Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi dan Tataniaga Mangga (Mangifera indica) di Desa Gedangan, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik

Nursawitri, Affizah (2019) Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi dan Tataniaga Mangga (Mangifera indica) di Desa Gedangan, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Mangga merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki potensi menguntungkan untuk dibudidayakan, karena sebagian besar penduduk Indonesia mengkonsumsi mangga dan dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan semakin meningkat. Salah satu daerah penghasil mangga sekaligus sebagai kawasan agropolitan mangga di Jawa timur adalah Kabupaten Gresik bagian utara. Jumlah produksi, produktivitas, dan tanaman mangga menghasilkan di Kabupaten Gresik berfluktuasi tiap tahunnya. Rata-rata produksi dan produktivitas mengalami pertumbuhan positif. Sedangkan rata-rata tanaman mangga menghasilkan mengalami pertumbuhan yang negatif, dimana penurunan tanaman menghasilkan mengindikasikan luas areal pertanaman yang semakin berkurang. Hal tersebut menunjukkan bahwa kenaikan produksi disebabkan oleh kenaikan produktivitas, bukan disebabkan oleh meningkatnya luas areal pertanaman, dalam artian bahwa usahatani mangga yang dilakukan belum efisien. Kurang efisiennya petani dalam mengusahakan komoditas mangga dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti petani yang belum menerapkan penggunaan input-input produksi dengan tepat. Sehingga, menghasilkan jumlah produksi yang belum optimal. Salah satu wilayah yang menghadapi kendala tersebut adalah Desa Gedangan, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik. Adanya kondisi agroklimat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman mangga belum dapat dimanfaatkan oleh petani karena penggunaan input-input produksi yang kurang tepat seperti pengendalian OPT yang tidak efisien. Mangga tidak hanya memiliki permasalahan pada aspek produksi, namun juga pada proses tataniaganya. Sebagian besar petani menjual hasil panen mangga kepada tengkulak yang memberikan harga jual terlalu rendah terutama saat musim panen raya, yaitu antara Rp 3.000 - Rp5.500 per kg. Sehingga, bagian yang diterima petani lebih rendah. Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: 1). Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap produksi komoditas mangga di Desa Gedangan, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, 2). Menganalisis saluran tataniaga mangga di Desa Gedangan, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, 3). Menganalisis marjin tataniaga dan farmer’s share di tiap lembaga tataniaga di Desa Gedangan, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik. Penelitian ini dilakukan di Desa Gedangan, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik pada Bulan Februari hingga April 2019. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Metode pengambilan sampel menggunakan dua teknik penentuan responden, yaitu metode sensus untuk menentukan sampel petani mangga sebanyak 35 orang dan metode snowball sampling untuk menentukan sampel lembaga tataniaga yang terlibat dalam tataniaga mangga. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi ii berganda dengan fungsi produksi Cobb-Douglas dan analisis deskriptif. Faktor produksi yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari luas lahan, jumlah pohon, jumlah tenaga kerja, jumlah ZPT, jumlah insektisida, jumlah pupuk kimia, dan jumlah pupuk kandang. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel luas lahan, jumlah pohon, jumlah ZPT, dan jumlah pupuk kandang memiliki pengaruh signifikan terhadap produksi mangga, karena nilai probabilitas lebih kecil dari α=0,1. Variabel yang memiliki pengaruh terbesar adalah jumlah pohon karena memiliki koefisien regresi sebesar 0,5363. Sedangkan, variabel jumlah tenaga kerja, jumlah insektisida, dan jumlah pupuk kimia tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi mangga. Saluran tataniaga mangga membentuk 5 pola, yaitu: 1). Saluran I: petani – tengkulak – pedagang besar – pedagang pengecer – konsumen, 2). Saluran II: petani – tengkulak – pedagang besar – konsumen, 3). Saluran III: petani – tengkulak – pedagang pengecer – konsumen, 4). Saluran IV: petani – pedagang pengecer luar kabupaten – konsumen, (5). Saluran V: petani – pedagang pengecer kecamatan – konsumen. Dari kelima saluran tersebut, diperoleh nilai marjin tataniaga terbesar ada pada saluran tataniaga I (Grade A), sebesar Rp 13.250 dan nilai marjin tataniaga terkecil ada pada saluran tataniaga IV (Grade A,B,C), yaitu masing-masing sebesar Rp 3.250,- Rp 2.250,- dan Rp 2.750,-. Sedangkan, nilai farmer’s share terbesar ada pada saluran tataniaga IV Grade A,B,C), yaitu masing-masing sebesar 59,37%, 67,81%, dan 58,33%. Nilai farmer’s share terkecil ada pada saluran tataniaga I, yaitu sebesar 29,30%.

English Abstract

Mango is one of the horticultural commodities that has the potential to be cultivated because most of Indonesia's population consumes mango and from year to year it tends to increase. One of the mango producing areas as well as the mango agropolitan area in East Java is the northern Gresik Regency. The amount of production, productivity, and mango plants produce in Gresik Regency fluctuates every year. Average of production and productivity show a positive growth. While, the average mango plant produces shows a negative growth, which the decrease in yielding plants indicates that the land area is decreasing. This shows that the increase in production is caused by an increase in productivity, not due to the increase in planted area, in the sense that mango farming is not efficient. The lack of efficiency of farmers in cultivating mango commodities can be caused by several factors, such as farmers who have not applied the use of production inputs correctly. So that, produce the amount of production can’t be optimal. One of the areas facing these obstacles is Gedangan Village, Sidayu District, Gresik Regency. The existence of agroclimatic conditions that are in accordance with the requirements for growing mango plants cannot be utilized by farmers because of inappropriate use of production inputs such as inefficient pest control. Mangoes not only have problems in the production aspect, but also in the processing process. Most farmers sell mango crops to middlemen who offer too low selling prices, especially during the harvest season, which is between Rp. 3,000 - Rp.5,500 per kg. Thus, the portion received by farmers is lower. Based on this explanation, this research was conducted with the aim of: 1). Analyzing the factors that significantly influence the production of mango commodities in Gedangan Village, Sidayu District, Gresik Regency, 2). Analyzing mango trading channels in Gedangan Village, Sidayu District, Gresik Regency, 3). Analyze the trading margin and farmer's share in each trading institution in Gedangan Village, Sidayu District, Gresik Regency. This research was conducted in Gedangan Village, Sidayu District, Gresik Regency in February untill April 2019. The type of research used in this study is a quantitative approach. The sampling method used two techniques of determining respondents, first, the census method to determine the sample of 35 mango farmers and the snowball method to determine the sample of the trading institutions involved in mango trading. The method of data collection is done through observation, interviews, and documentation. The data analysis method used is multiple regression analysis with Cobb-Douglas production functions and descriptive analysis. The production factors used in this study consisted of land area, number of trees, number of workers, number of ZPT, number of insecticides, amount of inorganic fertilizer, and amount of manure. iv The results of the study showed that the variable area of land, number of trees, number of ZPT, and the amount of manure had a significant influence on mango production, because the probability value was smaller than α = 0.1. The variable that has the greatest influence is the number of trees because it has a regression coefficient of 0,5363. Whereas, the variable number of labor, the number of insecticides, and the amount of inorganic fertilizer did not have a significant effect on mango production. The mango trading channel forms 5 patterns, namely: 1). Channel I (Grade A): farmers - middlemen - wholesalers - retailers - consumers, 2). Channel II (Grade B): farmers - big traders - retailers - consumers, 3). Channel III (Grade B): farmers - retailers - consumers, 4). Channel IV (Grade C): farmers - retailers out sub district – consumers, (5). Channel V: farmers – retailers in district – consumers. Of the five channels, the biggest trading margin value is obtained on the trading system I (Grade A), amount to Rp 13.250 and the smallest trading margin value is in the IV trading channel (Grade A,B,C), each amount to Rp 3.250,- Rp 2.250,- and Rp 2.750,-. Meanwhile, the smallest farmer share value is in trading system I, which is equal to 29,30% and the biggest farmer share value is in IV trading channel, each amount to 59,37%, 67,81%, and 58,33%.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2019/15/051906727
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.14 Factors affecting production
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 18 Aug 2020 02:59
Last Modified: 16 Jan 2023 01:50
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/172574
[thumbnail of Affizah Nursawitri (2).pdf] Text
Affizah Nursawitri (2).pdf

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item