Analisis Kromosom Kerbau (bubalus bubalis) Berdasarkan Perbedaan Kasus Penyimpangan Warna Rambut Pada Karakteristik Fenotip di Malang Raya

Shintawati, Definta Dwi (2018) Analisis Kromosom Kerbau (bubalus bubalis) Berdasarkan Perbedaan Kasus Penyimpangan Warna Rambut Pada Karakteristik Fenotip di Malang Raya. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Analisis kromosom merupakan suatu tahapan dalam pola pewarisan sifat induk kepada keturunannya untuk mendeteksi kemungkinan munculnya cacat genetik pada ternak. Analisis kromosom ternak kerbau (Bubalus bubalis) di Indonesia sangat penting khususnya ternak kerbau rawa (Swamp buffalo) dengan warna rambut normal dan warna rambut abnormal (albino) di Malang Raya karena masih terbatasnya datadata genetik dasar terutama bagi ternak bibit. Penelitian ini difokuskan untuk mempelajari kasus perbedaan karakteristik fenotipik warna rambut kerbau yang menyimpang dari standar bangsa yang dianalisis pada tingkat kromosom, sehingga dapat menjadi data dasar kedua kerbau tersebut secara genetik. Karyotiping sebagai suatu metode untuk menganalisa profil kromosom. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka dilakukan penelitian mengenai analisis kromosom kerbau berdasarkan perbedaan karakteristik fenotipik di Malang Raya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur, bentuk dan jumlah kromosom pada kerbau rawa serta mengetahui penyimpangan warna rambut kerbau rawa yang berbeda apakah kromosomnya tetap normal berdasarkan standar. Diharapkan dari penelitian ini bisa menjadi data genetik kedua ternak kerbau rawa di Malang Raya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Juni 2018 di Laboratorium Sentral Ilmu Hayati (LSIH) Universitas Brawijaya dan dasar pemilihan lokasi pengambilan sampel darah ternak kerbau adalah purposive sampling di wilayah Malang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif. Metode analisis kromosom yang dilakukan mengacu pada standar karyotyping kultur sel darah dengan pewarnaan G-banding. Materi yang digunakan yaitu kerbau rawa betina dewasa dan kerbau rawa betina albino. Tahapan proses karyotyping yaitu (1) Preparasi media kultur, (2) Pengambilan sampel darah, (3) Kultur sel darah, (4) Sinkronisasi dan pemanenan hasil kultur sel darah, (5) Perlakuan hipotonik dan fiksasi sel, (6) Pembuatan preparat, (7) Pewarnaan G-banding, (8) karyotyping dan analisis kromosom kerbau rawa. Hasil mikrofotografi kemudian di analisis dengan menggunakan tool Complete hand karyotyping system/ cytivision image versi 4.5.1, kemudian hasil imaging kromosom disusun berdasarkan pasangan homolognya membentuk karyotipe yang sesuai dengan standar karyotyping ternak kerbau. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kromosom pada kerbau rawa betina dewasa berjumlah 48 (2n) dengan 23 pasang autosom yang terdiri dari 2 pasang berbentuk metasentris, 2 pasang akrosentris, 1 pasang submetasentris, 18 pasang akrosentrik dan sepasang XX (kromosom kelamin) berbentuk telosentris untuk betina. Sedangkan jumlah kromosom pada kerbau rawa albino adalah normal yaitu berjumlah 48 (2n), dan tidak adanya mutasi gen pada tingkat kromosom dengan pewarnaan G-banding, sehingga penyimpangan fenotipik tidak disebabkan oleh abnormalitas jumlah kromosom. Dengan demikian sementara ini dapat dibuktikan bahwa abnormalitas fenotipik tidak disebabkan oleh kelainan genetik pada level kromosom. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penyimpangan fenotipik warna rambut kerbau albino tidak disebabkan oleh abnormalitas jumlah kromosom. Saran dari penelitian ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan variasi pada metode banding untuk melihat lebih jelas mengenai struktur kromosom dan perlu penambahan jumlah sampel yang diambil sehingga data lebih akurat. Perlu adanya ketelitian dan ketepatan waktu dalam tahapan analisis kromosom.

English Abstract

The purpose of the research is to find out structure, shape, and the number of chromosomes swamp buffalo with case of abnormal phenotype. Material used is swamp buffalo female normal and swamp buffalo female abnormal from malang. This research uses descriptive explorative method. Karyotyping method use a refers to standart blood culture with staining G-banding. The result showed that the number of chromosomes of swamp buffalo female normal and swamp buffalo female abnormal amounted 48 (2n) with 23 pairs of autosomes and 1 pairs sex chromosomes consisting of 2 pairs of metacentric, 2 acrosentric pairs, 1 submetacentric pairs, 18 pairs of acrosentric and a pair of chromosomes sex. The result of this research can concluded that abnormal fenotipically fur colour swamp buffalo abnormal not caused by abnormalities number of chromosome.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPT/2018/460/051808725
Uncontrolled Keywords: swamp buffalo, chromosome, karyotyping, phenotype
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.2 Cattle and related animals > 636.29 Other larger ruminants and Camelidae > 636.293 Other Bovoidea
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 30 May 2020 14:39
Last Modified: 13 Jul 2022 06:48
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/168197
[thumbnail of Definta Dwi Shintawati.pdf] Text
Definta Dwi Shintawati.pdf

Download (1MB)

Actions (login required)

View Item View Item