Pengaruh Herbisida Pra-tumbuh (Oxyfluorfen) dan Waktu Penyiangan Guiana terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L.)

Sembiring, Daniel Teguh Surya (2017) Pengaruh Herbisida Pra-tumbuh (Oxyfluorfen) dan Waktu Penyiangan Guiana terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kedelai merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, kedelai memiliki kandungan protein nabati, karbohidrat, dan lemak yang dapat diolah menjadi beberapa produk makanan yang digemari masyarakat Indonesia diantaranya adalah tahu dan tempe. Data Kementan (2015) menunjukkan bahwa kebutuhan kedelai dalam negeri setiap tahun cenderung meningkat Pada tahun 2013 sampai 2015 mengalami peningkatan dari 7,15 kg kapita-1, 7,45 kg kapita-1 dan 7,56 kg per kapita. Kebutuhan akan kedelai tidak diimbangi dengan peningkatan produksi sehingga untuk mencukupi kebutuhan nasional indonesia hams mengimpor kedelai. Upaya meningkatkan produktivitas tanaman kedelai dapat dilakukan dengan berbagai cara. Produktivitas tanaman kedelai sangat dipengaruhi oleh teknik budidaya, pengendalian gulma dan Kama serta pemupukan dengan dosis dan waktu pemberian yang tepat. Pengendalian gulma yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman kedelai. Keberadaan gulma akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman utama, oleh karena itu keberadaan gulma dapat merugikan dan hams dikendalikan dengan teratur dan terencana seperti pengaplikasian herbisida yang tepat dan penyiangan secara manual. Oxyfluorfen ialah herbisida pra-tumbuh yang memiliki sifat kontak. Apabila herbisida ini dibubuhkan ke permukaan tanah akan mematikan biji gulma dan melekat pada tanah membentuk suatu lapisan residu. Herbisida ini mudah diserap namun translokasinya terbatas dan akan terurai dengan lambat pada tumbuhan tingkat tinggi. Penyiangan merupakan upaya untuk menekan pertumbuhan gulma hingga tidak menimbulkan gangguan terhadap tanaman. Penyiangan dimaksudkan untuk membersihkan atau menghilangkan tumbuhan pengganggu (gulma) yang dapat menggangu pertumbuhan tanaman utama. Penyiangan dilakukan dengan cam merusak gulma dan melepaskannya dari tanah tempat tanaman budidaya tumbuh. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai dengan januari 2017. Penelitian ini dilaksanakan di UPT. Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, yang terletak di J1. Raya Randuagung, Kec. Singosari, Kab. Malang Jawa Timur. Tempat penelitian berada di ketinggian 400¬700 mdpl. Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain alat pengolah tanah, tugal, kertas label, meteran, alat tulis, gembor, LAM, oven, gelas ukur, alat semprot (spreyer), petak kuadran ukuran 50 cm x 50 cm, dan 'camera. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kedelai varietas grobogan, herbisida pra¬tumbuh (oxyfluerfen), pupuk nitrogen (urea), pupuk SP36, pupuk KCL. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang diulang sebanyak 4 kali. Dalam satu kali ulangan terdapat 6 perlakuan sehingga dihasilkan 24 petak percobaan. Perlakuan yang diterapkan antara lain; PO : Tanpa pengendalian gulma (Kontrol), P1 : Penyiangan 21 hst dan 35 hst, P2 : Herbisida Oxyfluerfen 3 1 (tanpa penyiangan), P3: Herbisida Oxyfluerfen 3 1 ha 1 + Penyiangan 21 hst, P4 : Herbisida Oxyfluerfen 3 1 haTi + Penyiangan 35 hst, P5 : Herbisida Oxyfluerfen 3 1 ha4 + Penyiangan 49 hst. Pengamatan dilakukan dengan cara non destruktif dan destruktif. Pengamatan pertumbuhan dilakukan saat tanaman berumur 21 hst, 35 hst, 49 hst, 63 hst dengan parameter meliputi, tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot basah total tanaman, dan bobot kering total. Pengamatan gulma juga dilakukan pada hari yang sama dengan pengamatan pertumbuhan. Pengamatan hasil yang dilakukan meliputi, jumlah polong per tanaman, jumlah polong isi per tanaman, jumlah polong hampa per tanaman, bobot polong per petak, dan hasil biji. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis ragam (F hitung dengan taraf kesalahan 5%). Apabila terdapat pengaruh nyata antar perlakuan dilakukan uji BNT dengan taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pengaplikasian herbisida oxyfluorfen dan waktu penyiangan gulma berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per tanaman, jumlah polong isi per tanaman, berat polong per petak panen, berat biji per petak panen, dan berat biji ton/ha. Namun tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah polong hampa per tanaman. Perlakuan Penyiangan 21 hst & 35 hst (P1), Herbisida Oxyfluerfen 3 1 ha + Penyiangan 21 hst (P3), dan Herbisida Oxyfluerfen 3 1 ha 1 + Penyiangan 35 hst (P4) merupakan perlakuan yang paling baik dan dapat meningkatkan basil tanaman kedelai.

English Abstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2017/1036/051800730
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 633 Field and plantation crops > 633.3 Legumes, forage crops other than grasses and legumes > 633.34 Soybeans
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 18 Aug 2020 02:58
Last Modified: 18 Aug 2020 02:58
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/171806
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item