Aksi Bela Islam Di Kota Malang Dalam Perspektif Gerakan Ahlusunnah Wal Jamaah Malang Raya

Putri, Cery Anugrah Basuki (2019) Aksi Bela Islam Di Kota Malang Dalam Perspektif Gerakan Ahlusunnah Wal Jamaah Malang Raya. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Aksi Bela Islam di Kota Malang merupakan aksi massa sebagai salah satu respon masyarakat muslim Malang Raya terhadap kasus penodaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama. Penodaan agama yang menyangkut Basuki Tjahaja Purnama berawal dari pidato kunjungan kerjanya di Kepulauan seribu 27 September 2016. Pidato Basuki Tjahaja Purnama dianggap menista agama karena menyangkutkan QS Al Maidah ayat 51 dengan rencana pencalonan dirinya pada pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017. Perkembangan pemberitaan mengenai penodaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama semakin menyebar sehingga adanya Aksi Bela Islam di Jakarta. Semangat Aksi Bela Islam di Jakarta menular kepada daerah lain, salah satunya di Malang. Desakan dari masyarakat muslim Malang dalam melihat kasus yang tidak kunjung ditangan secara hukum dan adanya semagat gerakan yang sama dari Jakarta ditangkap oleh Gerakan Aswaja Malang Raya (GAMAL) untuk melakukan aksi serupa di Kota Malang. Aksi Bela Islam di Kota Malang yang diinisiasi oleh GAMAL berhasil mengerakkan puluhan ribu massa dari sekitar wilayah Malang Raya. Keberhasilan aksi tersebut mendorong penelitian ini untuk mengetahui perspektif GAMAL mengenai Aksi Bela Islam di Kota Malang, baik dari sisi penggagas maupun peserta. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan konsep perspektif, konsep pengambilan keputusan serta konsep perilaku kolektif sebagai pisau analisis. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif yang dapat memberikan penjelasan secara tajam fenomena Aksi Bela Islam di Kota Malang yang cukup kompleks sehingga dapat mudah dipahami. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa perspektif GAMAL mengenai Aksi Bela Islam di Kota Malang adalah sebagai upaya mendorong pemerintah dan pihak terkait dalam menyalesaikan kasus penodaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama secara hukum yang berlaku. Dengan adanya penegakan hukum kepada Ahok, diharapakan adanya keseimbangan hukum di Indonesia terutama penanganan permasalahan keagamaan. Nilai-nilai dalam masyarat tidak luput dari pertimbangan GAMAL dalam melaksanakan aksi. Sehingga Aksi Bela Islam di Kota Malang sebagai suatu perilaku kolektif, diamna adanya expressive crowd dalam bentuk long march, dzikir dan doa bersama, serta adanya orasi dapat berjalan dengan cukup baik.

English Abstract

Action to defend Islam in Malang City is a mass action as one of the responses of the Malang Muslim community towards the case of blasphemy by Basuki Tjahaja Purnama. Basuki Tjahaja Purnama’s troubles began on a campaign stop in Thousand Islands, Sept. 27, 2016. His speech was considered to be blasphemous to religion because he had insulted QS Al Maidah verse 51 to his candidacy for Jakarta's 2017 Gubernatorial Election. The development of news about blasphemy by Basuki Tjahaja Purnama increasingly spread so that The Indonesian Ulema Council (MUI) spoke up and stated that the statement of Basuki Tjahaja Purnama was an insulting statement to the Koran and or insulting the ulama who had legal consequences. The existence of the MUI's statement create a group of MUI Fatwa Guards National Movement (GNPF-MUI). This movement started the action to defend Islam in Jakarta. The spirit of action to defend Islam in Jakarta spread to other regions, one of them create in Malang. The insistence from Malang Muslim community in seeing that cases did not processed and the existence of all the same movements from Jakarta were adapted by the Malang Raya Aswaja Movement (GAMAL) to carry out similar actions in Malang City. Islamic Defending Action in Malang City initiated by GAMAL succeeded in mobilizing more than ten thousands of people from around Malang. The success of this action encouraged this research to find out GAMAL's perspective on the Islamic Defensive Action in Malang City, both from the initiator's side and the participants. In this study researchers used the concept of perspective, the concept of decision making and the concept of collective behavior for analysis. The method use descriptive qualitative approach that can provide a sharp explanation of the phenomenon of Islamic Defensive Action in Malang which is quite complex so that it can be easily understood. The results of this study explain that GAMAL's perspective on the Islamic Defensive Action in Malang City is an attempt to encourage the government and related parties to discuss cases of blasphemy by Basuki Tjahaja Purnama in law. The values in society depends from GAMAL's consideration in carrying out the action. So that action to defend Islam in Malang City as a collective behavior, the existence of expressive crowds in the form of a long march, dhikr and prayer together, and the existence of speeches can run quite well.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	SKR/FISIP/2019/634/051905455
Uncontrolled Keywords:	Aksi Bela Islam, GAMAL, Malang, Penodaan Agama, Basuki Tjahaja Purnama, Perspektif, Tidakan Kolektif-Islamic Defending Action, GAMAL, Malang, Religion Blasphemy, Basuki Tjahaja Purnama, Perspective, Collective Action
Subjects:	200 Religion > 297 Islam, Babism, Bahai Faith > 297.6 Islamic leaders and organization
Divisions:	Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi
Depositing User:	Sugeng Moelyono
Date Deposited:	11 Jul 2020 06:00
Last Modified:	21 Oct 2021 05:11
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/171472

Text Cery Anugrah Basuki Putri.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB)

Actions (login required)

View Item