Pengaruh Lama Penyimpanan Feses Sapi Perah Terhadap Kandungan Bahan Organik

Marista, Putri (2018) Pengaruh Lama Penyimpanan Feses Sapi Perah Terhadap Kandungan Bahan Organik. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Indonesia memiliki banyak sektor peternakan baik skala besar maupun skala kecil. Sektor peternakan akan menjadi sektor yang menimbulkan masalah baru bagi lingkungan yang disebabkan oleh limbah peternakan. Limbah sapi perah agar tidak menimbulkan masalah baru perlu dilakukan penanganan yang lebih lanjut. Penanganan feses sapi perah dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kandang bagi tanaman dan sebagai biogas. Feses sapi perah tidak dapat digunakan dalam bentuk segar, maka perlu dilakukan penyimpanan dan pengolahan lebih lanjut. Penyimpanan diduga dapat mempengaruhi kualitas bahan organik pada feses sapi perah Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan, yaitu mulai 1 September 2018 sampai dengan 30 Oktober 2018. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui viii pengaruh lama penyimpanan feses sapi perah terhadap kandungan bahan organik (protein kasar, lemak kasar dan serat kasar). Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah feses sapi perah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan lapang yang dirancang dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Variabel yang diamati meliputi protein kasar, lemak kasar dan serat kasar. Data yang diproleh selama penelitian kemudian dianalisis statistik dengan ANOVA. Bila terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji BNT. Data yang sudah ada dimasukkan ke dalam kolom tabel menggunakan software SPSS 16.0 untuk di uji ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata (P>0,05) terhadap suhu, pH, protein kasar, lemak kasar dan serat kasar feses sapi perah yang disimpan pada waktu yang berbeda. Rata-rata suhu feses sapi perah dari yang tertinggi terdapat pada perlakuan P0 sebesar 34,33±2,08ºC, sedangkan rata-rata suhu feses sapi perah terendah terdapat pada perlakuan P4 sebesar 21,67±1,53ºC. Rata-rata pH feses sapi perah dari yang tertinggi terdapat pada perlakuan P4 sebesar 8,33±0,58 dan rata-rata pH feses sapi perah terendah terdapat pada perlakuan P0 sebesar 5,67±0,58. Rataan kandungan protein kasar tertinggi pada perlakuan P4 sebesar 17,69±0,60%, sedangkan rata-rata kandungan protein kasar terendah pada perlakuan P2 sebesar 16,42±0,48%. Rataan kandungan lemak kasar tertinggi pada perlakuan P0 sebesar 5,39±0,09%, sedangkan rataan kandungan ix lemak kasar terendah pada perlakuan P4 sebesar 1,04±0,49%. Rataan kandungan serat kasar tertinggi pada perlakuan P0 sebesar 37,37±0,52%, sedangkan rata-rata kandungan serat kasar terendah pada perlakuan P4 sebesar 24,46±0,09%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lama penyimpanan feses sapi perah yang berbeda dapat meningkatkan kandungan pH dan protein kasar feses. Penyimpanan juga dapat menurunkan lemak kasar, serat kasar dan suhu feses sapi perah. Perlakuan terbaik terdapat pada P4 dengan kandungan protein kasar sebesar 17,69±0,60%, lemak kasar sebesar 1,04±0,49% dan serat kasar sebesar 24,46±0,09%. Saran dari penelitian ini adalah sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang lama penyimpanan feses sapi perah yang berbeda dengan lama simpan yang lebih lama sehingga dapat meningkatkan kandungan bahan organik.

English Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of storage time of dairy cow feces on the content of organic matter (crude protein, crude fat and crude fiber). The material used in this study is dairy cow feces. The method used in this study was a field experiment designed with Completely Randomized Design (CRD) with 5 treatments and 3 replications. The data obtained during the study were then analyzed statistically by ANOVA. If there are differences, proceed with the BNT test. The results showed that there was a significant difference (P>0.05) in temperature, pH, crude protein, crude fat and crude fiber of dairy cow faeces stored at different times. The average temperature of dairy cattle from the highest in treatment P0 was 34.33±4.33ºC, while the average temperature of the lowest dairy cow in treatment P4 was 21.67±1.53ºC. The average pH of faeces from dairy cows from the highest in treatment P4 vi was 8.33±0.58 and the average pH of faeces in the lowest dairy cattle in treatment P0 was 5.67±0.58. The highest average crude protein content in treatment P4 was 17.69±0.60%, while the lowest average crude protein content in P2 treatment was 16.42±0.48%. The highest average crude fat content in treatment P0 was 5.39±0.09%, while the lowest crude fat content was in treatment P4 of 1.04±0.49%. The highest crude fiber content in the treatment P0 was 37.37±0.52%, while the lowest crude fiber content in treatment P4 was 24.46±0.09%. Based on the results of the study it can be concluded that the storage time of different dairy cow feces can increase the pH and crude protein content. Storage can also reduce crude fat, crude fiber and the temperature of dairy cow feces. The best treatment was found in P4 with a crude protein content of 17.69 ± 0.60%, crude fat of 1.04 ± 0.49% and crude fiber of 24.46 ± 0.09%.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPT/2018/613/051901824
Uncontrolled Keywords: Feses sapi perah, penyimpanan, suhu, pH, kualitas bahan organik, protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar./ Dairy cow feces, storage, temperature, pH, quality of organic matter, crude protein, crude fat and crude fiber
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.2 Cattle and related animals
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 02 Sep 2019 07:44
Last Modified: 16 Mar 2022 04:31
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/168366
[thumbnail of 168366-Putri Marista-2.pdf]
Preview
Text
168366-Putri Marista-2.pdf

Download (837kB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item