Khotimah, Afin Husnul (2019) Penggunaan Ekstrak (Sargassum cristaefolium) Untuk Meminimalisir Kerusakan Insang Pada Udang Vanname (Litopenaeus vannamei) yang Diinfeksi White Spot Syndrome Virus (WSSV). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Perubahan kondisi lingkungan perairan sebagai habitat hidup organisme air menjadi penyebab terjadinya masalah lingkungan yang menimbulkan serangan penyakit. Selain dari kualitas lingkungan yang buruk, virus menjadi patogen paling berperan memicu penyakit pada udang. Salah satu virus yang menyerang udang vannamei adalah White Spot Syndrom Virus (WSSV) atau sering disebut bintik putih (White spot). upaya dalam penanggulangan dan pencegahan penyakit udang adalah melalui peningkatkan sistem pertahanan tubuh udang, yaitu dengan menggunakan perendaman ekstrak Sargassum cristaefolium sebagai imunostimulan untuk mencegah kerusakan sel. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh udang yang terinfeksi WSSV dengan ekstrak Sargassum cristaefolium terhadap kerusakan insang udang dan untuk menganalisis dosis optimal untuk menjadikan ekstrak Sargassum cristaefolium sebagai bahan imunostimulan. Materi dalam penelitian ini meliputi uji ekstrak perendaman ekstark Sargassum cristaefolium dengan dosis 100 ppm, 300 ppm dan 600 ppm terhadap insang udang vannamei (Litopenaeus vannamei) yang diinfeksi virus WSSV. Parameter kualitas air yang diukur yaitu: suhu, derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (DO), salinitas, dan ammonia. Perhitungan tingkat kelulushidupan serta pengamatan kerusakan insang udang vaname (Litopenaeus vannamei). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa kerusakan tertinggi adalah pada perlakuan kontrol negatif (0 ppm) dengan nilai prosentase sebesar 67,29 %. Nilai kerusakan terkecil pada perlakuan B (300 ppm) dengan nilai prosentase sebesar 30,61 %. perlakuan C (600 ppm) dengan nilai sebesar 38,91 % dan perlakuan A (100 ppm) dengan nilai prosentase 43,06 %. Hal tersebut didukung dengan pengamatan kelulushidupan udang vaname. tingkat kelulushidupan udang vaname tertinggi sebesar 87% didapat pada perlakuan B (300 ppm), kemudian selanjutnya dengan tingkat kelulushidupan perlakuan C (600 ppm) dengan nilai 70%. Urutan selanjutnya didapat pada perlakuan A (100 ppm) dengan nilai kelulushidupan 57% serta tingkat kelulushidupan udang paling rendah ditunjukkan oleh perlakuan kontrol negatif (0 ppm) dengan nilai 43 %. Kesimpulan peneltian ini berdasarkan perhitungan kerusakan jaringan dan uji BNT dosis terbaik adalah 300 ppm. Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penelitian dengan tema yang sama namun perlu dilakukan penambahan metode seperti pengamatan respon imun seperti Thc, rb dan sod untuk lebih lengkapnya.
English Abstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPIK/2019/54/051903093 |
Uncontrolled Keywords: | - |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 595 Arthropoda > 595.3 Crustacea > 595.38 Eucarida > 595.388 Natantia (Shrimps) |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 17 Oct 2020 23:34 |
Last Modified: | 23 Oct 2021 06:42 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/169723 |
Preview |
Text
Afin Husnul Khotimah.pdf Download (4MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |