Safitri, Nadia Rahma (2019) Pengaruh Modal Sosial Terhadap Tingkat Partisipasi Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) dalam Rangka Keberlanjutan Program KRPL Di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Semakin banyaknya KRPL yang bermunculan, tetapi tidak semuanya berlanjut hingga sekarang. Hal tersebut terjadi karena adanya kendala-kendala seperti motivasi rendah atau sudah mulai jenuh, kurangnya waktu untuk merawat tanaman, dan terbatasnya informasi mengenai teknologi pertanian terbaru. Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) merupakan salah satu program Kementerian Pertanian untuk mengoptimalkan lahan pekarangan yang ramah lingkungan dalam suatu kawasan. Salah satu KRPL yang masih aktif adalah Kelompok Wanita Tani Mukti Asih, mereka melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh PPL. Dalam menjalankan sebuah kegiatan berkelompok diperlukan modal sosial, seperti kepercayaan, jaringan dan norma sosial. Pada KWT Mukti Asih ditemukan tingkat kerjasama antar anggota masih kurang kompak, karena banyak yang mendaftar menjadi anggota KWT Mukti Asih, tetapi tidak aktif dalam kegiatan, menandakan bahwa tingkat partisipasi juga rendah. Penelitian ini memfokuskan pada anggota KWT Mukti Asih yang bertujuan untuk mengetahui kondisi modal sosial yang dimiliki KWT Mukti Asih, mengetahui tingkat partisipasi KWT Mukti Asih terhadap program KRPL dan mengetahui pengaruh modal sosial terhadap tingkat partisipasi KWT Mukti Asih. Penelitian ini dilakukan pada Maret - April 2019. Pendekatan penelitian yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif dengan penentuan lokasi secara sengaja. Jumlah responden sebanyak 44 responden ditentukan menggunakan teknik sampling jenuh, yaitu dimana semua populasi dijadikan sampel. Alat pengukuran yang digunakan yaitu dengan menggunakan tabel skoring dengan bantuan skala likert untuk mengetahui kondisi modal sosial disana, dan untuk mengetahui tingkat partisipasi disana. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa jaringan sosial pada modal sosial di KWT Mukti Asih memiliki nilai tertinggi diantara modal sosial lainnya, yaitu kepercayaan dan norma sosial. Berdasarkan hasil perhitungan, tingkat partisipasi pada KWT Mukti Asih memiliki nilai paling tinggi pada tahap perencanaan, dikarenakan para anggota hanya semangat diawal saja, semakin lama semakin hilang antusiasnya. Berdasarkan hasil regresi berganda yang telah melalui uji normalitas, heteroskedastisitas, dan multikolinearitas, didapatkan bahwa variabel independen kepercayaan, jaringan sosial dan norma sosial memiliki pengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen partisipasi. Dari 3 variabel yang di uji secara parsial, didapatkan hasil 1 variabel yang secara signifikan mempengaruhi tingkat partisipasi. Variabel tersebut adalah jaringan sosial. Sedangkan variabel kepercayaan dan norma sosial tidak berpengaruh secara signifikan. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa variabel mempengaruhi adalah variabel jaringan sosial. Berpengaruhnya jaringan sosial disini bisa disebabkan karena tingkat kerjasama dengan lembaga sangat tinggi, lalu juga didukung oleh aparat desa. Bentuk kerjasama yang dilakukan antara anggota kelompok dengan lembaga adalah adanya subsidi pupuk, bibit, dan lain-lain dari lembaga. Sehingga variable jaringan sosial berpengaruh terhadap partisipasi. Karena ketika mereka tidak mendapat subsidi, akan ada kemungkinan para anggota tidak semangat lagi dalam bercocok tanam.
English Abstract
The increasing number of KRPL has emerged, but not all have continued until now. This happens because of constraints such as low motivation or already getting bored, lack of time to care for plants, and limited information about the latest agricultural technology. The Sustainable Food House area (KRPL) is one of the programs of the Ministry of Agriculture to optimize environmentally friendly yard in an area. One of the active KRPL is the Mukti Asih Women's Tani Group, they carry out the activities held by the PPL. In carrying out a group activity social capital is needed, such as trust, networks and social norms. At KWT Mukti Asih it was found that the level of cooperation among members was still not compact, because many who registered to become KWT members of Mukti Asih, but were not active in activities, indicated that participation rates were also low. This study focuses on KWT Mukti Asih members whose aim is to determine the condition of social capital owned by KWT Mukti Asih, to know the level of KWT Mukti Asih's participation in the KRPL program and to know the influence of social capital on the KWT participation level. This research was conducted in March - April 2019. The research approach is to use a quantitative approach with deliberate location determination. The number of respondents as many as 44 respondents was determined using a saturated sampling technique, which is where all populations were sampled. The measurement tool used is by using a scoring table with the help of the Likert scale to determine the condition of social capital there, and to determine the level of participation there. The results of the study show that the social network on social capital in the KWT Mukti Asih has the highest value among other social capital, namely beliefs and social norms. Based on the results of the calculation, the level of participation in the KWT Mukti Asih has the highest value at the planning stage, because the members are only at the beginning of the spirit, the longer the enthusiasm disappears. Based on the results of multiple regression through normality, heteroscedasticity, and multicollinearity tests, it was found that independent variables of trust, social networks and social norms had an influence simultaneously or jointly on the dependent variable of participation. Of the 3 variables that were partially tested, 1 variable was obtained which significantly affected the level of participation. The variable is social network. While the variables of trust and social norms have no significant effect. iv Based on these results it is known that the influencing variable is the social network variable. The influence of social networks here can be caused by the high level of cooperation with institutions, then also supported by village officials. The form of cooperation carried out between group members and institutions is the subsidies of fertilizers, seeds, etc. from the institution. So that the social network variable influences participation. Because when they don't get subsidies, there will be a possibility that the members will no longer be enthusiastic about farming.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FP/2019/214/051906957 |
| Uncontrolled Keywords: | - |
| Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies > 630.92 Farmers |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
| Depositing User: | Endang Susworini |
| Date Deposited: | 08 May 2020 08:50 |
| Last Modified: | 05 Jan 2022 04:05 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173591 |
Preview |
Text
Nadia Rahma Safitri (2).pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |