Strategi Pengembangan Komoditi Uggulan Sektor Pertanian di Kabupaten Probolinggo

Utami, Dian Dwi (2019) Strategi Pengembangan Komoditi Uggulan Sektor Pertanian di Kabupaten Probolinggo. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Perencanaan pengembangan sektor pertanian di suatu daerah haruslah melihat beberapa karakteristik dari daerah yang akan dikembangkan, seperti karakteristik sosial, ekonomi, dan fisik daerah itu sendiri. Masing-masing daerah memiliki keunggulan sumber daya pertanian yang berbeda yang ditunjukkan oleh pertumbuhan dan peran subsektor yang bersangkutan. Kabupaten Probolinggo mempunyai potensi utama di sektor pertanian yang menyumbang dalam PDRB sebesar 1,44% pada tahun 2017 serta penyerapan tenaga kerja yang besar di Kabupaten Probolinggo. sektor yang memberikan kontribusi terbesar adalah sektor pertanian yaitu 35,92%. Adanya komoditi unggulan di suatu daerah dapat menunjukkan bahwa daerah tersebut mampu bersaing dengan daerah yang lain dengan memanfaatkan komoditi terbaik di daerahnya. Salah satu strategi yang dapat dilakukan dalam meningkatkan daya saing daerah adalah dengan pengembangan sektor-sektor unggulan di tiap wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengidentifikasi komoditi unggulan sektor pertanian yang ada di Kabupaten Probolinggo, (2) Menyusun strategi pengembangan komoditi unggulan yang dapat diterapkan di Kabupaten Probolinggo. Alat analisis yang digunakan Location Quotient, SWOT, dan QSPM. Data yang digunakan berupa data primer yang didapat dari wawancara dengan key person dan data sekunder berupa jumlah produksi komoditi pangan, hortikultura, perkebunan, dan kehutanan yang didapat dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Probolinggo. Hasil analisis LQ yang didapat untuk subsektor tanaman pangan menjadi unggulan di Kecamatan Bantaran dengan komoditi unggulannya yaitu padi hribrida, jagung hibrida, jagung komposit, dan jagung lokal. Strategi pengembangan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan subsektor tanaman pangan adalah mengoptimalkan dukungan dari pemerintah dengan sarana dan prasarana pendukung sektor pertanian Hasil analisis LQ untuk subsektor hortikultura khususnya sayuran menjadi unggulan di Kecamatan Wonomerto dengan komoditi unggulannya yaitu kacang panjang, cabai besar, cabai rawit, tomat, terong, dan ketimun. Sedangkan hasil analisis LQ untuk komoditi buahbuahan menjadi unggulan di Kecamatan Paiton dengan komoditi unggulannya yaitu belimbing, jambu biji, jambu air, pepaya, salak, sawo, sirsak, sukun, anggur, dan melinjo. Strategi pengembangan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan subsektor hortikultura adalah mengembangkan agroindustri dalam skala rumah tangga. Hasil analisis LQ subsektor perkebunan menjadi unggulan di Kecamatan Bantaran dengan komoditi unggulannya yaitu tebu. Strategi pengembangan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan subsektor perkebunan adalah melakukan kemitraan dengan usaha menengah atau usaha besar yang disertai dengan pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar tersebut ii dan memperhatikan prinsip saling memerlukan. Hasil analisis LQ subsektor kehutanan menunjukkan bahwa subsektor kehutanan tidak menjadi subsektor unggulan karena jumlah produksi dari komoditi kehutanan sedikit. Strategi pengembangan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan subsektor ini adalah pembinaan masyarakat desa dalam teknik pengelolaan hutan rakyat. Pembinaan ini merupakan salah satu program dari perum perhutani untuk memanfaatkan lahan dengan mengelola sumberdaya hutan.

English Abstract

Planning for the development of the agricultural sector in an area must look at several characteristics of the area to be developed, such as the social, economic and physical characteristics of the area itself. Each region has different advantages of agricultural resources as indicated by the growth and role of the sub-sector in question. Probolinggo Regency has the main potential in the agricultural sector which contributes to the GRDP of 1.44% in 2017 as well as the large employment in Probolinggo Regency. the sector that contributed the most was the agricultural sector, which was 35.92%. The existence of superior commodities in an area can show that the area is able to compete with other regions by utilizing the best commodities in the area. One strategy that can be done in improving regional competitiveness is by developing superior sectors in each region. This study aims to: (1) Identify the superior commodities of the agricultural sector in Probolinggo, (2) Develop a strategy for developing superior commodities that can be applied in Probolinggo Regency. Analysis tool used by Location Quotient, SWOT, and QSPM. The data used in the form of primary data obtained from interviews with key persons and secondary data in the form of the amount of food commodity production, horticulture, plantation, and forestry obtained from the Department of Agriculture and Food Security of Probolinggo Regency. The results of the LQ analysis obtained for the food crop sub-sector became superior in Bantaran Subdistrict with its main commodities namely hribrida rice, hybrid corn, composite corn, and local corn. The development strategy that can be done to develop the food subsector is to optimize support from the government with supporting facilities and infrastructure in the agricultural sector. The results of the LQ analysis for the horticulture sub-sector, especially vegetables, are superior in Wonomerto District with superior commodities, including long beans, chili peppers, cayenne pepper, tomatoes, eggplant, and cucumber. While the results of LQ analysis for fruit commodities became superior in Paiton Subdistrict with superior commodities, namely star fruit, guava, water guava, papaya, zalacca, sapodilla, soursop, breadfruit, wine, and melinjo. The development strategy that can be done to develop the horticulture sub-sector is to develop agro-industries on a household scale. The results of the LQ analysis of the plantation sub-sector became superior in Bantaran District with its superior commodities, namely sugar cane. The development strategy that can be carried out to develop the plantation subsector is to conduct partnerships with medium-sized businesses or large businesses that are accompanied by coaching and development by medium-sized businesses or large businesses and pay attention to the principle of mutual need. The results of the forestry sub-sector LQ analysis show that the forestry sub-sector is not a superior subsector because the amount of production from forestry commodities is small. The development strategy that can be done to develop this iv sub-sector is fostering rural communities in the techniques of community forest management. This guidance is one of the programs of Perhutani Corporation to utilize land by managing forest resources.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2019/7/051906744
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 658 General management > 658.5 Management of production > 658.57 Research and Development
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 18 Aug 2020 03:00
Last Modified: 31 Aug 2022 03:18
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/172673
[thumbnail of Dian Dwi Utami (2).pdf] Text
Dian Dwi Utami (2).pdf

Download (1MB)

Actions (login required)

View Item View Item