Peran Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Penumbuhan Kelembagaan Ekonomi Petani Pada Kelompok Tani Di Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri.

Sari, Devi Yunita (2019) Peran Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Penumbuhan Kelembagaan Ekonomi Petani Pada Kelompok Tani Di Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penyuluhan pertanian merupakan kegiatan penting dan strategis yang tidak terpisahkan dari pembangunan di sektor pertanian, mengingat keterbatasan yang masih dimiliki sumberdaya manusia dalam mendorong kemandirian petani. Disisi lain adanya perubahan lingkungan strategis yang berkembang pada abad 21 dengan isu globalisasi, keamanan pangan dan pembangunan berkelanjutan, petani dituntut untuk menguasai teknologi pertanian yang memadai dan kemampuan bersaing dari para petani menjadi kebutuhan pelatihan agar mampu bertahan di tengah-tengah persaingan ekonomi dunia. Kehadiran dan peranan penyuluh pertanian di tengah-tengah masyarakat tani masih sangat dibutuhkan untuk meningkatkan sumber daya manusia (petani) dalam menyampaikan teknologi sesuai perkembangan zaman. Selain itu penguatan kelembagaan sebagai upaya transformasi kelembagaan petani menjadi kelembagaan yang memiliki fungsi ekonomi atau disebut kelembagaan ekonomi petani penting untuk dilakukan agar mampu bersaing ditengah pasar bebas. Penelitian ini bertujuan 1) Mendeskripsikan proses penyuluhan 2) Mendeskripsikan Hambatan penyuluhan 3) Mengidentifikasi peran penyuluh pertanian lapangan dalam penumbuhan kelembagaan ekonomi petani pada kelompok tani di Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri 4) Mendeskripsikan perubahan peran penyuluh pertanian dalam penumbuhan kelembagaan ekonomi petani pada kelompok tani di Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri. Lokasi penelitian dilakukan di Kelompok Tani Mulur Desa Kencong Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri. Penelitian ini mengunakan metode kualitatif. Informan dalam penelitian ini ditentukan secara purposive sampling dan snowball sampling dengan 9 informan. model analisis mengunakan model interaktif Miles, Huberman & Saldana, terdapat tiga aktivitas dalam analisis data, yaitu kondensasi data (data condensation), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan (verification). Pengujian keabsahan data mengunakan triangkulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelaksanaan penyuluhan dalam penumbuhan kelembagaan ekonomi petani terdiri atas: bimbingan teknis, pembentukan koperasi, fasilitasi badan hukum koperasi dan demplot padi organik. PPL melakukan mensosialisasikan program penumbuhan kelembagaan ekonomi petani kepada petani secara langsung dengan mengunakan media interpersonal dan media hibrida, sehinga petani bersedia bergabung dalam pembentukan koperasi berbadan hukum dan berpartisipasi dalam pengelolaan koperasi. Terdapat hambatan dalam proses penyuluhan yaitu partisipasi petani rendah, kepemilikan aset koperasi, dan perbedaan tujuan antara pengurus maupun petani dalam mengelola koperasi. Peran penyuluhan dalam penumbuhan kelembagaan ekonomi petani yaitu membantu petani merancang dokumen pembentukan koperasi dan badan hukum, memberikan masukan kepada pengurus ketika terjadi kendala dalam pengelolaan koperas, memberikan informasi akses modal, mengarahkan petani untuk ii membentuk koperasi pertanian, mengarahkan petani untuk membentuk struktur organisasi, mengevaluasi serta memotivasi petani untuk berkerjasama memajukan koperasi, menyampaikan aspirasi dari petani ke pusat melalui pendampingan pengajuan bantuan pelatihan, alsintan, dan sarana prasarana pertanian, serta akses pemasaran dan melakukan ubinan pada lahan milik petani. Terdapat perubahan peran penyuluh pertanian dalam penumbuhan kelembagaan ekonomi petani pada kelompok tani di Kecamatan Kepung yaitu berperan sebagai manajemen proses, pengaturan pengoragnisasian sosial, menampung strategi dan aspirasi petani, mengkoordinasi intervensi mereka dengan cara yang jauh lebih adabtif dan fleksibel melalui pengalaman belajar. Dalam menjanlakan peran tersebut organisasi penyuluhan dituntut untuk meningkatkan kapasitas dan mekanisme mereka untuk belajar. Sebagai jembatan yang menghubungkannya kedalam bahasa dan aspirasi para petani. Serta melakukan usaha-usaha inovatif dalam menjalankan program pembangunan pertanian. Saran yang dapat diberikan bagi pemerintah atau pihak yang terkait dapat memperjelas tugas dan peran dalam pendampingan kepada koperasi. Dinas Pertanian dan Dinas Koperasi sebagai penangungjawab dapat memberikan batuan pembinaan dan pelatihan dalam pengelolaan koperasi seperti penyediaan sarana prasarana, pelatihan tertib administrasi, pelatihan manajemen koperasi, dan pelatihan perencanaan usaha koperasi. Selain itu Dinas Pertanian dapat juga memberikan pelatihan kepada penyuluh pertanian agar penyuluh memiliki kapasitas yang memadai dalam melakukan pendampingan dan pengawasan untuk membantu pengurus mengelola koperasi. Penyuluh pertanian lapangan dapat memberikan penghargaan bagi pengurus yang berkinerja baik seperti pujian, hadiah dll, agar termotivasi untuk megelola koperasi. Serta mengadakan pertemuan bagi pengurus koperasi untuk meningkatkan keakraban diantara pengurus.

English Abstract

Agricultural extension is an important and strategic activity that is inseparable from development in the agricultural sector, given the limitations that human resources still have in encouraging the independence of farmers. On the other hand there is a strategic environment change that developed in the 21st century with the issue of globalization, food security and sustainable development, farmers are required to master adequate agricultural technology and the competitiveness of farmers becomes a training need to be able to survive amidst world economic competition. The presence and role of agricultural extension agents in the midst of farming communities is still very much needed to improve human resources (farmers) in delivering technology in accordance with the times. In addition, institutional strengthening as an effort to transform farmer institutions into institutions that have economic functions or are called economic institutions of farmers is important to do in order to be able to compete amid free markets. This study aims at 1) Describing the extension process 2) Describing extension barriers 3) Identifying the role of agricultural extension agents in growing economic institutions of farmers in farmer groups in Kepung Subdistrict, Kediri Regency 4) Describing changes in the role of agricultural extension agents in growing economic institutions of farmers in farmer groups in the Kecamatan Kepung Regency of Kediri. The location of the study was conducted at the Mulur Farmer Group in Kencong Village, Kepung District, Kediri Regency. This research uses qualitative methods. Informants in this study were determined by purposive sampling and snowball sampling with 9 informants. the analysis model using the interactive model Miles, Huberman & Saldana, there are three activities in data analysis, namely data condensation (data condensation), data presentation (data display) and conclusion drawing (verification). Testing the validity of the data using source triangulation and technique triangulation. The results of the study show that the process of implementing counseling in growing the economic institutions of farmers consists of: technical guidance, the formation of cooperatives, facilitation of cooperative legal entities and organic rice demonstration plots. PPL conducts socialization of farmers' economic growth programs directly to farmers by using interpersonal media and hybrid media, so that farmers are willing to join in the formation of legal entities and participate in cooperative management. There are obstacles in the extension process, namely low farmer participation, cooperative asset ownership, and differences in objectives between management and farmers in managing cooperatives. The role of extension in the development of farmer economic institutions is to help farmers design documents for the formation of cooperatives and legal entities, provide input to management when there are obstacles in managing cooperatives, provide information on access to capital, direct farmers to form agricultural cooperatives, direct farmers to form organizational structures, evaluate and motivating farmers to collaborate in advancing cooperatives, conveying iv aspirations from farmers to the center through mentoring the submission of training assistance, Alsintan, and agricultural infrastructure facilities, as well as access to marketing and doing tying on land owned by farmers. There is a change in the role of agricultural extension workers in the growth of farmers 'economic institutions in farmer groups in Kepung Subdistrict, namely acting as a process management, organizing social organization, accommodating farmers' strategies and aspirations, coordinating their interventions in a far more additive and flexible way through learning experiences. In implementing this role extension organizations are required to increase their capacity and mechanisms for learning. As a bridge that connects it to the language and aspirations of farmers. And make innovative efforts in carrying out agricultural development programs. Suggestions that can be given to the government or related parties can clarify tasks and roles in assisting cooperatives. The Office of Agriculture and the Office of Cooperatives as responsible can provide guidance and training in the management of cooperatives such as the provision of infrastructure, orderly administrative training, cooperative management training, and cooperative business planning training. In addition, the Department of Agriculture can also provide training to agricultural extension workers so that extension workers have adequate capacity in conducting mentoring and supervision to help administrators manage cooperatives. Field extension workers can give awards to administrators who perform well such as praise, prizes, etc., to be motivated to manage cooperatives. As well as holding a meeting for the management of the cooperative to increase familiarity between the management.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2019/203/051906946
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies > 630.7 Education, research, related topics > 630.71 Education / Agricultural education > 630.715 Adult education and on-the-job training / Agricultural extension work / Agricultural extension workers
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 24 Aug 2020 07:18
Last Modified: 24 Aug 2020 07:18
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173531
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item