Nata, Yanuar Adi (2019) Identifikasi Rantai Pasok dan Analisis Manajemen Risiko Usahatani Padi Organik (Studi Kasus di Desa Sumberngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Gaya hidup sehat mendorong konsumen mulai memilih makanan yang sehat untuk asupan tubuhnya, salah satunya adalah mengkonsumsi beras organik yang berasal dari hasil pertanian organik. Pertanian organik didasarkan pada penggunaan masukan eksternal yang minimum, serta menghindari penggunaan pupuk dan pestisida sintetis. Beras organik sangat baik bagi kesehatan karena bebas dari bahan kimia berbahaya. Kelompok Tani Sumber Makmur I dikenal sebagai pelopor pertanian organik di Desa Sumberngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang yang dimulai pada tahun 2000 dan menjadi pertanian organik secara penuh pada tahun 2003. Kelompok Tani Sumber Makmur I memiliki ratarata produksi sebanyak 18,99 ton beras pada musim kemarau dan 30,8 ton beras pada musim hujan. Budidaya padi yang menghasilkan beras organik membutuhkan rantai pasok yang eksklusif sesuai dengan sifat keeksklusifan produk. Selain itu pada dasarnya pengembangan usahatani padi organik tidak lepas dari beberapa risiko termasuk Kelompok Tani Sumber Makmur I yang juga dihadapkan oleh beberapa risiko. Pada penelitian yang dilakukan oleh Gita Dwi Prastanti tahun 2014 serta survei yang dilakukan penulis diketahui bahwa petani di Desa Sumberngepoh dihadapkan oleh beberapa risiko dalam melakukan usahatani padi organik daiantaranya adalah risiko produksi, risiko sumber daya manusia, risiko harga, dan risiko pendapatan. Selain itu terdapat fenomena menurunnya jumlah anggota dari 42 anggota pada tahun 2014 menjadi 27 petani anggota pada tahun 2018. Maka penelitian ini dilakukan untuk (1) mengidentifikasi rantai pasok input produksi dan output petani padi organik (2) menganalisis risiko yang dihadapi oleh petani dalam usahatani padi organik dan (3) menentukan strategi dalam mengatasi risiko usahatani yang dihadapi oleh petani guna meningkatkan minat petani dalam melakukan usahatani padi organik untuk memenuhi kebutuhan beras organik di masyarakat. Penelitian ini dilakukan di kelompok tani Sumber Makmur I Desa Sumberngepoh, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur yang dilaksanakan pada bulan Februari hingga Maret 2019 dengan melibatkan seluruh anggota petani sebanyak 27 orang sebagai responden, dan menentukan 3 orang diantaranya sebagai key informan. Penelitian ini menggunakan data primer yang didapatkan dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, serta menggunakan data sekunder berupa studi pustaka. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif untuk menjelaskan rantai pasok yang ada, serta menggunakan alat analisis Fuzzy Failure Mode Effect Analysis (FMEA) untuk menghitung nilai prioritas risiko yang dihadapi oleh petani. Hasil identifikasi rantai pasok input produksi menjelaskan bahwa petani melalui kelompok tani bekerjasama dengan PT Molindo Raya Industri untuk pengadaan bahan baku pembuatan pupuk organik berupa tetes dan toko pertanian untuk mendapatkan mikroba dan benih padi. Sedangkan kebutuhan bahan baku ii pupuk organik yang lain dihasilkan secara mandiri oleh petani yaitu dengan memanfaatkan kotoran ternak yang dimiliki, dan memanfaatkan bahan-bahan lain yang didapatkan dari hasil panen seperti sekam dan jerami. Pada keadaan di lapang aliran rantai pasok output produksi petani berupa gabah dijual kepada Akuba sebesar 70 persen dari hasil panen kemudian Akuba mengolah dan menjual dalam bentuk beras kepada konsumen rumah tangga dan pabrik bubur bayi. Selain itu, melalui perhitungan FRPN (Fuzzy Risk Priority Number) pada analisis Fuzzy FMEA diketahui bahwa bahwa risiko prioritas yang dihadapi oleh petani dalam melakukan usahatani padi organik adalah ketersediaan tenaga kerja dengan nilai FPRN sebesar 9,43, dan mismatch antara kualitas pendidikan dengan kesempatan kerja dengan nilai FPRN sebesar 3,75 yang tergolong dalam risiko sumber daya manusia. Serta ketidakpastian iklim dengan nilai FPRN sebesar 1,41 dan variabel bibit yang rentan terhadap hama dan penyakit dengan nilai FPRN sebesar 0,62 yang tergolong dalam risiko produksi. Adapun mitigasi yang diberikan untuk mengatasi risiko tersebut adalah dengan peningkatan peran kelompok tani dan penyuluh untuk mengembangkan wawasan petani dalam melakukan pengendalian dan pencegahan risiko melalui evaluasi yang dilakukan untuk mengatasi risiko produksi, serta dengan melibatkan peran masyarakat khususnya pemuda untuk meningkatkan minat terhadap pertanian organik guna mengatasi risiko sumber daya manusia.
English Abstract
Healthy lifestyles encourage consumers to start choosing foods that are healthy for their body intake, one of which is to consume organic rice from organic farming. Organic agriculture is based on the use of minimum external inputs, and avoids the use of synthetic fertilizers and pesticides. Organic rice is very good for health because it is free from harmful chemicals. Sumber Makmur I Farmers Group is known as a pioneer of organic farming in Sumberngepoh Village, Lawang District, Malang Regency which began in 2000 and became fully organic farming in 2003. Sumber Makmur I Farmers Group has an average production of 18.99 tons of rice in the dry season and 30.8 tons of rice in the rainy season. Cultivation of rice that produces organic rice requires an exclusive supply chain in accordance with the exclusivity of the product. In addition, basically the development of organic rice farming can not be separated from several risks including the Sumber Makmur I Farmer Group which is also faced several risks. In a study conducted by Gita Dwi Prastanti in 2014 and a survey conducted by the author, it was found that farmers in Sumberngepoh Village were faced with several risks in conducting organic rice farming, including production risk, human resource risk, price risk and income risk. In addition there is a phenomenon of the decline in the number of members from 42 members in 2014 to 27 member farmers in 2018. So this research was conducted to (1) Identify supply chains of production inputs and output of organic rice farmers. (2) Analyzing the risks faced by farmers in organic rice farming and (3) Determining strategies in overcoming with farming risks faced by farmers to increase farmers' interest in conducting organic rice farming to meet the needs of organic rice in the community. This research was conducted in Sumber Makmur I farmer group Sumberngepoh Village, Lawang Subdistrict, Malang Regency, East Java which was conducted from February to March 2019 involving all 27 farmer members as respondents, and determined 3 of them as key informants. This study uses primary data obtained from the results of observations, interviews and documentation, and using secondary data in the form of literature studies. The analysis used in this study is descriptive analysis to explain the existing supply chain, and use the Fuzzy Failure Mode Effect Analysis (FMEA) analysis tool to calculate the priority risk values faced by farmers. The identification results of the supply input production chain explain that farmers through farmer groups collaborate with PT Molindo Raya Industri to procure raw materials for making organic fertilizers in the form of drops and agricultural stores to obtain microbes and rice seeds. While the needs of other organic fertilizer raw materials are produced independently by farmers, by utilizing livestock manure owned by them, and utilizing other ingredients obtained from crops such as husks and straw. In the field, the supply chain flow of farmers' production output in the form of grain is sold to Akuba for 70 persen of iv the harvest and Akuba prepares and sells it in the form of rice to household consumers and baby pulp factories. In addition, through the calculation of FRPN (Fuzzy Risk Priority Number) in Fuzzy FMEA analysis it is known that the priority risk faced by farmers in conducting organic rice farming is the availability of workers with a FPRN value of 9.43, and mismatch between the quality of education and employment opportunities with a FPRN value of 3.75 which is classified as a risk of human resources. As well as climate uncertainty with FPRN values of 1.41 and seed variables that are susceptible to pests and diseases with FPRN values of 0.62 which are classified as production risk. The mitigation provided to overcome these risks is by increasing the role of farmer and extension groups to develop farmers' insights in controlling and preventing risks through evaluations carried out to handle production risks, and by involving the role of the community, especially youth to increase interest in organic farming to overcome human resource risk.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2019/16/051906726 |
Uncontrolled Keywords: | - |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 658 General management > 658.7 Management of materials > 658.72 Procurement |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 18 Aug 2020 02:59 |
Last Modified: | 18 Aug 2020 02:59 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/172572 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |