Yanti, Ulfah Dwi (2019) Pengaruh Waktu Pemangkasan Pucuk terhadap Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas Mentimun (Cucumis sativus L) Sistem Hidroponik. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan sayuran semusim dari famili cucurbitaceae yang banyak dikonsumsi terutama dalam bentuk segar. Mentimun merupakan tanaman yang terus melakukan pertumbuhan pada fase vegetatif jika pemangkasan pucuk tidak dilakukan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan perbaikan teknik budidaya tanaman adalah pemangkasan pucuk. Menurut Sutisna (2010), melalui pemangkasan pucuk auksin yang terakumulasi pada daerah pucuk akan terdistribusi ke bagian meristem yang lain seperti daerah dekat mata tunas. Waktu pemangkasan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman karena berhubungan erat dengan proses fotosintesis dan juga laju metabolisme. Waktu pemangkasan dapat mengakibatkan peningkatan atau penurunan fotosintat dan hasil tanaman. Pemangkasan pada fase vegetatif menyebabkan pertumbuhan vegetatif akan berkurang, sehingga akan merangsang pertumbuhan generatif karena pemangkasan akan mengurangi produksi auksin (Dewani, 2000) l 2019 di rumah kaca (greenhouse) yang terletak di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Lowokwaru, Kota Malang. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok dengan 6 perlakuan, 4 kali ulangan, dan 4 sampel tanaman setiap ulangan yaitu P1 = varietas roberto tanpa pemangkasan ; P2 = varietas roberto dan pemangkasan pucuk batang utama pada 21 hst ; P3 = varietas roberto dan pemangkasan pucuk batang utama pada 28 hst ; P4 = varietas BM 007 tanpa pemangkasan ; P5 = varietas BM 007 dan pemangkasan pucuk batang utama pada 21 hst ; P6 = varietas BM 007 dan pemangkasan pucuk batang utama pada 28 hst. Pengamatan yang dilakukan meliputi panjang tanaman, jumlah daun, jumlah cabang produktif, berat kering tanaman, umur berbunga, jumlah bunga betina, jumlah bunga jantan, fruit set, umur panen, panjang buah, diameter buah, jumlah buah, bobot segar buah, dan bobot segar buah tanaman-1. Pengamatan dilakukan seminggu sekali hingga panen. Analisis data menggunakan Analysis of Varian (ANOVA) uji F dengan taraf 5%, jika perlakuan terdapat perbedaan nyata maka dilanjutkan dengan menggunakan uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil) taraf 5%. Hasil dari penelitian ini adalah fase pertumbuhan yang tepat untuk dilakukan pemangkasan pucuk pada varietas roberto adalah pada fase vegetatif 28 hst. Pada varietas BM 007 fase pertumbuhan yang tepat untuk dilakukan pemangkasan pucuk belum dapat ditemui, karena perlakuan pemangkasan pucuk dan tanpa pemangkasan pucuk menunjukkan pertumbuhan dan hasil tanaman yang sama. Kombinasi varietas Roberto dan pemangkasan pada 28 hst mampu meningkatkan 20,79% bobot segar buah dan meningkatkan 21.04% bobot segar buah tanaman-1 dibanding dengan perlakuan tanpa pemangkasan.
English Abstract
Cucumber (Cucumis sativus L) is a type of annual vegetable from cucurbitaceae family that mostly consumed by Indonesia people especially when is still fresh. Cucumber will be in the vegetative phase only if without shoot pruning. Effort be made to overcome this problem is by improving the cultivation techniques of the shoot pruning. According to Sutisna (2010), with shoot pruning, auxin will be distributed to other parts of the meristem such as area near the bud. Shoot pruning timing will be effect on growth and crop yield because related to photosynthesis and metabolic rate. Shoot pruning timing can increase or reduce photosynthate and crop yield. Shoot pruning in the vegetative phase will make vegetative growth reduce, so it will stimulate generative growth because shoot pruning will reduce auxin (Dewani, 2000). The research was conducted on February until April 2019 in a Green House at Faculty of Agriculture Brawijaya University, Lowokwaru, Malang City. The method in this research using a Randomized Block Design consist of the 6 treatment that were repeated 4 times and 4 crop samples. There are: P1 = variety Roberto without shoot pruning; P2 = variety Roberto with shoot pruning at 21 DAP; P3 = variety Roberto with shoot pruning at 28 DAP; P4 = variety BM 007 without shoot pruning; P5 = variety BM 007 with shoot pruning at 21 DAP; P6 = variety BM 007 with shoot pruning at 28 DAP. The observation include plant length, number of leaves, number of productive branches, dry weight of plant, flowering time, number of male flower, number of female flower, fruit set, harvest time, fruit length, fruit diameter, number of fruit, fresh fruit weight per fruit and fresh fruit weight per plant. The observation held in every one week. The data results obtained were analyzed using Analysis of Varian (F test) with level 5%. If there is significant difference, then followed by Least Significant Different (LSD) with 5% level. The conclusion of this research is the right growth phase to do shoot pruning in the Roberto variety is in vegetative phase at 28 dap. In BM 007 variety the proper growth phase for shoot pruning has not been found, because the treatment shoot pruning and without pruning shows the same growth and yield of plants. The combination variety Roberto and shoot pruning at 28 DAP did increase 20,79% fresh fruit weight and increase 21.04% fresh fruit weight plant-1 compared with treatment without shoot pruning.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2019/186/051906929 |
Uncontrolled Keywords: | - |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 635 Garden crops (Horticulture) > 635.6 Edible garden fruits and seeds > 635.63 Cucumbers > 635.638 Special cultivation methods; Fertilizers, soil conditioners, growth regulators |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 17 Oct 2019 08:29 |
Last Modified: | 17 Oct 2019 08:29 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173310 |
Actions (login required)
View Item |