Sobian, Pether (2018) Model Pelestarian Kearifan Lokal Suku Dayak Berbasis Modal Sosial Di Desa Ensaid Panjang Kabupaten Sintang. Doctor thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan modal sosial yang meliputi; jaringan, resiprocity (timbal balik), kepercayaan, norma sosial dan nilai-nilai tradisi atau budaya suku Dayak di desa Ensaid Panjang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Ensaid Panjang yang merupakan satu-satunya desa yang secara konsisten masih memelihara tradisi atau budaya suku Dayak dalam kesehariannya. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan data primer, yaitu data yang diperoleh dari lapangan dan dari hasil wawancara mendalam, serta data sekunder yang diperoleh dari arsip desa Ensaid Panjang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Kata purposive berarti sengaja. Jadi purposive sampling artinya, teknik pengambilan sampel secara sengaja. Maksudnya, peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu. Jadi, sampel diambil tidak secara acak, tetapi ditentukan sendiri oleh peneliti. Peneliti menetapkan sendiri ciri-ciri sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab masalah penelitian. Sumber atau informan dalam penelitian ini terdiri dari warga desa Ensaid Panjang, pengurus adat diberbagai tingkatan, pengurus rumah betang (orang yang di tuakan di betang panjang), pengurus desa dan dusun serta para pengrajin tenun desa Ensaid Panjang. Teknik validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data terdiri dari pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1). Aspek kehidupan tradisional yang unik dan budaya di desa Ensaid Panjang masih dipelihara dan dijaga oleh masyarakat setempat dengan baik sebagai sebuah identitas dan kekayaan yang diturunkan dari nenek moyang mereka. 2). Faktor-faktor internal dan eksternal adalah faktor-faktor yang berkontribusi dalam memberikan dinamika atau perubahan bahkan mengikis kehidupan tradisional dan budaya di Ensaid Panjang. 3). Unsur-unsur modal sosial; kepercayaan (trust, belief dan faith), norma-norma dan jejaring adalah basis kehidupan tradisional dan budaya setempat yang terancam eksistensinya oleh faktor-faktor internal dan ekternal, oleh karenanya perlu diperkuat agar kehidupan tradisional yang unik dan budaya setempat tetap terjaga dan lestari. 4). Model pelestarian dari kehidupan tradisional dan budaya perlu disiapkan agar dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan dalam semangat pelestarian budaya. Tujuannya adalah untuk menghidupkan, menguatkan dan melestarikan semua unsur modal sosial yang ada sehingga menjadi kekuatan dan basis lestarinya sebuah kebudayaan. Modal sosial yang menjadi kekuatan masyarakat Dayak Ensaid Panjang adalah; Pertama, gotong royong yang dikenal dalam bahasa Dayak beduruq. Kedua, saling berbagi kebaikan. Masyarakat mempraktekan berbagai kebaikan dengan memberikan secara cuma-cuma hasil buruannya kepada semua keluarga yang ada di bilik rumah bentang secara merata dan adil. Ketiga, saling menghormati dan menghargai. Sikap menghormati dan menghargai satu dengan yang lain sangat baik diperlihatkan di rumah betang. Penghargaan tidak hanya diberikan oleh kaum ‘muda’ kepada mereka yang lebih tua, tetapi juga sebaliknya. Keempat, bertata krama. Tata krama atau adat sopan santun yang mengatur tutur kata, prilaku dan pergaulan masyarakat Dayak Ensaid Panjang sangat dijunjung tinggi. Kelima, harmoni. Masyarakat Ensaid Panjang adalah masyarakat yang harmoni dan mampu menjaga dan menciptakan damai. Harmoni dengan sesama sukunya dan harmoni dengan masyarakat transmigran yang juga hidup bersama-sama dengan masyarakat Dayak didaerah ini. Faktor internal dan eksternal yang mengikis kearifan lokal masyarakat Dayak di desa ini adalah; Pertama, interaksi masyarakat yang sudah semakin berdinamika seiring bertambahnya jumlah penduduk. Interaksi sosial masyarakat dari berbagai pendidikan, pengalaman, dan kepentingan. Kedua, Berdinamikanya saling percaya dan keyakinan sehingga memunculkan sudut pandang yang berbeda dalam melihat dan memahami realita. Ketiga, berkembangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat yang berpengaruh pada kritik terhadap relevansi norma dan adat mali yang selama ini dipegang teguh oleh masyarakat Dayak. Keempat, meluasnya jaringan masyarakat yang memunculkan perubahan pengetahuan, pengalaman dan akses kepada informasi. Kelima, masuknya agama-agama modern, teknologi, berbagai pembangunan fisik dan non fisik, bertambahnya jumlah anggota masyarakat yang terdidik dan faktor ekonomi adalah faktor luar yang mengikis kearifan lokal masyarakat Dayak di desa ini.
English Abstract
The purpose of this study is to describe the lokal wisdom which includes; networks, beliefs, norms, and values of Dayak traditions or local wisdom in Ensaid Panjang. This research uses descriptive qualitative method. This research takes place in Ensaid Panjang village which is the only village that consistently still maintains Dayak traditions or cultures in their daily life. The sources of data in this study were obtained based on primary data that is; data obtained from the field and from the results of indeepth interviews, as well as secondary data obtained from the village archices of Ensaid Panjang. Data collection technique is done by observation, interview and documentation. Sampling technique used in this research is purposive sampling samples. The word ‘purposive’ means ‘deliberately’. So purposive sampling means, intentional sampling technique. That is, researchers determine their own samples taken because there are certain considerations. So the sample was not taken randomly, but determined by the researchers themselves. Researchers set their own characteristics of the sample in accordance with the purpose of research so that it is expected to answer the problem of research. The sources or informants in this study consist of Ensaid Panjang villagers, custom afficials at various levels, the betang (the elderly), the village and hamlet managers as well as the weavers in the Ensaid Panjang village. Technique of data validity using source triangulation technique and triangulation method. Data analysis techniques consist of data collection, data condensation, data presentation, and conclusions. The results of this study indicate that; 1). The unique aspects of traditional life and local wisdom in Ensaid Panjang are still nurtured and maintained by local communities as well as an identity and wealth derived from their ancestors. 2). Internal and external factors are factors contributing factors in providing dynamics or changes and even eroding traditional life and culture in ensaid panjang. 3). Elements of social capital; beliefs, norms, and networks are the basic of traditional life and local wisdom threatened by internal and external factors, and therefore need to be strengthened so that the unique traditional life and local wisdom is maintained and sustainable. 4). A model of preservation of traditional life and local wisdom needs to be prepared to serve as an option in the spirit of cultural preservation. The aim is to live, strengthen, and preserve all the elements of social capital that axists so that it becomes the strength and basic of the local wisdom. The Ensaid Panjang Dayak community is a traditional society whose social cultural system is threatened with extinction by internal and external factors. Dayak life in this village is very unique because it is a differentiator as well as the identity of Dayak people. These villagers live in local wisdom which is the unifying force and endurance of the people to the flow of globalization. the community lives on one long house but it does not mean living together. Betang house have booths that are a very well goarded private space. The Chambers are goarded by morality, customary law, cutom of mali. Social capital becoming the social power of the first Dayak people; Mutual cooperation. In the Dayak language called beduruq. Second, share goodness. Peo;oe live in haring, for example by distributing free of chrge to every family in Betang Panjang with equal and fair. Third, mutual respect. this attitude is still well demonstrated by the local community. Respect is given of the old to the young so vice versa. Fourth, manners. Customs manners that govern speech words, behaviour and social interaction is highly upheld. Fifth, harmony. The community is able to maintain and create harmony and peace with both Dayak tribe and transmigration community who live together in the village. Internal and external factors that erode local wisdom in Ensaid Panjang are; First, the increasingly dynamic community interaction as the population grows. The dynamics are cause by the increasing of educated society, experienced and increasingly complex and big demand of life needs. Second, the dynamism of mutual trust that gave rise to different angles of view in seeing and understanding reality. Third, the growing knowledge and experience of the community that influences the critique of the relevance of customary norms and Dayak culture. Foruth, the widespread network of communities that influence the change of knowledge, experience, and access to information. Fifth, the entry of modern religions, technology, various physical and non-physical development, the increasing number of educated people and economic factors are external factors that contribute to eroding local wisdom.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Doctor) |
---|---|
Identification Number: | DIS/305.809 598 3/SOB/m/2018/061810555 |
Uncontrolled Keywords: | CULTURE, DAYAK (INDONESIA PEOPLE-SOCIAL CONDITIONS) |
Subjects: | |
Divisions: | Program Pascasarjana > Doktor Kajian Lingkungan, Program Pascasarjana |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 10 Sep 2019 02:40 |
Last Modified: | 10 Sep 2019 02:41 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/172615 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |