggo District. The coefficient of ΔHP explains that the price changes by 1 rupiah in Nganjuk District will be followed by the price change in Probolinggo District at 0,61 rupiah. The ECT coefficient is -0,771989, which means that price movements are getting away from short-term balance. The speed of adjustment that needed to be back to it’s balance is 1,3 months. The causality test shows that Nganjuk Distrist is a market reference that affects price formation in Probolinggo District. The adjustment that takes quite a long time should be concerned by government, because it shows that the integration between the central producer of shallot is weak. Government should consider to make an agency on every market that can provide the price information to the marketers. So that the information about price changes in one market can be respond instantly by others market.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2019/224/051906967
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.17 Products > 338.175 25 Products (Onions)
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 24 Aug 2020 07:19
Last Modified: 24 Aug 2020 07:19
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173687
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item