Sholihah, Faridatus (2018) STUDI FENOMENOLOGI MAKNA PENGALAMAN DA’IYAH. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Jumlah Da’iyah lebih sedikit dibanding juru dakwah laki-laki mengakibatkan ketimpangan tafsir ajaran agama Islam cenderung male-sentris. Sedangkan, keberadaan juru dakwah perempuan yang mampu mendakwahkan ajaran-ajaran agama Islam dari perspektif perempuan sangat dibutuhkan masyarakat. Di sisi lain, tuntutan peran domestik dan publik membuat Da’iyah merasakan dilema untuk melanjutkan berdakwah. Kurangnya kajian kedirian terhadap kehidupan Da’iyah membuat isu terkait kebebasan perempuan berekspresi di ruang publik semakin diabaikan. Dengan menggunakan pendekatan Fenomenologi Eksistensialis terhadap 5 orang partisipan, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna pengalaman Da’iyah. Hasil penelitian mendapatkan 12 tema, yaitu : 1).Merasa tertekan hanya beraktivitas di dalam rumah, 2). Ingin mengembangkan ilmu yang dimiliki, 3). Merasa senang mendapatkan dukungan dari suami, 4). Puas mewujudkan keinginan, 5). Berat meninggalkan keluarga, 6). Merasa Senang dengan aktivitas berdakwah, 7). Tidak percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki, 8). Merasa dilema untuk tampil berdakwah di hadapan laki-laki, 9). Merasa lemah menghadapi tantangan berdakwah, 10). Merasa yakin dikuatkan oleh Allah, 11). Merasa masih dibutuhkan dan didukung oleh jamaah, dan 12). Ingin membangun mental perempuan menuju keluarga sakinah. Esensi makna pengalaman Da’iyah adalah perasaan konflik batin dalam menjalankan perannya. Sehingga, ia tidak mampu menjalankan perannya dengan maksimal. Da’iyah menggunakan Strategi Coping berfokus religi dalam mengatasi tantangan selama berdakwah. Da’iyah yang mampu mencapai resiliensi berarti mampu mempertahankan eksistensinya di ruang publik, sebaliknya Da’iyah yang sedang dalam proses resiliensi masih mengalami konflik batin dalam mempertahankan eksistensinya di ruang publik.
English Abstract
The number of Daiyah is less than that of male preachers resulting in inequality in the interpretation of the teachings of Islam tends to be male-centric. Whereas, the presence of female da'wah interpreters who are able to preach the teachings of Islam from a woman's perspective is very much needed by the community. On the other hand, the demands of domestic and public roles made Daiyah feel the dilemma of continuing to preach. The lack of a study of the selfhood of Daiyah's life makes the issue regarding the freedom of expression women in the public space increasingly neglected. By using the Existentialist Phenomenology approach to 5 participants, this study aims to reveal the meaning of the Daiyah experience. From the results of the study, 12 themes were found, namely: 1). Feeling depressed just doing activities in the house, 2). the willingness to develop the knowledge, 3). Feeling happy to get support from a husband, 4). Being Satisfied to realize desire, 5).feeling burdened because of leaving family, 6). Feeling happy with preaching activities, 7). Being not confident in the abilities they have, 8). Feeling a dilemma to appear preaching before men, 9). Feeling weak against the challenges of preaching, 10). Feeling sure about being strengthened by God, 11). Feeling still being needed and supported by worshipers, and 12). Wilingness to mentally build a woman towards a happy family. The essence of the meaning of the Daiyah experience is a feeling of inner conflict in carrying out her role. So,a woman is unable to carry out her role to the fullest. Daiyah uses a religious-focused Coping Strategy in overcoming challenges during preaching.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/297.74/SHO/s/041900493 |
Uncontrolled Keywords: | DA'WAH ISLAM |
Divisions: | Program Pascasarjana > Magister Kajian Perempuan, Program Pascasarjana |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 06 Aug 2019 04:07 |
Last Modified: | 06 Aug 2019 04:07 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/171014 |
Actions (login required)
View Item |