Strategi Komunikasi Penyuluh Pertanian Dalam Mensosialisasikan Program Pertanian Korporasi Pada Kelompok Tani Di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang.

Syahra, Latifah Dian (2019) Strategi Komunikasi Penyuluh Pertanian Dalam Mensosialisasikan Program Pertanian Korporasi Pada Kelompok Tani Di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional, baik itu pada pertumbuhan ekonomi, pemenuhan kebutuhan pangan, maupun penyerapan tenaga kerja. Pembangunan pertanian masa mendatang merupakan hal yang sangat penting dilakukan untuk mengatasi permasalahan di sektor pertanian. Salah satu permasalahan di bidang pertanian yaitu kelembagaan petani yang belum memiliki posisi tawar kuat (Kementerian Pertanian, 2015). Untuk mengatasi permasalahan di sektor pertanian khususnya masalah kelembagaan petani yang selama ini hanya berperan sebagai wadah pembinaan teknis dan sosial dengan orientasi utama yaitu mendapatkan fasilitas pemerintah, Kementerian Pertanian pada tahun 2017 mulai menjalankan program pertanian korporasi dengan mengembangkan kawasan pertanian berbasis korporasi petani. Program pertanian korporasi sebenarnya merupakan program yang baik untuk terus dijalanan. Namun, program pertanian korporasi yang digalakkan oleh penyuluh masih sedikit petani yang mengerti dan mau berpartisipasi. Kegiatan sosialiasi program pertanian korporasi perlu dilakukan dengan menggunakan strategi komunikasi yang tepat. Strategi komunikasi yang tepat akan memengaruhi perubahan perilaku petani baik dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan. Melihat pentingnya strategi komunikasi yang diterapkan oleh penyuluh dalam keberhasilan kegiatan sosialisasi suatu program, maka perlu dilakukan analisis strategi komunikasi yang digunakan oleh penyuluh pertanian dalam kegiatan sosialisasi Program Pertanian Korporasi di lokasi penelitian yaitu Desa Purworejo. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan peran penyuluh dalam mensosialisasikan Program Pertanian Korporasi di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang (2) Mengidentifikasi hambatan penyuluh dalam mensosialisasikan Program Pertanian Korporasi di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang (3) Menganalisis strategi komunikasi penyuluh dalam mensosialisasikan Program Pertanian Korporasi di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang dan (4) Menganalisis perubahan perilaku petani bawang merah di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang setelah adanya sosialisasi Program pertanian Korporasi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive atau sengaja. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini dengan menggunakan purposive sampling untuk menentukan informan kunci dan snowball sampling untuk penentuan informan. Informan terdiri dari 3 key Informant terdiri dari 1 penyuluh pertanian, 1 orang pengurus kelompok tani, 1 orang pengurus korporasi dan empat orang informan. Penelitian ini menggunakan analisis data model interaktif Miles Huberman dan Saldana (2014) yang dilakukan dalam 3 langkah yaitu data condensation, data display, dan conclusion drawing ii and verification). Uji keabsahan data pada penelitian ini menggunakan uji kredibilitas dengan triangulasi. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah penyuluh pertanian memiliki beberapa peran di Desa Purworejo yaitu penyuluh berperan sebagai pembimbing dengan memberikan arahan terkait usahatani, melakukan koordinasi dengan pengurus kelompok tani mengenai Program Pertanian Korporasi dan mendampingi pengurus korporasi bawang merah di Desa Purworejo dalam kegiatan sosialisasi program. Kedua, penyuluh berperan sebagai organisator dan dinamisator yang ikut membentuk dan menggerakan organisasi petani di Desa Purworejo. Ketiga, penyuluh berperan sebagai teknisi yang berperan memberikan praktik langsung pada petani, membantu pengurus korporasi dalam teknis pelaksanaan sosialisasi Program dan penyuluh berperan sebagai jembatan penghubung yang membantu menyampaikan inovasi atau informasi dari pusat seperti dari Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang ke petani, selain itu penyuluh merangkum dan menyampaikan aspirasi dari petani ke pusat. Hambatan yang terjadi pada kegiatan sosialisasi Program Pertanian Korporasi di Desa Purworejo meliputi hambatan dalam proses penyampaian yang disebabkan oleh komunikan yang sulit untuk menerima pesan. Kedua adalah hambatan secara fisik yang dialami adalah kondisi rumah anggota kelompok tani yang dijadikan tempat pertemuan rutin belum mampu menampung seluruh anggota kelompok tani yang hadir. Ketiga, hambatan segi semantik (bahasa dan arti perkataan) dalam kegiatan sosialisasi program korporasi tidak terjadi. Hambatan yang terakhir adalah hambatan sosial yang terjadi adalah persepsi petani yang masih kurang baik terkait koperasi yang baru dibentuk. Strategi komunikasi oleh penyuluh pertanian pada sosialisasi Program Pertanian Korporasi di Desa Purworejo adalah dengan membagi kegiatan sosialisasi ke dalam dua tahap. Sosialisasi Program Pertanian Korporasi dilakukan dengan mengkombinasikan tiga bentuk komunikasi yaitu komunikasi antarpersonal, komunikasi kelompok dan komunikasi massa. Komunikasi Antarpersonal dilihat dari siapa sumber informasi, pesan yang disampaikan, media apa saja yang digunakan, dan siapa saja yang menjadi komunikan (receiver) dalam kegiatan sosialisasi. Komunikasi kelompok dilakukan dengan mengadakan kegiatan sosialisasi Program Pertanian Korporasi di tingkat kelompok tani di Desa Purworejo dan Komunikasi Massa terjadi pada pelaksanaan launching atau peresmian Program Pertanian Korporasi dengan melibatkan media online dan media cetak. Perubahan perilaku pada petani setelah adanya sosialisasi Program Pertanain Korporasi di Desa Purworejo adalah perubahan dari segi pengetahuan yang meliputi pengetahuan terkait gambaran umum dan tujuan dari pelaksanaan Program Pertanian Korporasi. Kedua, perubahan sikap yang terjadi pada petani di Desa Purworejo adalah adanya sikap positif petani terhadap program pertanian korporasi ditunjukan melalui kesediaan mereka untuk berpartisipasi pada program dan sikap negatif petani ditunjukan dengan ketidaksediaan petani untuk berpartisipasi dalam Program. Setelah kegiatan sosialisasi Program Korporasi dilakukan belum ada perubahan dari segi keterampilan petani. Hal ini disebabkan sosialisasi Program Pertanian Korporasi yang dilaksanakan masih bersifat informatif.

English Abstract

Agriculture is one sector that has an important role in national economic development, both in economic growth, fulfillment of food needs, and employment. Future agricultural development is a very important thing to do to overcome problems in the agricultural sector. One of the problems in the agricultural sector is the institutional farmers who do not yet have a strong bargaining position (Ministry of Agriculture, 2015). To overcome the problems in the agricultural sector, especially the problems of farmer institutions which have only served as a forum for technical and social development with the main orientation of obtaining government facilities, the Ministry of Agriculture in 2017 began to run a corporate agriculture program by developing a farmer-based corporation. The corporate agriculture program is actually a good program to continue on the road. However, the corporate agriculture program promoted by extension agents is still a small number of farmers who understand and participate. The socialization of corporate agriculture programs needs to be done using the right communication strategy. The right communication strategy will influence changes in farmer's behavior both in knowledge, attitudes and skills. Seeing the importance of the communication strategy implemented by extension agents in the success of the socialization activities of a program, it is necessary to analyze the communication strategies used by agricultural extension officers in the dissemination of the Corporate Agriculture Program at the research location, namely Purworejo Village. The objectives of this study are (1) Describe the role of extension agents in disseminating the Corporate Agriculture Program in Purworejo Village, Ngantang Subdistrict (2) Identifying extension agents' barriers in socializing the Corporate Agriculture Program in Purworejo Village, Ngantang Sub-District Purworejo Village, Ngantang Subdistrict and (4) Analyzing changes in the behavior of shallot farmers in Purworejo Village, Ngantang Subdistrict after the socialization of the Corporate Agriculture Program. This research uses descriptive research with a qualitative approach. The study was conducted in Purworejo Village, Ngantang District, Malang Regency, East Java. Site selection is done purposively or intentionally. The technique of determining informants in this study using purposive sampling to determine key informants and snowball sampling for the determination of informants. The informant consisted of 3 key informants consisting of 1 agricultural instructor, 1 farmer group administrator, 1 corporate administrator and four informants. This study uses an interactive model data analysis of Miles Huberman and Saldana (2014) conducted in 3 steps namely data condensation, data display, and conclusion drawing and verification). The validity test of the data in this study uses a credibility test with triangulation. The triangulation used in this study was source triangulation and technical triangulation. iv The results obtained from this study are that agricultural extension workers have several roles in Purworejo Village, namely extension agents acting as mentors by giving direction related to farming, coordinating with farmer group administrators regarding the Corporate Agriculture Program and assisting the onion corporate management in Purworejo Village in program socialization activities. Secondly, extension agents acted as organizers and dynamists who helped shape and mobilize farmer organizations in Purworejo Village. Third, extension agents act as technicians who play a role in providing direct practices to farmers, assisting corporate managers in the technical implementation of Program socialization and extension agents acting as bridges that help convey innovation or information from the center such as from the Horticulture and Plantation Crops Office to Malang farmers, in addition the instructor summarizes and expresses aspirations from the farmer to the center. The obstacles that occur in the dissemination of the Corporate Agriculture Program in Purworejo Village include obstacles in the delivery process including sender barriers and receiver barriers. The second is the physical barriers experienced are the conditions of the house members of farmer groups that are used as routine meeting places that have not been able to accommodate all members of the farmer groups present. Third, semantic aspects (language and meaning of words) in corporate program socialization activities do not occur. The last obstacle is the social obstacle that occurs is the perception of farmers who are still unfavorable regarding newly formed cooperatives. The communication strategy by agricultural extension agents on the socialization of the Corporate Agriculture Program in Purworejo Village is to divide the socialization activities into two stages. The Corporate Agriculture Program socialization is done by combining three forms of communication, namely interpersonal communication, group communication and mass communication. Interpersonal Communication is seen from the source of information, the message conveyed, what media are used, and who is the communicant (receiver) in the socialization activities. Group communication occurs because socialization activities of the Corporate Agriculture Program are carried out at the farmer group level in Purworejo Village and Mass Communication occurs during the launching or inauguration of the Corporate Agriculture Program involving online media and print media. Behavioral changes to farmers after the introduction of the Corporate Agricultural Program in Purworejo Village is a change in terms of knowledge including knowledge related to the general description and objectives of the implementation of the Corporate Agriculture Program. Second, the change in attitude that occurs to farmers in Purworejo Village is the presence of a positive attitude of farmers towards corporate agriculture programs indicated by their willingness to participate in the program and the negative attitude of farmers indicated by the unwillingness of farmers to participate in the Program. After the Corporate Program socialization program, there was no change in terms of farmers' skills. This is due to the dissemination of the Corporate Agriculture Program which is still informative.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2019/188/051906931
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies > 630.7 Education, research, related topics > 630.71 Education / Agricultural education > 630.715 Adult education and on-the-job training / Agricultural extension work / Agricultural extension workers
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 24 Aug 2020 07:11
Last Modified: 24 Aug 2020 07:11
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173324
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item