Ginting, Egia Pranata (2019) Pengaruh Pengendalian Gulma Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah komoditas hortikultura unggulan yang banyak dimanfaatkan umbinya. Pesatnya peningkatan industri pengolahan makanan juga mempengaruhi peningkatan kebutuhan bawang merah di dalam negeri hingga 5% setiap tahunnya di luar konsumsi untuk restoran, hotel dan industri olahan. Kebutuhan bawang merah akan meningkat setiap tahunnya dan perkembangan produksi bawang merah di Indonesia juga meningkat seiring dengan perkembangan luas panennya. Namun, produktivitas pada tahun 2015 mengalami penurunan di tahun 2016 dari 10,06 ton ha-1 menjadi 9,67 ton ha-1, produktivitas mengalami penurunan sebesar 0,39 ton ha-1 (3,93 persen). Permintaan bawang merah perlu diimbangi dengan kegiatan budidaya yang tepat sehingga produksi dan produktivitas tidak mengalami penurunan karena adanya gangguan gulma. Populasi gulma menentukan persaingan sehingga penurunan hasil produksi tanaman semakin besar. Dalam hal pengendalian gulma ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu pengendalian dengan cara manual, mekanis, kultur teknis, hingga kimia. Metode pengendalian yang paling banyak dilakukan pada saat ini adalah secara kimiawi dengan menggunakan herbisida. Hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan herbisida berbahan aktif oksifluorfen dan penyiangan pada waktu yang tepat dapat menekan pertumbuhan gulma, meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan April 2019 di Desa Kasin, Kecamatan Karangploso, Provinsi Jawa Timur yang terletak pada ketinggian 675 meter di atas permukaan laut. Alat yang digunakan ialah cangkul, alat tugal, sabit, knapsack sprayer, ember, meteran, timbangan digital, oven, penggaris, kamera digital, alat tulis, kertas label dan kuadran ukuran 40 cm x 40 cm. Bahan yang digunakan dalam penelitian ialah bibit bawang merah varietas Super Philip, herbisida dengan bahan aktif oksifluorfen 240 g l-1, herbisida dengan bahan aktif Pendimethalin 330 g l-1, mulsa plastik hitam perak, jerami padi, pupuk Urea, ZA, SP36 dan KCl, serta pupuk kandang sapi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 7 perlakuan pengendalian gulma dengan masing-masing 4 ulangan sehingga terdapat 28 petak percobaan. Perlakuan terdiri dari P0: Tanpa Penyiangan Gulma, P1: Bebas Gulma (Penyiangan setiap 7 hari), P2: Penyiangan 15 hst dan 45 hst, P3: Herbisida bahan aktif Oksifluorfen dengan dosis 1,5 l ha-1 + Penyiangan 45 hst, P4: Herbisida bahan aktif Pendimethalin dengan dosis 1 l ha-1 + Penyiangan 45 hst, P5: Mulsa Plastik Hitam Perak, P6: Mulsa Jerami padi. Uji perbandingan yang digunakan ialah BNT dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan bebas gulma memberikan pengaruh nyata dalam menekan pertumbuhan gulma, sehingga memberikan hasil yang lebih baik dibanding perlakuan pengendalian gulma lainnya. Kombinasi herbisida Oksifluorfen dengan dosis 1,5 l ha-1 + penyiangan 45 hst memberikan hasil yang lebih baik dan berbeda nyata dibanding kombinasi herbisidaii pendimethalin + penyiangan 45 hst. Perlakuan penyiangan 15 hst dan 45 hst, perlakuan mulsa plastik hitam perak dan perlakuan mulsa jerami padi memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata dalam meningkatkan hasil panen bawang merah.
English Abstract
Shallot (Allium ascalonicum L.) is a superior horticultural commodity that is widely used by its tuber. The rapid increase in the food processing industry also affects the increase in the need for shallots in the country by up to 5% annually excluding consumption for restaurants, hotels and processed industries. The requirements for shallots will increase every year and the development of shallot production in Indonesia also increase along with the development of the harvest area. However, productivity in 2015 decreased in 2016 from 10.06 tons ha-1 to 9.67 tons ha-1, productivity decreased by 0.39 tons ha-1 (3.93 percent). The demand for shallots needs to be balanced with proper cultivation so that production and productivity do not decrease due to weed distruption. Weed population determines the competition so that the decline in crop yields gets bigger. In terms of weed control there are several ways that can be done, namely control by manual, mechanical, technical, to chemical. The most common control method currently used is chemically using herbicides. The hypothesis in this study is that the use of herbicides with active oxifluorfen and weeding agents at the right time can suppress weed growth, increase the growth and yield of shallots. The research will be conducted from February to April 2019 in Kasin Village, Karangploso District, East Java Province which is located at an altitude of 675 meters above sea level. The tools used are hoes, tugal tools, sickles, knapsack sprayers, buckets, meters, digital scales, ovens, rulers, digital cameras, stationery, label paper and quadrants 40 cm x 40 cm. The materials used in the study were Super Philip varieties of onion seeds, herbicides with oxifluorfen active ingredients 240 g l-1, herbicides with Pendimethalin 330 g l-1 active ingredient, black silver plastic mulch, rice straw, Urea fertilizer , ZA, SP36, KCl and cow manure 15. This study used a Randomized Block Design (RBD) consisted of 7 weed control treatments with each of the 4 replications so that there were 28 experimental plots. Treatment consists of P0: No Weed Weed, P1: Weed Free (Weed every 7 days), P2: Weeding 15 days and 45 days after planting, P3: Herbicide active ingredient Oxifluorfen at a dose of 1.5 l ha-1 + Weeding 45 days, P4 : Herbicide Pendimethalin active ingredients with a dose of 1 l ha-1 + Weeding 45 days, P5: Black Silver Plastic Mulch, P6: Straw mulch. The comparison test used is BNT with a level of 5%. The results showed that weed-free treatment had a significant effect on suppressing weed growth, thus providing better results than other weed control treatments. The combination of Oxifluorfen herbicide with a dose of 1.5 l ha-1 + weeding 45 hst gave better results and was significantly different than the combination of pendimethalin + weeding herbicide 45 hst. Weeding treatment of 15 days and 45 days, treatment of black and silver plastic mulch and treatment of rice straw mulch gave effects that were not significantly different in increasing the yield of shallots.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2019/360/051907124 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 632 Plant injuries, diseases, pests > 632.5 Weeds |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 18 Oct 2019 08:35 |
Last Modified: | 25 Oct 2021 02:29 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173246 |
Preview |
Text
EGIA PRANATA GINTING (2).pdf Download (1MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |