Wardhana, Wisnu (2019) Framing Pemberitaan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) Pada Akun @Muslim_Cyber Periode 2016-2017. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kasus dugaan penistaan Agama Islam oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dimulai dari kunjungan kerja sebagai Gubernur DKI Jakarta di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Ahok menghubungkan Surat Al-Maidah ayat 51 dalam dialog dengan masyarakat terkait proses Pilkada DKI Jakarta 2017. Pernyataan Ahok mengenai Surat Al-Maidah ayat 51 menjadi permasalahan, terutama bagi kelompok Islam di Indonesia. Kelompok-kelompok Islam yang muncul dalam dunia maya, pada akhirnya membentuk Muslim Cyber Army yang menginisiasi gerakan "Aksi Bela Islam" dalam upaya menghukum Ahok. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif melalui analisis framing model Robert M. Entman, tulisan ini menjelaskan framing akun Muslim Cyber Army (MCA) di Media Sosial Instagram dengan nama @muslim_cyber dengan melihat postingan yang mengarahkan pada Ahok. Analisis framing model Entman menyeleksi pemilihan isu dan menonjolkan aspek-aspek tertentu dari realita yang diangkat, dengan menggunakan ‘define problems’, ‘diagnose causes’, ‘make moral judgement’ dan ‘treatment recommendation’ sebagai empat perangkat analisis. Tujuannya, untuk menganalisis pembingkaian postingan MCA berkaitan dengan sosok Ahok dari kasus yang menjeratnya. Hasil penelitian menjelaskan, bahwa akun @muslim_cyber memposisikan Ahok sebagai seorang penista agama dan pemecah belah bangsa yang harus dihukum dengan pidana penjara. Selain itu, memunculkan bentuk kuasa untuk melihat Ahok sebagai sosok yang bermasalah dan merupakan musuh bersama masyarakat Indonesia.
English Abstract
The alleged case of blasphemy of Islam by Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), began with a working visit as the Governor of DKI Jakarta on Pulau Pramuka, Thousand Islands. Ahok connects Surat Al-Maidah verse 51 in a dialogue with the community regarding the DKI Jakarta Election process 2017. Ahok's statement on Surat Al-Maidah verse 51 is a problem, especially for Islamic groups in Indonesia. Islamic groups that emerged in cyberspace finally formed Muslim Cyber Army who raised the "Action for Defending Islam" in an effort to punish Ahok. By using a qualitative research method through the framing analysis of Robert M. Entman's model, this paper describes the framing of Muslim Cyber Army (MCA) accounts on Instagram Social Media under the name @muslim_cyber by looking at posts that directed Ahok. Entman's framing analysis selects issue selection and highlights certain aspects of reality that want to be appointed, by using 'define problems', 'diagnose causes', 'making moral judgement', and 'treatment recommendation' as the four device analysis. The aim is to analyze the framing of MCA posts relating to the figure of Ahok and the case that ensnares him. The results of the study explained that the account @muslim_cyber positioned Ahok as a religious critic and divisive nation who had to be punished with a prison sentence. In addition, trying to rise to the power to see Ahok as a problematic person and an enemy for the Indonesian people
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FISIP/2019/535/051905366 |
Uncontrolled Keywords: | Analisis Framing, Ahok, @muslim_cyber, Framing Analysis, Ahok, @muslim_cyber |
Subjects: | 300 Social sciences > 322 Relation of the state to organized groups and their members > 322.1 Religious organizations and groups |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 23 Jul 2020 02:55 |
Last Modified: | 08 Mar 2024 03:31 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/171062 |
Text
Wisnu Wardhana - 1.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Actions (login required)
View Item |