Model Pnyuluhan Kopi Arabika Pada Petani Kopi di Lingkungan UB Forest (Studi kasus Petani Kopi UB Forest Dusun Sumbersari, Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang

Shoimah, Lailatus (2019) Model Pnyuluhan Kopi Arabika Pada Petani Kopi di Lingkungan UB Forest (Studi kasus Petani Kopi UB Forest Dusun Sumbersari, Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Indonesia merupakan Negara pertanian, yang artinya pertanian memegang peranan penting dan keseluruhan perekonomian nasional. Salah satunya yaitu tanaman industri adalah sebuah anugrah yang harus dijaga serta memiliki konsekuensi tanggung jawab dari manusia. Sebagai paru-paru dunia dalam penyedia oksigen yang sangat berarti bagi kehidupan makhluk lainnya (Indriyanto. 2010). Salah satu upaya dalam mengendalikan kerusakan hutan adalah pentingnya kesadaran bagi petani dan Stakeholder, dimana pertimbangan yang dilakukan tersebut muncul dari prosepsi masyarakat terhadap manfaat yang dirasakan saat berinteraksi secara langsung selama mengelola hutan. Secara konseptual komoditas unggulan hutan UB Forest yaitu kopi Arabika yang mana juga merupakan peranan penting dalam ekonomi untuk meningkatkan penghasilan rakyat yang dapat menunjang kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini (1) Mendeskripsikan aktifitas oetani agribisnis kopi Arabika di lingkungan UB Forest, (2) Mendeskripsikan peran penyuluh pertanian lapang di lingkungan UB Forest, (3) Mendiskripsikan perilaku petani kopi Arabika dalam meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan kemauan, (4) Mennganalisis hubungan aktifitas petani agribisnis kopi dengan perubahan perilaku setelah mengikuti penyuluhan, (5) Menganalisis hubungan peran penyuluh dengan perubahan perilaku petani setelah mengikuti penyuluhan pertanian, (6) Menganalisis hubungan antar perubahan perilaku petani dengan peningkatan produktivitas kopi Arabika di UB Forest. Kegiatan penelitian dilakukan di UB Forest dan dilaksanakan selama bulan Februari-Maret 2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode gabungan (mixed method), dimana peneliti membutuhkan penjelasan tentang variabel, mengumpulkan data kuantitatif, menganalisis angka dan dibantu dengan data kualitatif yaitu wawancara mendalam. Metode untuk mengukur adanya hubungan yang di uji dalam penelitian menggunakan analisis korelasi Rank Spearman. Kesimpulan dai penelitian ini yaitu, pada aktivitas agribisnis petani dalam budidaya kopi Arabika di UB Forest dalam subsistem hulu, onfarm dengan jumlah responden sebanyak 26 petani masuk dalam kategori tinggi. Akan tetapi pada subsistem hilir masuk dalam kategori rendah. Karena petani kurang memiliki kemampuan pada subsistem hilir dan petani UB Forest memang tidak banyak berperan pada kegiatan agribisnis di subsistem hilir. Peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) pada budidaya kopi Arabika di UB Forest yaitu sebagai pengajar, pemimpin, komunikator dan motivator masuk dalam kategori tinggi. Karena, peran Penyuluh Lapangan (PPL) sangat dibutuhkan oleh petani untuk memberikan bimbingan dan informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan petani pada kopi Arabika, agar dapat meningkatkan produktivitas kopi Arabika di UB Forest. Pada perubahan perilaku petani kopi Arabika di UB Forest termasuk dalam kategori tinggi. Karena pengalaman petani dalam berbudidaya kopi Arabika telah bertahun-tahun lamanya, sehingga petani kopi Arabika di UB Forest telah banyak memahami dan memiliki pengetahuan cara budidaya kopi dengan baik. Pada subsistem hulu terdapat hubungan antara subsistem hulu dengan perubahan perilaku yang memiliki jumlah hitung sebesar 0.498, karena kemampuan petani dalam subsistem hulu dikatakan baik maka perubahan perilaku petani juga baik. Pada subsistem onfarm terdapat hubungan antara subsistem onfarm dan perubahan perilaku petani yang memiliki jumlah hitung sebesar 0.375, karena kemampuan petani dalam proses budidaya kopi mulai dari pengolahan lahan, penyemaian, pemupukan dll sudah dikatakan baik maka perubahan perilaku petani juga baik. Sedangkan pada subsistem hilir tidak terdapat hubungan pada susbsistem hilir dan perubahan perilaku yang memiliki jumlah hitung sebesar 0.235, karena rata-rata petani di UB Forest tidak ikut dalam peroses atau kegiatan subsistem hilir ini. Maka perubahan perilaku petani dikatakan rendah. Pada peran Penyuluhan Pertanian Lapang (PPL) sebagai pengajar dengan jumlah hitung sebesar 0.513 yang dinyatakan memiliki hubungan, karena PPL dikatakan mampu dalam memberi ilmu atau informasi kepada petani sehingga petani yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu. Peran PPL sebagai pemimpin dengan jumlah hitung sebesar 0.425 yang dinyatakan memiliki hubungan, karena penyuluh dapat bertanggung jawab dalam adanya kegiatan penyuluhan sehingga petani juga antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan tersebut. Peran PPL sebagai komunikator dengan jumlah hitung sebesar 0.319 yang dinyatakan tidak memiliki hubungan, karena penyuluh kurang dalam menyampaikan aspirasi atau keluhan masyarakat kepada pihak yang berwenang. Peran PPL sebagai motivator dengan jumlah hitung sebesar 0.704 yang dinyatakan memiliki hubungan, karena penyuluh dapat meberikan motivasi, dorongan kepada petani untuk terus melakukan budidaya kopi Arabika dengan baik agar hasil kopi yang diperoleh akan semakin meningkat. Perubahan perilaku petani pada pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan produktivitas dinyatakan memiliki hubungan, karena pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dikatakan baik, yang seharusnya produktivitas kopi meningkat, akan tetapi terkendala pada faktor dilapang seperti naungan yang terlalu.rapat.

English Abstract

Indonesia is an agricultural country, which means that agriculture plays an important role and the overall national economy. One of them is industrial plants is a gift that must be maintained and has consequences of responsibility from humans. As the world's lungs in the supply of oxygen which is very meaningful to the lives of other creatures (Indriyanto, 2010). One effort to control forest damage is the importance of awareness for farmers and stakeholders, where the considerations made arise from the community's perception of the benefits felt when interacting directly during forest management. Conceptually, UB Forest's flagship commodity, namely Arabica coffee, which is also an important role in the economy to increase people's income which can support people's welfare. The purpose of this study (1) Describes the farming activities of Arabica coffee agribusiness in UB Forest environment, (2) Describes the role of field agriculture instructors in UB Forest environment, (3) Describes Arabica coffee farmers' behavior in increasing knowledge, ability and willingness (4) Analyzing the relationship of coffee agribusiness farmers' activities with behavior change after participating in counseling, (5) Analyzing the relationship of the role of extension agents with changes in farmer behavior after participating in agricultural counseling, (6) Analyzing the relationship between changes in farmer behavior and increasing Arabica coffee productivity in UB Forest. The research activity was conducted at UB Forest and was held during February-March 2019. The method used in this study is a mixed method, where the researcher needs an explanation of the variables, collecting quantitative data, analyzing the numbers and assisted with qualitative data, namely in-depth interviews. The method for measuring the relationship that was tested in the study using Rank Spearman correlation analysis. The conclusion of this study is that on agribusiness activities of farmers in Arabica coffee cultivation in UB Forest in the upstream subsystem, onfarm with 26 respondents included in the high category. However, the downstream subsystem is in the low category. Because farmers lack the ability in the downstream subsystem and UB Forest farmers do not play much role in agribusiness activities in the downstream subsystem. The role of Field Agricultural Extension (PPL) in Arabica coffee cultivation in UB Forest, namely as a teacher, leader, communicator and motivator is in the high category. Because, the role of Field Extension (PPL) is needed by farmers to provide guidance and information that can increase farmers' knowledge on Arabica coffee, in order to increase the productivity of Arabica coffee in UB Forest. The change in behavior of Arabica coffee farmers in UB Forest is included in the high category. Because the experience of farmers in cultivating Arabica coffee has been for years, so Arabica coffee farmers in UB Forest have a lot of understanding and knowledge of how to cultivate coffee well. In the upstream subsystem there is a relationship between the upstream subsystem and the behavior change which has a count of of 0.498, because the ability of farmers in the upstream subsystem is said to be good, the change in farmer behavior is also good. In the onfarm subsystem there is a relationship between the onfarm subsystem and changes in farmer behavior that have a count of of 0.375, because the ability of farmers in the coffee cultivation process starting from land processing, seeding, fertilizing etc. has been said to be good, changes in farmer's behavior are also good. Whereas in the downstream subsystem there is no relationship in the downstream system and behavior change which has a count of of 0.235, because the average farmer in UB Forest does not participate in this downstream subsystem or activity. So changes in farmer behavior are said to be low. In the role of Field Agriculture Counseling (PPL) as a teacher with a number of calculated as 0.513 which is stated to have a relationship, because PPL is said to be able to provide knowledge or information to farmers so that farmers who previously did not know became aware. The role of PPL as a leader with a count of is 0.425 which is stated to have a relationship, because the extension agent can be responsible for the extension activities so that farmers are also enthusiastic in participating in the extension activities. The role of PPL as a communicator with a count of is 0.319 which is stated to have no relationship, because the instructor is lacking in conveying community aspirations or complaints to the authorities. The role of PPL as a motivator with a count of is 0.704 which is stated to have a relationship, because extension agents can provide motivation, encouraging farmers to continue to cultivate Arabica coffee well so that the coffee yields obtained will increase. Changes in farmer's behavior on knowledge, attitudes and skills with productivity are stated to have a relationship, because the knowledge, attitudes and skills of farmers are said to be good, which should increase coffee productivity, but are constrained by factors in the field such as shade too.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2019/475/051907249
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies > 630.7 Education, research, related topics > 630.71 Education / Agricultural education
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 18 Aug 2020 03:02
Last Modified: 18 Aug 2020 03:02
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173168
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item