Pengaruh Sistem Pengolahan Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Ubi Jalar (Ipomea batatas L)

Nimbafu, Emanuel (2019) Pengaruh Sistem Pengolahan Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Ubi Jalar (Ipomea batatas L). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Ubi jalar (Ipomea batatas L.) Ialah tanaman pangan penghasil karbohidrat yang dimanfaatkan umbinya. Selain sebagai penghasil karbohidrat ubi jalar mengandung bebrbagai kandungan nutrisi diantaranya adalah lemak, protein, vitamin A, vitamin C, mineral dan senyawa antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh (Ratnaningsih et al., 2006). Peranaan penting dari tanaman ubi jalar perlu diupayakan peningkatan produksinya. Dalam upaya peningkatan pertumbuhan dan produksi ubi jalar salah satu faktor yang ikut menentukan pertumbuhan dan produksi yang lebih baik adalah pengolahan tanah. Pengolahan tanah memberikan efek positif terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Dengan pengolahan tanah dapat menciptakan kegemburan dengan aerasi tanah yang lebih baik shingga penyerapan unsur hara, air dan udara berlansung maksium. Oleh sebab itu pemilihan sistem pengolahan tanah yang tepat akan sangat menentukan pertumbuhan maupun produksi tanaman yang lebih baik. Pengolahan tanah terdiri dari tanpa olah tanah (TOT), pengolahan tanah minimum dan pengolahan tanah maksimum. Selain pengolahan tanah bibit tanaman merupakan salah satu aspek penting dalam budaidaya tanaman. Penggunaan bibit yang berasl dari varietas unggul sangat besar peranaanya karena memiliki berbagai keunggulan yang dapat menjamin pertumbuhan dan prosuksi tanaman yang lebih baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan sistem pengolahan tanah yang sesuai untuk pertumbuhan dan produksi ubi jalar. sedangkan hipotesis dari penelitian ini adalah sistem pengolahan tanah maksimum mampu menghasilkan umbi yang lebih baik dibanding tanpa olah tanah dan olah tanah minimum. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok sederhan dangan 9 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diuji terdiri dari P1: varietas papua salosa + tanpa olah tanah, P2: varietas papua salosa + olah tanah minium, P3: varietas papua salosa + olah tanah maksimum, P4: varitas sawentar + tanpa olah tanah, P5: varietas sawentar + olah tanah minimum, P6: varietas sawentar + olah tanah maksimum, P7: varietas beta 2 + tanpa olah tanah, P8: varietas beta 2 + olah tanah minimum, P9: varietas beta 2 + olah tanah maksimum. Sehingga didapatkan 27 petak percobaan. Perameter yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari komponen pertumbuhan tanaman yang meliputi panjang tanaman, jumlah cabang, jumlah daun, dan luas daun, sedangkan komponen hasil meliputih jumlah umbi pertanaman, panjang umbi pertanaman, dan bobot segar umbi pertanaman. Analisis data hasil penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode uji F pada taraf 5 %. Apabilah terdapat hasil yang berbeda nayata, maka uji lanjutkan dengan menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem pengolahan tanah maksimum mempu memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap perkembangan komponen pertumbuhan tanaman dan komponen hasil beberap varietas ubi jalar yang diuji dibandingkan lahan yang diolah minimum dan yang tanpa diolah. Pada umur pengamatan 80 dan 100 hari setelah tanam (hst) perkembangan panjang tanaman ii varietas sawentar yang dibudidayakan pada lahan yang diolah maksimum memperlihatkan perkembangan panjang tanaman paling terbaik dengan rata-rata sebesar 165.75-198.52 cm. Sedangkan pada umur pengamatan 60-100 hari setelah tanam (hst) perkembangan jumlah daun paling tebaik dipelihatkan olah varietas beta 2 yang dibudidayakan pada lahan yang diolah maksimum masing-masing dengan rata-rata 165.91 sampai 272.16 dan pada umur 80 sampai 100 hari setelah tanaman perkembangan jumlah cabang paling terbaik diperlihatkan juga oleh varietas beta 2 yang dibudidayakan pada lahan yang diolah maksimum dengan rata-rata 17.58-19.51. Pada komponen hasil tanaman varietas beta 2 yang dibudidayakan pada lahan yang diolah maksimum mempu memberikan hasil yang peling terbaik dengan rata-rata jumlah umbi 6.55, panjang umbi 68.57 cm dan bobot segar umbi sebesar 1329.7 gram/tanaman.varietas beta 2 yang dibudayakan pada lahan yang diolah maksimum mampu menghasilkan bobot segar umbi perhektar yang paling baik dengan rata-rata 30.39 ton h-1 dibandingkan yang dibudidayakan pada lahan yang diolah minimum dan yang tanpa diolah.

English Abstract

The sweet potato (Ipomea batatas L). It`s the producer of carbohydrate crops are utilized tuber. A side from being a producer of sweet potato contains various carbohydrate nutrient content of which is fat : protein, vitamin A, vitamin C, minerals and antioxidant compounds beneficial to health (Ratnaningsih et al., 2006). Role important of sweet potato crops are needed to boost production. In an effort to increase the growth and production of sweet potato one of the factors that will determine the growth and better production is soil tillage. Tillage a positive effect on the physical, chemical and biological soil. By processing the soil to create friability with better soil irrigation so that the absorption of nutrients, water and air maximum occurred. Therefore, selection of appropriate soil treatment system that will largely determine the growth and production of better crops. Tillage consisted of no-tillage (TOT), minimum tillage and tillage maximum. In addition to the soil processing plant seeds is one of the important aspects of plant cultivation. The use of seeds of improved varieties derived from a very big role because it has many advantages that can ensure growth and better plant prosuksi. The purpose of this research is to gain ground processing system suitable for the growth and production of sweet potato. whereas the hypothesis of this study is a processing system capable of producing maximum ground tubers were better than no tillage and minimum tillage. This study uses a randomized block design simple dangan 9 treatments and 3 replications. The treatments were composed of P1: varieties of Papua Salosa + no-tillage, P2: varieties of Papua Salosa + tillage minium, P3: varieties of Papua Salosa + tillage maximum, P4: varieties Sawentar + no-tillage, P5: varieties Sawentar + though minimum ground, P6: Sawentar varieties tillage + maximum, P7: varieties of beta 2 + no-tillage, P8: varieties of beta 2 + minimum tillage, P9: varieties tillage beta 2 + the maximum. So we get 27 experimental plots. The parameters observed in this study consisted of components of plant growth which covers the length of the plant, number of branches, number of leaves and leaf area, while the yield components include planting tuber number, tuber crop length, and fresh weight of tuber crops. Analysis of the research data is done using the F test at 5% level. Apabilah are significantly different results, then further tests using the Test of Significant Difference (LSD) at 5% level. The results showed that the maximum ground processing system capable of providing a better effect on the development of components of plant growth and yield components of some varieties of sweet potatoes tested than the minimum cultivated land and without being processed. At the age of 80 and 100-day observation after transplanting (DAT) long development of plant varieties Sawentar is cultivated on land that they cultivate the plants maximum length showed the best growth with an average of 165.75-198.52 cm. While in the observation age of 60-100 days after planting (dap) increase in the number of leaves if the varieties most best shown if varieties of beta 2 cultivated on land that they cultivate the maximum each with an average of 165.91 to 272.16 and at age 80 to 100 days after crop development branch number of the most best iv demonstrated also by the variety of beta 2 cultivated on land that they cultivate the maximum with average -rata 17:58 to 19:51. In the component of crop varieties of beta 2 cultivated on land that maximum processed able to provide the most best results with the average number of tubers 6:55, length of 68.57 cm bulbs and tubers fresh weight of 1329.7 grams / tanaman.varietas beta 2 were cultivated on land maximum processed able to produce fresh weight of tuber per hectare is best with an average of 30.39 tons h-1 compared cultivated on land that is processed and unprocessed minimum.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2019/162/051906905
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 635 Garden crops (Horticulture) > 635.2 Edible tubers and bulbs > 635.22 Sweet potatoes
Divisions: Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 10 Aug 2020 06:46
Last Modified: 10 Aug 2020 06:46
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173449
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item