Sitanggang, Gilbert Dwi Alfrianto (2019) Pengaruh Rasio Tulangan Terhadap Kuat Lentur Balok dengan Semen Slag dan Fly Ash. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Upaya mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan limbah adalah dengan inovasi pemanfaatan limbah. Inovasi pemanfaatan limbah diterapkan dalam bidang konstruksi yaitu limbah produk sampingan pemisahan antara besi/baja sebagai bahan substitusi semen dan limbah sisa pembakaran batu bara atau yang sering disebut dengan fly ash sebagai bahan admixture beton. Untuk memberikan kekuatan tambahan dan untuk mengeleminasi kelemahan struktur beton maka diberikan tulangan pada beton. Pada penelitian ini dibuat benda uji dengan dimensi 15 x 15 x 100 cm dengan menggunakan komposisi semen slag sebagai substitusi sebesar 0%, 10%, 40%, dan 70%. Sedangkan variasi rasio tulangan yang digunakan yaitu rasio tulangan minimum, setengah maksimum, dan maksimum. Balok beton bertulang juga menggunakan fly ash sebesar 20% tambahan dari total semen yang direncanakan. Terdapat dua jenis mutu yang direncakan yaitu K-350 dan K-275. Untuk campuran balok yang menggunakan rasio tulangan minimum dan setengah maksimum terdapat masing masing tiga sampel, akan tetapi untuk rasio tulangan maksimum terdapat satu buah sampel. Sehingga total benda uji sebanyak 56 buah. Pada pengujian balok dilakukan dengan memberi beban dua titik di tengah bentang dengan jarak yang simetris. Pembebanan balok dilakukan secara bertahap dengan interval 200 kg untuk rasio tulangan minimum dan interval 500 kg untuk rasio tulangan setengah maksimum dan maksimum hingga beban tidak dapat dinaikkan lagi dan balok mengalami keruntuhan. Data yang diperoleh dari pengujian lentur untuk dianalisis antara lain beban dan lendutan. Hasil penelitian yang didapatkan adalah semakin besar rasio tulangan memberikan peningkatan beban maksimum yang dapat ditahan dan balok semakin kuat menahan lendutan. Untuk balok mutu beton rencana (K-350) besar peningkatan beban maksimum dari rasio tulangan minimum (0,58%) ke rasio tulangan setengah maksimum (2,49%) hingga ke rasio tulangan maksimum (4,98%) secara berturut 41,9% dan 22,05%. Untuk balok mutu beton rencana (K-275) besar peningkatan beban maksimum dari rasio tulangan minimum (0,58%) ke rasio tulangan setengah maksimum (1,94%) hingga ke rasio tulangan maksimum (3,87%) secara berturut 46,49% dan 12,555%. Sedangkan lendutan maksimum pada balok terjadi mayoritas pada rasio tulangan minimum.
English Abstract
Efforts to reduce the environmental pollution due to waste is by the innovation utilization of waste. Innovation waste utilization applied in the field of construction, namely the waste byproduct of the separation between the iron/steel as the material substitution of cement and waste combustion of coal or what is commonly called fly ash as a material admixture in concrete. To give additional strength and to eliminate the weakness of the concrete structure then given reinforcement in the concrete. In this study, specimens with dimensions of 15 x 15 x 100 cm with the use of the composition of slag cement as a substitution of 0%, 10%, 40%, and 70%. While the ratio of reinforcement is used that is the ratio of the minimum reinforcement, the maximum half, and maximum. Reinforced concrete beams also use fly ash by an additional 20% of the total planned cement. There are two types of quality are planned, namely the K-350 and K-275. To a mixture beams using the reinforcement ratio of the minimum and half maximum of each of the three samples will be but for the reinforcement ratio of the maximum there is one fruit sample. So the total test objects as much as 56 pieces. In the testing of beam is done by giving a load of two point in the middle of the span to the distance which is symmetrical. The loading beam is carried out gradually at intervals of 200 kg for the reinforcement ratio to minimum and intervals of 500 kg to the ratio of reinforcement half-maximum and maximum loads can not be raised again and the beam has collapsed. Data obtained from flexural testing for analysis include loads and deflection. The results obtained is the greater the ratio of reinforcement provide an increase of the maximum load that can be retained and the stronger the beam is to withstand deflection. For the beam quality of the concrete plan (K-350) a large increase the maximum load of the minimum reinforcement ratio (0.58%) to the maximum half of the reinforcement ratio (2.49%) to maximum reinforcement ratio (4.98%) in a row of 41.9% and 22.05%. For concrete quality beam plan (K-275) a large increase the maximum load of the minimum reinforcement ratio (0.58%) to the maximum half of the reinforcement ratio (1.94%) to maximum reinforcement ratio (3.87%) in a row of 46.49% and 12.555%. While the maximum deflection on the beam occurs majority of the minimum reinforcement ratio. Keywords: Slag Cement, Reinforcement Ratio, Load, Deflection.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2019/379/051904975 |
Uncontrolled Keywords: | Semen Slag, Rasio Tulangan, Beban, Lendutan. Slag Cement, Reinforcement Ratio, Load, Deflection. |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 628 Sanitary engineering > 628.4 Waste technology, public toilets, street cleaning > 628.44 Solid wastes (Refuse) > 628.445 Treatment and disposal > 628.445 8 Conversion into useful products |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Sipil |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 24 Aug 2020 06:56 |
Last Modified: | 24 Aug 2020 06:56 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/172601 |
Actions (login required)
View Item |