Gurning, Michael Prima Yosua (2019) Penentuan Arah Pengembangan Objek Wisata Bedengan Rph Selorejo, Bkph Kepanjen, Kph Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Objek Wisata Bedengan RPH Selorejo, BKPH Kepanjen, KPH Kabupaten Malang merupakan salah satu bentuk pengelolaan kawasan hutan dengan konsep pengelolaan ekowisata. Objek wisata ini merupakan kawasan hutan produksi milik negara yang kepemilikannya diberikan kepada Perhutani. Kawasan ini dibuka tahun 2007 dengan luas kawasan sebesar 13,7 hektar dan pengelolaannya diserahkan kepada LKDPH Wana Lestari Desa Selorejo. Pengelola kawasan wisata memiliki kendala dalam pengembangannya. Stagnansi kedatangan pengunjung menuju Objek Wisata Bedengan menjadi kendala dan penyebab tersendatnya pengembangan kawasan wisata ini. Persepsi pengunjung terhadap Objek Wisata Bedengan dapat digunakan pengelola dalam arah dan strategi pengembangan kawasan sehingga timbulnya kepuasan dan loyalitas pengunjung terhadap kawasan wisata ini. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola pengelolaan, persepsi pengunjung, dan arah pengembangan Objek Wisata Bedengan sesuai dengan persepsi pengunjung. Sebanyak 18 indikator digunakan sebagai indikator penguji dalam penelitian ini. Keberagaman jenis tanaman, kelestarian tanaman, luas lahan kemah, kawasan bebas sampah, penyediaan warung, penyewaan peralatan kemah, transportasi umum, jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan komunikasi, kualitas jalan, kapasitas jalan, keberagaman akses jalan, kapasitas tempat parkir, kuantitas WC, penyediaan petugas keamanan, penyediaan jalur evakuasi, dan kuantitas rambu keselamatan dipilih sebagai indikator dalam penelitian ini. Data dari setiap variabel dianalisis menggunakan metode analisis skala likert, metode analisis servqual (servqual analysis), dan metode analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum persepsi pengunjung puas terhadap Objek Wisata Bedengan dengan skor rata-rata sebesar 2,10. Persepsi positif pengunjung juga ditunjukan terhadap tiga dimensi variabel penelitian yaitu atribut objek wisata dan daya tarik dengan nilai 0,20, atribut sarana dengan nilai 0,10, dan atribut infrastruktur dengan nilai 0,02. Pengunjung Objek Wisata Bedengan menunjukkan persepsi negatif terhadap dua dimensi variabel penelitian yang diujikan yaitu atribut prasarana dengan nilai -0.13, dan atribut fasilitas pendukung dengan nilai -0.17. Penelitian ini juga menunjukkan hasil bahwa pengunjung Objek Wisata Bedengan puas dengan atribut objek wisata dan daya tarik dengan nilai rata-rata 2,35 dan atribut fasilitas pendukung merupakan atribut yang paling penting menurut pengunjung dengan nilai rata-rata 2,25. Pengujian dengan metode servqual menunjukkan bahwa atribut fasilitas pendukung di kawasan wisata ini merupakan atribut yang menjadi prioritas utama dalam pengembangan menurut pengunjung Objek Wisata Bedengan. Secara berturut-turut atribut objek wisata dan daya tarik dan atribut infrastruktur merupakan atribut yang harus dipertahanankan pihak pengelola Kawasan Wisata Bedengan. Atribut sarana dan atribut prasarana merupakan atribut yang menjadi prioritas rendah dalam usaha pengembangan oleh pihak pengelola Kawasan Wisata Bedengan. Persepsi pengunjung Objek Wisata Bedengan menunjukkan pengelola dapat melakukan usaha pengembangan melalui penambahan jumlah rambuii keselamatan, penambahan papan keterangan pada tiap tanaman, dan penambahan serta perbaikan jalur evakuasi guna peningkatan kuantitas pengunjung Kawasan Wisata Bedengan. Saran yang disamapaikan dalam penelitian ini adalah (1) Pengelola Objek Wisata Bedengan diharapkan dapat melakukan usaha-usaha pengembangan yang menjadi prioritas utama menurut pengunjung untuk meningkatkan kuantitas dan loyalitas pengunjung terhadap Objek Wisata Bedengan. Usaha pengembangan yang aplikatif, inovatif, dan memperhatikan aspek keselamatan dapat dilakukan. Penambahan rambu keselamatan, perbaikan jalur evakuasi, pemberdayaan warga sekitar hutan dalam mengedukasi pengunjung, acara musik dan olahraga berbasis alam, membuka restoran berkonsep hutan, dan membuat marchant shop dapat menjadi pilihan pengelola dalam upaya pengembangan Objek Wisata Bedengan. Menjalin kerjasama dengan pihak dan stakeholder terkait juga perlu dilakukan pihak pengelola dalam rangka pengembangan Objek Wisata Bedengan yang lebih baik kedepannya, (2) Pemerintah daerah maupun pusat yang memiliki wewenang dalam pengelolaan aset negara diharapkan dapat membantu masyarakat khususnya LKDPH Wana Lestari dalam proses pengembangan Objek Wisata Bedengan. Bantuan dana, perbaikan fasilitas, perbaikan infrastruktur merupakan hal-hal yang sangat membantu proses pengembangan Objek Wisata Bedengan, (3) Penelitian ini diharapkan menjadi refrensi dan bahan bacaan yang kemudian dapat dikembangkan oleh para pembaca. Pengembangan penelitian mengenai aspek yang mempengaruhi persepsi pengunjung, pola kemitraan pengelola dan stakeholder, analisis pola komunikasi pengelola dan pengunjung merupakan bentuk pengembangan penelitian yang dapat dilakukan pada penelitian selanjutnya. Harapannya penelitian selanjutnya dapat melengkapi dan menyempurnakan hasil penelitian ini.
English Abstract
Bedengan Tourism Area FPR Selorejo, PFMU Kepanjen, FMU Malang Distirct is one form of forest area management with the concept of manage ecotourism. This tourist area is a state owned production forest area whose ownership is given to Perhutani. This area was opened in 2007 with an area of 13.7 hectares and the management was handed over to VFMP Wana Lestari, Selorejo Village. Tourism area managers have obstacles in their development. Stagnancy of the arrival of visitors to the Bedengan Tourism Area is an obstacle and the cause of the stagnant development of this tourist area. Visitors perceptions of the Bedengan Tourism Area can be used by managers in the direction and strategy of developing this area so that visitors arose satisfaction and loyalty towards this tourist area. This research was conducted to determine management pattern, visitor perceptions and the direction of development of Bedengan Tourism Areas according to the perceptions of visitors. A total of 18 indicators were used as testing indicators in this study. Diversity of plants, sustainability of plants, area of camping, waste-free areas, provision of stalls, rental of camping equipment, public transportation, clean water networks, electricity networks, communication networks, road quality, road capacity, diversity of road access, parking capacity, toilets quantity, provision of security personnel, provision of evacuation routes, and quantity of safety signs were selected as indicators in this study. Data from each variable were analyzed using the Likert scale analysis method, servqual analysis method, and descriptive analysis method. The results of this study indicated that in general the perceptions of visitors were satisfied with the Bedengan Tourism Area with an average score of 2.10. Positive visitors perceptions were also shown on three research variables dimention is tourist object and attraction attribute with a value of 0.20, tourist facility attribute with a value of 0.10, and tourist infrastructure attribute with a value of 0.02. Visitors on Bedengan Tourism Area showed negative perceptions of the two research variables dimention tested, tourist service infrastructure attribute with a value of - 0.13, and tourist supporting facilities attribute with a value of -0.17. This study also shows that visitors are satisfied with tourist object and attraction attribute with an average value of 2,35 and tourist supporting facilities attribute is the most important variable according to visitors with an average value of 2,25. Testing with the servqual method showed that the tourist supporting facility attribute in this tourist area is a variable that is a top priority in development according to visitors to the Bedengan Tourism Area. The object and attraction attribute and infrastructure attribute, respectively are variables that must be maintained by the management of the Bedengan Tourism Area. Tourist facility attribute and service infrastructure attribute are variables that are low priority in the development effort by the Bedengan Tourism Area manager. The perception of visitors to the Bedengan Tourism Area shows that managers can conduct development efforts through increasing the number of safety signs, addingiv information boards to each plant, and adding and improving evacuation routes to increase the quantity of visitors to the Bedengan Tourism Area. Suggestions presented in this study were (1) Managers of Bedengan Tourism Areas are expected to be able to carry out development efforts which are the top priority according to visitors to increase the quantity and loyalty of visitors to the Bedengan Tourism Area. Applicative, innovative development efforts and attention to safety aspects can be carried out. Addition of safety signs, improvement of evacuation routes, empowerment of residents around the forest in educating visitors, nature-based music and sports events, opening a restaurant with a forest concept, and making a marchant shop can be the manager's choice in developing a Bedengan Tourism Area. Collaborating with related stakeholders also needs to be carried out by the management in the framework of developing a better Tourism Area in the future, (2) Regional and central government who have authority in managing state assets are expected to be able to help the community, especially Wana Lestari LKDPH in the process of developing Tourism Objects. Financial assistance, facility improvements, infrastructure improvements are things that are very helpful in the process of developing Tourism Objects, (3) This research is expected to be a reference and reading material which can then be developed by readers. Development of research on aspects that affect visitor perceptions, managerial and stakeholder partnership patterns, analysis of managerial and visitor communication patterns can be done ini the future research. The hope for future research can complement and refine the results of this research.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2019/387/051907120 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.4 Secondary industries and services > 338.47 Services and specific products > 338.479 1 Services and specific products (Geography and travel) |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 24 Aug 2020 07:00 |
Last Modified: | 25 Oct 2021 02:22 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173061 |
Preview |
Text
SKRIPSI MICHAEL PRIMA YOSUA GURNING (2).pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |