Analisis Kapasitas Produksi Siomay Udang Menggunakan Rough Cut Capacity Planning Dan Break Even Point Di Yamois Industry Indoprima Malang

Aulia, Yasharyahya Bernya Gitra (2019) Analisis Kapasitas Produksi Siomay Udang Menggunakan Rough Cut Capacity Planning Dan Break Even Point Di Yamois Industry Indoprima Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Udang merupakan salah satu hasil laut dan komponen penting bagi perikanan udang di Indonesia. Pada udang terkandung senyawa aktif yang bermanfaat bagi manusia. Senyawa aktif memiliki peran penting untuk kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangan tubuh manusia. Diantara senyawa aktif seperti omega-3, omega-6 serta kitosan yang terkandung dalam udang, terdapat senyawa lain yang terkandung dalam udang yaitu astaksantin. Astaksantin dalam kaitan dengan manfaatnya mampu menurunkan stres oksidatif, pelindung terhadap peradangan, dan penghambat penuaan. Untuk mempermudah masyarakat mengonsumsi berbagai zat yang ada di udang maka diperlukan industri pengolahan untuk mengolah udang. Berbagai masalah akan dirasakan oleh berbagai industri pengolahan dalam segala bidang. Salah satu permasalahan yang ada adalah rendahnya produktivitas dan belum terpenuhinya permintaan konsumen. Dengan permasalahan ini, diperlukan perhitungan yang pas untuk menyesuaikan permintaan pasar agar produktivitas ikut meningkat. Salah satu metode perhitungan volume produksi minimum adalah menghitung menggunakan analisis Break Even Point (BEP). Analisis titik impas adalah suatu keadaan dimana perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak memperoleh pendapatan atau laba dan tidak pula menderita kerugian. Selain kapasitas produksi, kapasitas mesin adalah kemampuan suatu mesin untuk berproduksi. Salah satu metode untuk menghitung kapasitas mesin adalah metode Rough Cut Capacity Planning (RCCP). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis besar kapasitas mesin yang ditetapkan pada produk siomay udang pada Yamois Industry Indoprima berdasarkan metode RCCP, menganalisis besar volume minimum atau penjualan minimal produk siomay udang di Yamois Industry Indoprima, dan menentukan kebijakan yang harus ditetapkan perusahaan berdasarkan hasil metode Rough Cut Capacity Planning (RCCP) dan analisis Break Even Point (BEP). Jenis penelitian yang digunakan pada penilitian ini adalah kuantitatif. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subjek penelitian pada skripsi ini adalah Yamois Industry Indoprima khususnya pada produk Siomay Udang. Analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dengan metode Rough Cut Capacity Planning (RCCP) untuk menghitung kapasitas mesin dan metode Break Even Point (BEP) untuk menghitung volume minimum produksi. Yamois Industry Indoprima merupakan usaha yang berdiri dibidang pengolahan hasil perikanan budidaya maupun laut. Usaha ini berawal dari memproduksi siomay yang hanya dijual disekitar tempat produksi saja. Usaha ini dibangun pada tahun 2008 oleh Ibu Henny Annisa, S.Psi dan Bapak Indra Juwono, SE., M.KEU. Lokasi usaha ini terletak di Jalan Palmerah XVII No.7 B Kelurahan Cemorokandang, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawavii Timur, rumah dinas yang dimiliki keluarga Bapak Indra. Semenjak tahun 2010 Yamois Industry Indoprima telah memiliki dokumen kelengkapan usaha yakni surat izin PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) dengan nomor 206357301828 dan pada tahun 2012 telah tersertifikasi halal dari MUI dengan nomor 159.220601012. Hingga saat ini Yamois Industry Indoprima telah memiliki berbagai reseller dan juga pembeli tetap. Kapasitas mesin tersedia pada mesin penggiling sebesar 75,6 jam per bulan dan pada mesin pengukus 151,2 jam per bulan. Kapasitas digunakan pada mesin penggiling selama 12 bulan mengalami fluktuasi dari 7-17 jam per bulan, sedangkan pada mesin pengukus mengalami fluktuasi dari 28-64 jam per bulan. Adanya mesin yang digunakan kurang dimaksimalkan dengan baik karena kapasitas yang digunakan masih jauh berada di bawah kapasitas yang tersedia atau terdapat kapasitas berlebih di setiap mesin. Biaya tetap yang digunakan untuk memproduksi siomay di Yamois Industry Indoprima sebesar Rp.327.460,86 dan biaya variabel yang digunakan setiap bulannya sebesar Rp.4.661.678. Harga jual produk siomay di Yamois Industry Indoprima sebesar Rp.18.000 dengan rata-rata penjualan siomay udang tiap bulan sebanyak 490 bungkus. Titik impas yang didapatkan sebanyak 39 bungkus. Dengan belum maksimalnya penggunaan mesin pada Yamois Industry Indoprima dapat dilihat bahwa produk siomay udang tetap mengalami keuntungan. Kebijakan yang harus diambil adalah dengan menambah jumlah tenaga kerja dalam produksi siomay udang agar produksi lebih maksimal dan diiringi dengan keuntungan yang bertambah. Kesimpulan dari penelitian yang sudah dilakukan adalah penggunaan mesin penggiling dan mesin pengukus belum maksimal karena keterbatasan tempat dan tenaga kerja. Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah perlu adanya menambahan jam kerja mesin untuk memaksimalkan kapasitas yang ada. Namun perlu juga menambahkan bahan baku atau adonan sehingga produksi juga meningkat. Penambahan jam kerja mesin diikuti dengan penambahan jumlah tenaga kerja sebanyak 6 orang. Tenaga kerja yang ditambahkan bisa didapatkan dari tenaga kerja harian. Selain itu perlu adanya perluasan lahan produksi diperlukan untuk mempermudah perpindahan bahan bahan.

English Abstract

-

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPIK/2019/113/051903152
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 658 General management > 658.5 Management of production
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 29 Oct 2019 06:46
Last Modified: 22 Oct 2021 06:52
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/169752
[thumbnail of YASHARYAHYA BERNYA GITRA AULIA (2).pdf]
Preview
Text
YASHARYAHYA BERNYA GITRA AULIA (2).pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item