Runtunuwu, Sherley (2019) Ketahanan Komunitas Penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa Marunda. Doctor thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Membangun ketahanan masyarakat telah menjadi tema strategis yang dominan dan menjadi tujuan operasional dalam kebijakan keamanan nasional. Banyak negara di dunia menghadapi persoalan besar dalam masyarakatnya, dengan adanya berbagai ancaman yang berasal dari dinamika di dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik maupun perubahan alam. Berbagai usaha untuk menemukan cara yang tepat dalam membantu masyarakat untuk mengatasi, mengurangi, beradaptasi dan pulih dari berbagai ancaman, tekanan, guncangan yang disebabkan oleh serangan teroris, bencana alam atau buatan manusia, kenyamanan hidup (kemudahan akses ke berbagai fasilitas), isu perubahan keanekaragaman dalam masyarakat kota, trauma dan gangguan pasca trauma, dan teknologi. Pertumbuhan urbanisasi yang terus meningkat menjadikan Indonesia termasuk salah satu negara dengan tingkat urbanisasi tertinggi di dunia. Tingginya tingkat urbanisasi belum bisa berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi secara nasional. Sebagai contoh DKI Jakarta yang harus berusaha untuk mengatasi dampak dari laju urbanisasi dengan munculnya permukiman kumuh pada lahan yang bukan diperuntukkan untuk hunian. Pemerintah DKI Jakarta merelokasi masyarakat ke rumah susun, salah satunya adalah rumah susun sederhana sewa Marunda. Setelah proses relokasi terjadi, muncul persoalan baru yang dihadapi oleh penghuni rumah susun sederhana sewa Marunda karena kehilangan tempat tinggal, pekerjaan, dan harus beradaptasi di tempat baru. Ketahanan komunitas adalah kemampuan seseorang untuk mengurangi, beradaptasi, dan pulih dari sebuah peristiwa tertekan dan guncangan. Memodelkan ketahanan komunitas dengan memperhitungkan berbagai aspek kehidupan diperkirakan dapat meningkatkan ketahanan komunitas penghuni rumah susun dan pada akhirnya tetap memilih untuk tinggal di rumah susun. Aspek-aspek yang ditinjau adalah aspek ekonomi, aspek sosial, aspek budaya, aspek ekologi, aspek sumber daya manusia, aspek fisik, aspek teknologi, dan aspek politik dan pemerintah. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan kondisi rumah susun sederhana sewa Marunda, menemukan aspek-aspek ketahanan yang harus dimiliki untuk dapat mengukur ketahanan komunitas penghuni rumah susun sederhana sewa, dan menemukan ketahanan komunitas penghuni rumah susun sederhana sewa Marunda berdasarkan lamanya waktu tinggal. Metode yang digunakan untuk mengungkapkan kondisi rumah susun sederhana sewa Marunda adalah metode penelitian deskriptif. Dengan metode ini dapat menyajikan satu gambaran terperinci tentang satu situasi khusus, fakta-fakta, secara sistimatis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah penelitian dalam hal ini rumah susun sederhanan sewa Marunda. Selanjutnya untuk menemukan aspek-aspek ketahanan komunitas digunakan teknik analisis Structural Equation Modelling (SEM) berbasis Partial Least Square. Untuk menemukan ketahanan komunitas berdasarkan waktu tinggal digunakan uji penyelarasan. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa secara umum kondisi rumah susun sederhana sewa Marunda bila ditinjau dari berbagai aspek dapat dikatakan sudah layak untuk dijadikan hunian. Aspek-aspek ketahanan yang dimiliki oleh penghuni rumah susun sederhana sewa Marunda adalah sebagai berikut: a. Pada responden warga relokasi, ketahanan komunitas dominan dibentuk oleh 5 aspek yaitu aspek ekologi, aspek sosial, aspek budaya, aspek ekonomi, dan aspek fisik. b. Pada responden warga umum, ketahanan komunitas dominan dibentuk oleh 5 aspek yaitu oleh aspek budaya, aspek ekologi, aspek sosial, aspek ekonomi, dan aspek fisik. c. Pada responden warga relokasi banjir, ketahanan komunitas dominan dibentuk oleh 6 aspek yaitu aspek ekologi, aspek budaya, aspek sosial, aspek ekonomi, aspek fisik, dan aspek teknologi. d. Pada responden warga relokasi gusuran, ketahanan komunitas dominan dibentuk oleh 4 aspek yaitu aspek ekologi, aspek sosial, aspek budaya, dan aspek fisik. e. Pada responden secara keseluruhan, ketahanan komunitas dominan dibentuk oleh 6 aspek yaitu aspek ekologi, aspek budaya, aspek sosial, aspek ekonomi, aspek fisik, dan aspek politik dan pemerintah. Peran dari aspek ekologi, sosial, budaya, ekonomi, fisik, teknologi, serta politik dan pemerintah, dapat digunakan sebagai acuan dalam memahami pembentukkan ketahanan komunitas. Selanjutnya, ketahanan komunitas penghuni rumah susun sederhana sewa Marunda bila ditinjau dari lamanya waktu tinggal, responden dengan lama tinggal 5 tahun dan 6 tahun yang memiliki perbedaan signifikan dibandingkan responden yang tinggal sebelum 5 tahun dan setelah 6 tahun. Dengan demikian dapat dipahami bahwa lama tinggal selama 5 sampai 6 tahun dapat membentuk tingkat ketahanan lebih baik daripada warga yang tinggal sebelum atau lebih dari 5-6 tahun.
English Abstract
Building community resilience has become a dominant strategic theme and an operational goal in national security policy. Many countries in the world face major problems in their communities, with various threats originating from the dynamics in social, economic and political life as well as natural change. Various efforts to find the right way to help the community to overcome, reduce, adapt and recover from various threats, pressures, shocks caused by terrorist attacks, natural or man-made disasters, life comforts (ease of access to various facilities), issues of diversity change in urban society, trauma and posttraumatic disorders, and technology. The continued growth of urbanization makes Indonesia one of the highest urbanization countries in the world. The high level of urbanization cannot have a positive impact on national economic growth. For example, DKI Jakarta must try to overcome the impact of the pace of urbanization with the emergence of slums on land that is not intended for housing. The DKI Jakarta government relocated the community to flats, one of which was Marunda simple flat for rent. After the relocation process occurred, new problems arose faced by residents of Marunda's simple apartments because they lost their homes, jobs and had to adapt to new places. Community resilience is a person's ability to reduce, adapt, and recover from a stressful and shocking event. Modeling community resilience by taking into account various aspects of life is expected to increase the resilience of the community of residents of flats and in the end still choose to live in flats. The aspects reviewed are economic aspects, social aspects, cultural aspects, ecological aspects, human resources aspect, physical aspects, technological aspects, and politics and government aspects. The purposes of this study were to reveal the condition of Marunda simple flat, to find out the aspects of resilience that must be possessed to be able to measure the resilience of the residents of Marunda simple flat for rent, and to find resilience of the community of residents of Marunda simple flat for rent based on length of stay. The method used to reveal the condition of the Marunda simple flat is a descriptive research method. With this method it can present a detailed description of one particular situation, facts, systematically and accurately about the characteristics of the population or research area in this case the Marunda rental flat. Furthermore, to find aspects of community resilience, Structural Equation Modeling (SEM) analysis techniques are based on Partial Least Square. To find the resilience of the community based on the time of stay, a harmonization test is used. Based on the results of the analysis, it was found that in general, the condition of Marunda simple flat for rent if viewed from various aspects can be said to be feasible to be used as housing. The resilience aspects possessed by residents of the Marunda rental flat are as follows: a. For relocation residents, community resilience is predominantly formed by 5 aspects, namely ecological aspects, social aspects, cultural aspects, economic aspects, and physical aspects. b. For general citizen residents, community resilience is dominantly shaped by 5 aspects, namely by cultural aspects, ecological aspects, social aspects, economic aspects, and physical aspects. c. For flood relocation residents, community resilience is predominantly formed by 6 aspects, namely ecological aspects, cultural aspects, social aspects, economic aspects, physical aspects, and technological aspects. d. For respondent of relocating evicted residents, community resilience is predominantly formed by 4 aspects namely ecological aspects, social aspects, cultural aspects, and physical aspects. e. For respondents as a whole, community resilience is predominantly formed by 6 aspects namely ecological aspects, cultural aspects, social aspects, economic aspects, physical aspects, and political and government aspects. The role of ecological, social, cultural, economic, physical, technological, and political and government aspects can be used as a reference in understanding the formation of community resilience. Furthermore, the resilience of the community of residents of simple rental flats in Marunda when viewed from the length of stay, respondents with a length of stay of 5 years and 6 years had a significant difference compared to respondents who lived before 5 years and after 6 years. Thus, it can be understood that the length of stay for 5 to 6 years can form a better level of resilience than residents who lived before or more than 5-6 years.
| Item Type: | Thesis (Doctor) |
|---|---|
| Identification Number: | DIS/690.1/RUN/k/2019/061902906 |
| Uncontrolled Keywords: | CONSTRUCTION BUILDINGS |
| Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 690 Construction of buildings > 690.1 Structural elements |
| Divisions: | S2/S3 > Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik |
| Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
| Date Deposited: | 06 Sep 2019 06:24 |
| Last Modified: | 06 Sep 2019 06:24 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/172473 |
Actions (login required)
 |
View Item |