Yunita, Ida Nuri (2018) Analisis Potensi Wilayah untuk Pengembangan Sapi Potong di Kecamatan Parengan Kabupetan Tuban. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kebutuhan daging sapi yang tinggi memerlukan pengembangan ternak sapi potong di daerah- daerah agar ketersediaan daging dapat tercukupi, salah satunya melalui analisis potensi wilayah pengembangan usaha sapi potong di Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban. Upaya pengembangan ini berkaitan dengan ketersediaan sumberdaya yang ada pada daerah pengembangan, maka dibutuhkan informasi dengan menganalisis wilayah mana yang berpotensi untuk pengembangan usaha sapi potong Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis potensi wilayah dan mengetahui daerah yang memiliki potensi wilayah terbaik untuk pengembangan usaha sapi potong di Kecamatan Parengan. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pengambilan data pada bulan maret 2018. Data yang diperoleh berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan peternak serta melakukan observasi langsung di lapangan. Data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tuban, dan Badan Pusat Statistik. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis Location Quation (LQ) dan analisis Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia (KPPTR). Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi bagi masyarakat, sehingga dapat menumbuhkan kegiatan usaha peternakan sapi potong, serta sebagai masukan untuk pemerintah setempat untuk menyusun strategi pengembangan usaha sapi potong. Hasil penelitian berdasarkan analisis deskriptif menunjukkan bahwa kondisi iklim, tingkat luas lahan pertanian sebagai penyedia pakan serta peternak memiliki potensi yang mendukung dalam pengembangan usaha sapi potong di Kecamatan Parengan. Namun, motivasi peternak yang rendah membuat penyuluh lapang pertanian mengalami kesulitan dalam menyampaikan informasi. Hal tersebut merupakan kendala yang perlu diperhatikan pemerintah. Hasil penelitian berdasarkan analisis LQ menyatakan bahwa Desa Pacing mempunyai nilai LQ sebesar 1,91 paling tinggi diantara desa lainnya, sedangkan nilai LQ terendah yaitu Desa Sendangrejo (0,19). Biaya produksi dari peternak sapi potong sebesar Rp. 38.548.600, sedangkan penerimaannya sebesar Rp. 41.171.224. pendapatan peternak sebesar Rp. 2.622.600/thn, sedangkan jika dihitung per bulan sebesar Rp. 218.500/bln. Hasil dari perhitungan KPPTR efektif Kecamatan Parengan menunjukkan Desa Wukiharjo mempunyai nilai tertinggi sebesar 7544.6 ST, sedangkan terendah yaitu Desa Sembung (-594. 24 ST). perhitungan didapat dari selisih KPPTR Maksimum dengan populasi riil Satuan Ternak (ST) yang ada di desa tersebut. Hasil positif artinya desa tersebut masih mampu menampung jumlah ternak sapi potong, maka pengembangan perlu dilakukan diwilayah tersebut, sedangkan hasil negatif artinya desa tersebut sudah tidak mampu menampung jumlah ternak sapi potong. Maka pengembangan perlu dilaksanakan di wilayah lain yang memiliki nilai KPPTR positif. Berdasarkan hasil yang diperoleh, pemerintah dapat menetapkan beberapa kebijakan sesuai dengan keadaan masing-masing desa, diantaranya dengan menambah populasi ternak di desa tersebut atau dengan menjadikan desa tersebut sebagai usaha penggemukan sapi potong. Perlu adanya evaluasi dan pembinaan dalam penambahan keterampilan beternak untuk menjadikan usaha peternakan mampu bersaing dengan perusahaan ternak yang ada di daerah lain.
English Abstract
The purpose of this study was to analize the potensial of the region and to identifity the area that has the best potential for business development area of beef cattle in Parengan District Tuban Regency. This research method used was survey method starting from February 27th to March 27th 2018. Primary data was obtained from directly interview with 60 farmers, while the secondary data was obtained from Agriculture Department, Fishery and Livestock Department of Tuban Regency. The data analysed used descriptive analysis, Location Quotient (LQ) analysis and Capacity Analysis of Ruminant Livestock Population Improvement (KPPTR). The results of research based on LQ states that Pacing village has LQ value equal to 1,91 highest among other villages, whereas lowest LQ value was Sendangrejo (0,19). Production cost was from breeder of beef cattle IDR. 38,548,600, while receipt of IDR. 41,171,224. Farmers income equal to IDR. 2,622,600 /year, whereas if it was calculated every month equal to IDR. 218,500 /month. Results from the calculation of effective KPPTR Parengan District shows that Wukiharjo has the highest value equal to 754.6 AU, while the lowest was Sembung (-594.24 AU). So, it can be concluded that positive result means that the village is still able to accommodate the number of beef cattle, so the development needs to be done in the area, while the negative result means that the village is not able to accommodate the number of beef cattle. Furthermore, development needs to be implemented in other areas that have positive KPPTR value.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPT/2018/366/051807533 |
Uncontrolled Keywords: | LQ analysis, Income, KPPTR |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.2 Cattle and related animals > 636.21 Cattle for specific purposes > 636.213 092 Cattlemen |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 24 Jun 2019 02:55 |
Last Modified: | 13 Jul 2022 03:11 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/168264 |
Text
Ida Nuri Yunita.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Actions (login required)
View Item |