Perubahan Kondisi Maysarakat Kampung Idiot Pasca Program Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan Berbasis Desa Wisata.

Rini, Dian Puspita (2019) Perubahan Kondisi Maysarakat Kampung Idiot Pasca Program Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan Berbasis Desa Wisata. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pariwisata di Indonesia saat ini menjadi salah satu sektor yang memberikan andil dalam pengembangan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Tahun 2016, jumlah penerimaan devisa dari sektor pariwisata sebesar 176,23 triliun rupiah dengan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB Nasional sebesar 4,13%. Tahun 2017, sektor pariwisata mampu menyumbang devisa sebesar 205,04 triliun rupiah dengan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB Nasional sebesar 5%. (Kementerian Pariwisata Indonesia, 2018). Salah satu pariwisata yang berkembang di Indonesia adalah pariwisata berbasis masyarakat berupa desa wisata. Pariwisata berbasis masyarakat sebagai pendekatan pemberdayaan yang melibatkan peran masyarakat sebagai pelaku utama dalam paradigma baru pembangunan yang berkelanjutan. Adanya desa wisata di suatu daerah yang dikelola dengan baik akan memberikan manfaat dan perubahan terhadap kondisi sosial, ekonomi dan ekologi masyarakat setempat. Desa Karangpatihan merupakan salah satu desa yang menerapkan program desa wisata. Sebelum dikenal dengan desa wisata, Desa Karangpatihan dikenal dengan sebutan kampung idiot karena banyaknya masyarakat yang memiliki keterbelakangan mental dan hidup di bawah garis kemiskinan. Adanya program pemberdayaan desa wisata berbasis masyarakat menjadi suatu alternatif program pemberdayaan masyarakat berkelanjutan yang dapat merubah kondisi ekologi, sosial dan ekonomi masyarakat Desa Karangpatihan menjadi lebih baik. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan implementasi program desa wisata berbasis masyarakat di Desa Karangpatihan Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. (2) Menganalisis perubahan kondisi ekologi, sosial dan ekonomi masyarakat sekitar desa wisata Karangpatihan Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu kualitatif. Informan kunci (key informant) pada penelitian ini berjumlah 3 orang yaitu Kepala Desa Karangpatihan, ketua pengurus ekowisata Gunung Beruk dan ketua pengurus wisata edukasi Rumah Harapan. Sedangkan informan pada penelitian ini berjumlah 17 informan yang terlibat dalam pengelolaan desa wisata Karangpatihan. Implementasi program desa wisata di Desa Karangpatihan telah dinyatakan dengan adanya Surat Keputusan Bupati Nomor 188 tahun 2017 tentang penetapan desa wisata. Pemerintah Desa Karangpatihan bersama dengan masyarakat memanfaatkan sumberdaya alam dan manusia yang dimiliki untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan menghilangkan citra negatif kampung idiot yang telah melekat selama ini melalui program pemberdayaan masyarakat ii berbasis desa wisata. Pengelolaan desa wisata sepenuhnya diberikan kepada masyarakat Desa Karangpatihan. Pengembangan desa wisata berbasis masyarakat di Desa Karangpatihan memberikan perubahan peningkatan pada kondisi ekologi sebesar 0,71, kondisi sosial meningkat sebesar 0,42 dan kondisi ekonomi meningkat sebesar 0,95. Dapat dikemukakan beberapa saran dari penelitian ini antara lain: (1) Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa diharapkan mampu memberikan pembinaan dan arahan kepada masyarakat melalui pelatihan pengelolaan sampah dan pelatihan pariwisata agar menjadi pariwisata yang berkelanjutan secara ekologi. (2) Pengelola Rumah Harapan, perlu melakukan perbaikan pemasaran produk yang dihasilkan. Produk tersebut tidak hanya dipasarkan di depan rumah ketua pengurus Rumah Harapan saja, akan tetapi dapat dipasarkan di ekowisata Gunung Beruk atau wisata lainnya. (3) Kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk meneliti mengenai pengaruh dan dampak ekowisata terhadap kondisi masyarakat tunagrahita.

English Abstract

Tourism in Indonesia is currently one of the sectors that contribute to economic development and public welfare. In 2016, the amount of foreign exchange income from the tourism sector amounted to 176.23 trillion rupiah with the contribution of the tourism sector to the National GDP of 4.13%. In 2017, the tourism sector was able to contribute foreign exchange in the amount of 205.04 trillion rupiah with the contribution of the tourism sector to the National GDP by 5% (Kementerian Pariwisata Indonesia, 2018). One of the tourism developments in Indonesia is community-based tourism. The existence of tourist villages in well-managed areas will provide benefits to the community, economy and ecology of the local community. Karangpatihan Village is one of the villages that has implemented a village tourism program. Before it was known as a tourist village, Karangpatihan Village was known as an kampung idiot, therefore people who had mental retardation and lived above the poverty line. The existence of alternative village-based community empowerment programs Community empowerment programs that can change the ecological, social and economic conditions of the Karangpatihan community are better. From the description above, the objectives of this study can be formulated: (1) Describe the program for organizing community-based tourism villages in Karangpatihan Village, Balong District, Ponorogo Regency. (2) Analyzing the ecology, social and economy of the community around the Karangpatihan tourism village in Balong District, Ponorogo Regency. The research method used qualitative approach. The key informant) in this research led 3 people namely the Karangpatihan Village Chief, the head of the Gunung Beruk ecotourism and the head of the edutourism for the Rumah Harapan. While the informants in this study moved 17 informants involved in the management of Karangpatihan tourism village. Implementation of tourism village program in Karangpatihan Village has been stated by the Regent's Decree Number 188 of 2017 concerning the establishment of tourist villages. The Karangpatihan Village Government together with the community uses natural and human resources they have to improve the living standards of the people and eliminate the negative image of idiot villages that have been inherent so far through village-based community empowerment programs. The management of tourist villages is fully given to the Karangpatihan Village community. The development of community-based tourist villages in Karangpatihan Village gave an increase in changes in ecological conditions of iv 0.71, social conditions increased by 0.42 and economic conditions increased by 0.95. Some suggestions from this study can be put forward: (1) Local Government and Village Government are expected to be able to provide guidance and direction to the community throught training waste management and tourism training to become ecologically sustainable tourism. (2) Rumah Harapan Manager, needs to make improvements to the marketing of the products produced. The product is not only marketed in front of the house of the head of the management of Rumah Harapan, but can also be marketed at Gunung Beruk ecotourism or other tourism. (3) To the next reseacher, it is expented to examine the mental retardation community about the effect and impact of ecotourism.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2019/42/051906789
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.4 Secondary industries and services > 338.47 Services and specific products > 338.479 1 Services and specific products (Geography and travel)
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 24 Aug 2020 06:57
Last Modified: 24 Aug 2020 06:57
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/172747
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item