Salsabila, Ghina Zahra (2019) Pengaruh Naungan Terhadap Hasil Dan Pertumbuhan Tanaman Kedelai [Glycine Max (L.) Merr.] Dari Beberapa Varietas. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kedelai [Glycine max (L.) Merr.] adalah salah satu komoditi pertanian penting di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan gizi pangan masyarakat. Hal ini berhubungan dengan kandungan protein yang tinggi pada tanaman kedelai. Ditinjau dari segi mutu, protein kedelai yang paling baik mutu gizinya yaitu hampir setara dengan protein daging. Kebutuhan terhadap kedelai semakin meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan bertambahnya penduduk, sementara produksi yang dicapai belum mampu mengimbangi kebutuhan tersebut. Untuk memenuhi jumlah kekurangan ini dan mempertahankan tingkat konsumsi yang cukup pada masa mendatang, hasil tanaman kedelai harus ditingkatkan. Peningkatan produksi kedelai memerlukan beberapa komponen tekhnologi antara lain penggunaan varietas yang adaptif serta perluasan tanaman kedelai dengan pemanfaatan lahan dibawah naungan. Hanya ada dua komponen hasil untuk tanaman kedelai, diantaranya adalah jumlah biji dan berat biji rata-rata (ukuran biji). Jumlah biji kedelai ditentukan oleh jumlah bunga yang dihasilkan, jumlah polong pada tanaman dan jumlah biji per polong. Masalah yang terjadi pada saat pembentukan polong kedelai adalah polong yang lebih awal terbentuk dapat menghalangi pembentukan polong selanjutnya atau terjadinya dominasi polong yang terbentuk lebih awal. Pertumbuhan polong yang tidak maksimal, akan berdampak pada jumlah biji yang ada di dalamnya. Maka dibutuhkan kondisi yang dapat mengurangi dominasi polong yang terbentuk lebih awal. Pemberian naungan pada tanaman kedelai ditujukan untuk mengurangi dominasi polong yang terjadi pada polong yang terbentuk lebih awal. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan januari 2019 hingga maret 2019 di Lahan percobaan FP UB di Desa Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Penelitian dirancang menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan dua faktor. Adapun perlakuan dari kedua faktor tersebut sebagai berikut: Petak utama adalah naungan yang terdiri dari : Tanpa Naungan (N0) dan Naungan (N1). Anak Petak adalah jenis varietas yang terdiri dari : Varietas Wilis (V1), Varietas Tidar (V2), Varietas Brawijaya 1 (V3) dan Varietas Brawijaya 2(V4). Kedua faktor menghasilkan 8 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 5 kali sehingga diperoleh 40 satuan percobaan. Parameter pengamatan yang dilakukan adalah : 1). Pengamatan nondestruktif meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga dan umur berpolong, 2). Pengamatan destruktif meliputi luas daun, bobot kering total tanaman, kadar nitrogen dan klorofil, 3). Pengamatan panen meliputi jumlah polong total per tanaman, bobot polong per tanaman, jumlah biji total per tanaman dan bobot biji per tanaman. Pengamatan pertumbuhan dilakukan secara destruktif maupun non-destruktif pada tanaman nerumur 15 hst dengan interval pengamatan 2 minggu sekali, yaitu pada saat tanaman berumur 15, 30, 45, 60 hst dan pengamatan panen dilakukan pada saat 90%ii polong sudah berwarna kuning kecoklatan, daun-daun menguning, gugur dan batang telah kering pada setiap petak percobaan. Pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji-F pada taraf 5% untuk mengetahui adanya pengaruh nyata dari setiap perlakuan, Jika hasil analisis ragam menunjukan pengaruh perlakuan yang nyata dan menunjukan interaksi pada perlakuan maka analisis dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 5% dan apabila hasil analisis ragam menunjukan pengaruh perlakuan yang nyata tetapi tidak menunjukan interaksi maka analisis dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat interaksi antara perlakuan naungan dan 4 varietas berbeda pada pada komponen hasil dan kandungan klorofil daun, sementara pada parameter pengamatan pertumbuhan dan kandungan nitrogen daun tidak terdapat interaksi. Perlakuan tanpa naungan dengan varietas tidar memberikan hasil yang tertinggi pada jumlah polong, berat polong, jumlah biji dan berat biji tanaman kedelai.
English Abstract
Soybean [Glycine max (L.) Merr.] is one of the important agricultural commodity in Indonesia to meet the nutritional needs of people's food. It is associated with a high protein content in soybean plants. In terms of quality, the best soy protein nutritional quality that is nearly equivalent to meat protein. The need for soybeans is increasing from year to year due to the increasing population, while production is achieved not been able to offset these needs. To meet this shortfall amount and maintain sufficient levels of consumption in the future, the results of soybean crops should be increased. Increased soybean production technology requires several components, among others the use of varieties that are adaptable and expansion of soy planted land use under the auspices of. There are only two components of the results for the soybean crop, such as the number of seeds and seed weight average (grain size). Soybean seed number is determined by the amount of interest generated, a number of pods on the plant and the number of seeds per pod. Problems that occur during the formation of soybean pod is a pod which earlier formed can hinder the formation of the next pod or pods formed domination early. The Growth of pods is not the maximum, will have an impact on the number of seeds in it. Then the required conditions to reduce the dominance of the pods are formed early. Provision of shade on soybean plants is intended to reduce the dominance of the pods that occurs in the pods are formed early. will have an impact on the number of seeds in it. Then the required conditions to reduce the dominance of the pods are formed early. Provision of shade on soybean plants is intended to reduce the dominance of the pods that occurs in the pods are formed early. will have an impact on the number of seeds in it. Then the required conditions to reduce the dominance of the pods are formed early. Provision of shade on soybean plants is intended to reduce the dominance of the pods that occurs in the pods are formed early. This research was conducted in January 2019 until March 2019 in the FP UB Experiment Field in Jatimulyo Village, Lowokwaru District, Malang City.The research use Split Plot Design with two factors. The treatment of these two factors are as follows: The main plot is a shade comprising: Without Shade (N0) and shading (N1). The subplot are varieties consisting of: Wilis Variety (V1), Tidar Variety (V2), UB 1 Variety (V3) and UB 2 Variety (V4). These two factors resulted in 8 combination treatment was repeated 5 times in order to obtain 40 units of the trial.The parameters of the observations made are:1). Non-destructive observations include plant height, leaf number, flowering age and age of pods, 2). Destructive observations include leaf area, total plant dry weight, nitrogen and chlorophyll content, 3). Harvest observations included the total number of pods per plant, pod weight per plant, total seeds per plant and seed weight per plant. Observation of growth was carried out destructive and nondestructive on plants aged 15 days with observational intervals of 2 weeks, namely when plants aged 15, 30, 45, 60 days after planting and observations were made wheniv 90% of the pods were brownish-yellow, the leaves turn to yellow, fall and the stem has dried on each trial plot. Data testing is done by using the F-test at the level of 5% to determine the real effect of each treatment. If the results of the variance analysis show the effect of real treatment and show interaction in the treatment, the analysis is continued with DMRT test at the level of 5% and if the results of variance analysis shows the effect of treatment that is real but does not show interaction, the analysis continued with the LSD test at the level of 5%. The results showed that there was an interaction between the treatment of shade and 4 different varieties on the yield components and chlorophyll content of the leaves, while the observed parameters of growth and nitrogen content of the leaves had no interaction. Treatment without shade with tidar varieties gave the highest yield on the number of pods, pod weight, number of seeds and weight of soybean seed plants.
Other obstract
-
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FP/2019/362/051907126 |
| Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 633 Field and plantation crops > 633.3 Legumes, forage crops other than grasses and legumes > 633.34 Soybeans |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian |
| Depositing User: | Nur Cholis |
| Date Deposited: | 18 Aug 2020 03:02 |
| Last Modified: | 25 Oct 2021 02:32 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173250 |
Preview |
Text
GHINA ZAHRA SALSABILA (2).pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |