Kabul, Lalu Theo Ariawan Hidayat (2019) Gerakan Masyarakat Adat dalam Memperjuangkan Kepemilikan Atas Hutan Adat di Desa Sembalun Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penelitian ini menganalisis mengenai gerakan sosial masyarakat adat dan pengorganisiran elemen gerakan sosial masyarakat adat Sembalun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gerakan sosial dan elemen gerakan sosial masyarakat adat Sembalun. Proses perampasan hutan adat Sembalun mulai terjadi pada masa orde baru melalui pelemahan pranata adat dengan dikeluarkannya Undang-Undang (UU) No. 5 tahun 1975 tentang Pemerintahan Desa kemudian melalui izin Hak Guna Usaha (HGU) yang diberikan kepada PT.Sembalun Kusuma Emas untuk melakukan tanam komoditas bawang putih yang membebaskan tanah ulayat seluas 405 hektar. Melalui peristiwa tersebut, penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan didukung data-data kuantitatif seperti surat pengesahan hutan adat Gawar kemaliq Gunung Selong, presentase deforestasi dari tahun 1990-2010 yang disertai pencitraan satelit. Penelitian ini menggunakan Teori Gerakan Sosial Baru. Hasil dari penelitian ini menunjukkan Gerakan sosial baru yang dilakukan masyarakat adat Sembalun meliputi 3 (tiga) bentuk, yaitu: pertama, merekonstruksi identitas kolektif dengan membangun kembali hutan adat (Gawar Kemalik) Gunung Selong, kedua, bersama Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) melakukan judicial review UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan ke Mahkamah Konstitusi, ketiga memperjuangkan pengakuan identitas kolektif atas kepemilikan hutan adat (Gawar Kemalik) Gunung Selong.
English Abstract
This research analyzes the social movement regarding indigenous peoples and organizing elements of indigenous social movements Sembalun regions. The purpose of this research is to know the social movements and indigenous social movements Sembalun regions. The procces of dispossession of indigenous forest Sembalun regions, started to happen during the Orde Baru, marginalization custom government through publication of law No. 5 of 1975 year Government village, then use permission rights to the venture given to PT. Sembalun Kusuma Emas to do planting garlic comodities that freed of customary area of 405 hectares. Through such events, this research uses qualitative descriptive method supported by quantitative data such as a letter of endorsement of the indigenous forest of Mt Kemaliq Gawar Selong, percentage of deforestation than in 1990-2010 accompanied by satellite imaging. This research using New Social Movement Theory. The results of this research show the social movement recently conducted indigenous Sembalun regions include three (3) forms, namely: first, reconstruct the collective identity with rebuilding forests indigenous (Gawar Kemalik) Mount Selong, second, joint Indigenous peoples Alliance of the archipelago (AMAN) performs judicial review of Law No. 41 of 1999 concerning Forestry to the Constitutional Court, the third fight for the recognition of collective identity over indigenous forest ownership (Gawar Kemalik) Mount Selong.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FISIP/2019/53/051902425 |
Uncontrolled Keywords: | Hutan Adat, Gerakan Sosial, Identitas Kolektif. Indigenous Forest, Social Movement, Colective Identity. |
Subjects: | 300 Social sciences > 390 Customs, etiquette, folklore |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Politik |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 12 Aug 2020 07:39 |
Last Modified: | 12 Aug 2020 07:39 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/169054 |
Actions (login required)
View Item |