Nadlifah, Zulfatun (2019) Analisis Histopatologi Insang Pada Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Yang Diinfeksi White Spot Syndrome Virus (WSSV). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu komoditas unggulan yang paling banyak diminati sehingga mendorong para industri akuakultur untuk membudidayakannya. Produksi budidaya udang di Indonesia mengalami peningkatan sejak tahun 2010. Menurut Rahmantya, et al. (2015), produksi budidaya udang pada tahun 2010 sebesar 380.972 ton hingga pada tahun 2014 sebesar 639.369 ton, sehingga kenaikan dari tahun 2010-2014 sebsar 15,82%. Salah satu penyakit yang sering menyerang pada budidaya udang vaname yaitu infeksi virus WSSV. Yanti, et al. (2017) mengatakan bahwa WSSV merupakan virus yang virulen dan menyebabkan kematian pada budidaya udang hingga 100% dalam kurun waktu 2-10 hari. Deteksi awal terhadap serangan virus WSSV dapat dilakukan melalui uji PCR dan gambaran organ udang yang terinfeksi virus dapat dilakukan melalui uji histopatologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran histopatologi insang udang vaname (Litopenaeus vannamei) serta mengetahui gejala klinis yang nampak pada udang vaname pasca infeksi virus WSSV. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diberikan yaitu injeksi virus WSSV dengan konsentrasi 102, 103 , dan 104 serta perlakuan tanpa injeksi (kontrol) sebagai pembanding. Variabel utama yang diamati dalam penelitian ini yaitu gambaran histopatologi insang udang dan variabel penunjang meliputi gejala klinis udang yang terinfeksi virus WSSV, Survival Rate (SR) dan kualitas air. Hasil pengamatan histopatologi didapatkan bahwa insang udang vaname yang diinfeksi WSSV pada konsentrasi yang berbeda rata-rata menunjukkan kerusakan yang sama yaitu hipertropi atau inti sel mengalami pembengkakan. Rata-rata kerusakan hipertropi tertinggi pada perlakuan infeksi virus dengan kosentrasi 104 yaitu sebesar 3,533, kemudian diikuti perlakuan infeksi menggunakan konsentrasi 103 dengan nilai rata-rata 3,067 dan terendah pada perlakuan infeksi virus pada konsentrasi 102 sebesar 2,80. Gejala klinis yang nampak pada udang vaname pasca infeksi virus WSSV antara lain: terjadi perubahan warna merah pada tubuh, kaki jalan dan bagian kaki renang udang, udang berenang miring, pergerakan pasif serta respon terhadap rangsangan lambat. Gejala klinis tersebut pada semua perlakuan infeksi muncul pada 24 jam setelah diinfeksi virus WSSV. Hasil pengamatan SR selama pemeliharaan diperoleh nilai rata-rata SR tertinggi pada perlakuan infeksi dengan konsentrasi 102 dengan nilai 36,67, kemudian diikuti perlakuan infeksi dengan konsentrasi 103 sebesar 3,33 dan terendah pada perlakuan konsentrasi 104 dengan rata-rata 0. Kualitas air selama pemeliharaan secara umum menunjukkan nilai yang berada pada kisaran optimal udang vaname. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa infeksi virus WSSV dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap kerusakan hipertropi pada insang udang vaname. Hasil pengamatan histopatologi menunjukkan bahwa infeksi virus dengan konsentrasi 102 inti sel sudah mengalami kerusakan hipertropi.
English Abstract
-
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPIK/2019/141/051903180 |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 595 Arthropoda > 595.3 Crustacea > 595.38 Eucarida > 595.388 Natantia (Shrimps) |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 24 Oct 2019 04:05 |
Last Modified: | 22 Oct 2021 07:46 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/169946 |
Preview |
Text
ZULFATUN NADLIFAH (2).pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |