Tradisi Pranoto Mongso Sebagai Kearifan Lokal Dalam Sistem Pertanian Modern (Kajian Fenomenologi Di Desa Tulungrejo. Kecamatan Ngantang. Kabupaten Malang)

Octafia, Nur Annisa Fi’i (2019) Tradisi Pranoto Mongso Sebagai Kearifan Lokal Dalam Sistem Pertanian Modern (Kajian Fenomenologi Di Desa Tulungrejo. Kecamatan Ngantang. Kabupaten Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Seiring dengan adanya modernisasi yang ditandai dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, salah satunya pada bidang pertanian secara tidak langsung mempengaruhi kehidupan masyarakat petani. Masyarakat petani yang ada di Desa Tulungrejo masih banyak menggunakan kalender musim tanam secara tradisional atau sering disebut pranoto mongso sebelum melaksanakan tanam. Namun seiring perkembangan zaman yang semakin modern, membuat beberapa pemahaman masyarakat petani akan adanya pranoto mongso menjadi bergeser. Bahkan ada beberapa masyarakat petani yang menganggap bahwa pranoto mongso merupakan hal yang bersifat klenik atau musyrik sehingga mulai ditinggalkan. Perubahan cuaca juga mempengaruhi penentuan masa tanam pada masyarakat petani dalam melakukan kegiatan bercocok tanam. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan makna dan eksistensi tradisi pranoto mongso sebagai kalender musim tanam petani di Desa Tulungrejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe kajian fenomenologi. Lokasi penelitian berada di Desa Tulungrejo, Kecamatan Ngantang. Kabupaten Malang. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga April 2019. Penentuan Informan dipilih dengan menggunakan teknik snowball sampling. Terdapat sebanyak lima orang yang dipilih sebagai informan terkait dengan data yang ingin diperoleh dalam penelitian ini. Pengumpulan data utamanya dilakukan melalui wawancara mendalam serta didukung dengan kegiatan observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data penelitian fenomenologi dilakukan dengan menggunakan beberapa tahapan, diantaranya yaitu Epoche, Reduksi Fenomenologi, Variasi Imajinasi, Deskripsi Tekstural Dan Deskripsi Struktural, Sintesis Makna Dan Esensi Objek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani di Desa Tulungrejo memaknai bahwa tradisi pranoto mongso merupakan warisan leluhur yang sarat dengan pesan moral, dan bersifat turun temurun. Pelaksanaan tradisi pranoto mongso menjadi sebuah keyakinan dalam diri petani dalam mengelola lahan pertaniannya agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Tradisi yang dilakukan berdasarkan adanya perubahan cuaca dan lingkungan, seperti perubahan alam, tingkah laku hewan, serta perubahan suhu. Sehingga pranoto mongso menjadi pedoman dalam melakukan kegiatan pertanian. Petani di Desa Tulungrejo mengenal pranoto mongso terdiri dari dua mongso atau musim yaitu musim kemarau (mongso ketigo) dan musim hujan (mongso rendheng). Sedangkan petani yang ada di Jawa Barat dan Jawa Tengah mengenal pranoto mongso terdiri dari 12 mongso. Poin kedua yaitu Eksistensi pranoto mongso sebagai kearifan lokal dalam bidang pertanian mengalami penurunan. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat petani, khususnya dari golongan petani muda. Sebagian petani muda menerapkan pranoto mongso sekedar tradisi turun temurun tanpa memahami makna sesungguhnya, yang mampu dimanfaatkan dalam dunia pertanian.

English Abstract

Along with the modernization that was marked by the increasingly advanced science and technology, one of them in the field of agriculture indirectly affected the lives of farmers. The farming community in Tulungrejo Village still uses traditional planting season calendars or often called pranoto mongso before planting. However, along with the development of an increasingly modern era, making some understanding of the farmers' community there will be a shift in pranoto mongso. In fact, there are some farming communities who consider pranoto mongso to be occult or idolatrous, so it starts to be abandoned. Weather changes also affect the determination of the planting period in the farming community in conducting farming activities. This study aims to explain the meaning and existence of the pranoto mongso tradition as the farmers' planting season calendar in Tulungrejo Village, Ngantang District, Malang Regency. The study was conducted using a qualitative approach with the type of phenomenology study. The research location is in Tulungrejo Village, Ngantang District. Malang Regency. The time of the study was conducted from February to April 2019. The determination of informants was chosen using the snowball sampling technique. There were as many as five people selected as informants related to the data that they wanted to obtain in this study. Data collection is mainly carried out through in-depth interviews and supported by observation and documentation activities. The phenomenological research data analysis technique is carried out by using several stages, including Epoche, Phenomenology Reduction, Imagination Variation, Textural Descriptions and Structural Descriptions, Meaning and Object Essence. The results showed that farmers in Tulungrejo Village interpreted that the pranoto mongso tradition was an ancestral heritage laden with moral messages, and was hereditary. The implementation of the Pranoto Mongso tradition has become a belief in farmers in managing their agricultural land so that they can get maximum results. Traditions are carried out based on changes in weather and environment, such as changes in nature, animal behavior, and changes in temperature. So that Pranoto Mongso becomes a guideline in conducting agricultural activities. Farmers in Tulungrejo Village know pranoto mongso consists of two mongso or seasons, namely the dry season (mongso ketigo) and the rainy season (mongso rendheng). Whereas farmers in West Java and Central Java know pranoto mongso consisting of 12 Mongooses. The second point is the existence of pranoto Mongso as a local wisdom in the field of agriculture has decreased. This is due to the lack of understanding and knowledge of the farming community, especially from the younger farmers. Some young farmers apply pranoto mongso just a hereditary tradition without understanding the real meaning, which can be utilized in the world of agriculture.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2019/513/051907287
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.5 Cultivation and harvesting
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 22 Oct 2020 03:25
Last Modified: 26 Aug 2022 08:32
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173679
[thumbnail of Nur Annisa Fi’i Octafia.pdf] Text
Nur Annisa Fi’i Octafia.pdf

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item