Analisis Nilai Tambah Dan Kelayakan Usaha Briket Arang Tempurung Kelapa Di Cv. Subur Makmur Solo Jawa Tengah

Syawitri, Ditha Anggraini (2019) Analisis Nilai Tambah Dan Kelayakan Usaha Briket Arang Tempurung Kelapa Di Cv. Subur Makmur Solo Jawa Tengah. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tantangan utama pembangunan ekonomi nasional adalah bagaimana mengembangan sektor yang ada terutama sektor pertanian yang di miliki di Indonesia. Selain kekayaan sumberdaya pertanian yang melimpah, Indonesia memiliki modal yang sangat berharga dalam mengembangkan sektor agroindustri, tak dapat di pungkiri adanya UMKM juga menjadi faktor utama dalam pengembangan sektor agrorindustri. Sektor agroindustri merupakan salah satu sektor yang menjadi prioritas pada pasar bebas MEA. Salah satu cara mengembangkan sektro pertanian dapat dilakukan dengan pemberian nilai tambah pada suatu komoditas. Selama ini tempurung digunakan sebagai bahan bakar pada pembuatan kopra, tetapi sebagian besar sisanya terbuang percuma. Nilai ekonomi tempurung kelapa dapat ditingkatkan dengan memanfaatkannya sebagai bahan baku industri, misalnya sebagai bahan baku pembuatan arang aktif. Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis nilai tambah dari usaha pemanfaatan arang tempurung pada CV. Subur Makmur Desa Waru Kota Solo Jawa tengah Menganalisis tingkat kelayakan finansial pemanfaatan tempurung kelapa menjadi briket arang tempurung kelapa di CV. Subur Makmur. Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada agroindustri briket tempurung kelapa di CV. Subur Makmur desa Waru, Kota Solo menunjukkan bahwa nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan arang tempurung kelapa menjadi briket arang ini termasuk kategori tinggi dengan rasio nilai tambah besar dari 40%. Total nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan arang tempurung kelapa menjadi briket arang oleh PT. Subur Makmur adalah sebesar 60,62% sehingga produk briket arang tempurung kelapa memiliki rasio yang berarti jika briket dijadikan produk olahan maka produk yang dihasilkan memiliki nilai dan bisa mendapatkan keuntungan. Maka tiap 1 KG briket arang mendapakan nilai tambah sebesar 60,62% Usaha pembuatan briket arang tempurung kelapa ini memperoleh NPV>0 yaitu sebesar 398.858.007 yang artinya bahwa usaha pembuatan briket arang ini mendapatkan keuntungan selama proyek berjalan dan dikatakan layak. Perbandingan penerimaan dari usaha lebih besar daripada jumlah biaya yang dikeluarkan untukii memperolehnya, atau dengan kata lain usaha produksi briket arang tempurung kelapa akan mendapatkan tambahan penerimaan Rp.1,1 dari setiap pengeluaran Rp1,00 dan kerena nilai Net B/C ini lebih besar dari 1 (Net B/C>1), maka usaha briket arang tempurung kelapa ini layak untuk dilanjutkan Nilai IRR tersebut menunjukan tingkat pengembalian internal proyek sebesar 56,29 persen dan karena IRR> 6,4 persen, maka usaha ini layak dan menguntungkan. Payback Period pada usaha briket arang tempurung kelapa yaitu 1,42 tahun. Informasi ini menyatakan bahwa seluruh biaya investasi dapat dikembalikan dalam jangka waktu 1 tahun 5 bulan . Hal ini berarti usaha ini sudah dapat menutupi biaya investasi awalnya sebelum umur usaha berakhir. Bila dibandingkan dengan umur usaha yakni selama 2 tahun, maka jangka waktu pengembalian modal usaha lebih cepat dari pada umur usaha sehingga usaha briket arang ini layak untuk dikembangkan.

English Abstract

The main challenge of national economic development is how to develop existing sectors, especially the agricultural sector which is owned in Indonesia. In addition to the abundant wealth of agricultural resources, Indonesia has a very valuable capital in developing the agro-industry sector, it cannot be denied that the existence of MSMEs is also a major factor in the development of the agrorindustrial sector. The agro-industry sector is one of the priority sectors in the AEC free market. One way to develop the agricultural sector can be done by giving added value to a commodity. During this time the shell is used as fuel in the manufacture of copra, but most of the rest is wasted. The economic value of coconut shell can be increased by utilizing it as an industrial raw material, for example as a raw material for making activated charcoal. The purpose of this study is (1) Analyze the added value of the business of utilizing shell charcoal on the CV. Subur Makmur Waru Village Solo City Central Java (2) Analyzing the level of financial feasibility of utilizing coconut shell into coconut shell charcoal briquettes in CV. Subur Makmur. Based on the results of research conducted on the coconut shell briquette agroindustry in CV. Subur Makmur Waru village, Solo City shows that the added value generated from processing coconut shell charcoal into charcoal briquettes is included in the high category with a value-added ratio of 40%. The total added value generated from processing coconut shell charcoal into charcoal briquettes by PT. Subur Makmur is 60.62% so that the coconut shell charcoal briquette product has a meaningful ratio if the briquette is made as a processed product, the resulting product has value and can benefit. Then every 1 KG of charcoal briquettes gets added value of 60.62% The business of making coconut shell charcoal briquettes gets NPV> 0 which is equal to 398,858,007 which means that the business of making charcoal briquettes makes a profit during the project and is said to be feasible. Comparison of revenue from business is greater than the total cost incurred to obtain it, or in other words the coconut shell charcoal briquette production business will get an additional revenue of Rp.1, 1 from every expenditure of Rp1.00 and because the Net B / C value is greater than 1 (Net B / C> 1), the coconut shell charcoal briquette business is feasible toiii continue. The IRR value shows the internal rate of return of the project at 56.29 percent and because the IRR> 6.4 percent, this business is feasible and profitable. Payback Period for the coconut shell charcoal briquette business is 1.42 years. This information states that all investment costs can be returned within 1 year and 5 months. This means that this business can cover the initial investment costs before the business ends. When compared with the business life of 2 years, the business capital payback period is faster than the business life so that the charcoal briquette business is feasible to be developed.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2019/319/051907062
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 662 Explosives of explosives, fuels, related products > 662.7 Coke and charcoal > 662.74 Charcoal
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 10 Nov 2020 03:44
Last Modified: 22 Oct 2021 04:07
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173083
[thumbnail of DITHA ANGGRAINI SYAWITRI (2).pdf]
Preview
Text
DITHA ANGGRAINI SYAWITRI (2).pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item