Pola Pemanfaatan Ruang pada Kawasan Ngrowo Waterfront Tulungagung

Nusa, Saviratri Sekar and Ir. Jenny Ernawati, MSP., Ph.D. (2018) Pola Pemanfaatan Ruang pada Kawasan Ngrowo Waterfront Tulungagung. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Ruang terbuka publik menjadi salah satu kebutuhan utama bagi perkotaan karena bukan saja mewadahi fungsi ekologis, namun juga berfungsi untuk mempercantik kota, menunjukkan identitas suatu kota, dan juga untuk meningkatkan kebahagiaan masyarakat kota. Sejalan dengan kebutuhan masyarakat terhadap ruang terbuka publik, pemerintah melalui program dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yaitu Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) berusaha mewujudkan ruang perkotaan yang lebih berkualitas melalui perencanaan yang baik. Pada tahun 2017, pemerintah Kabupaten Tulungagung menyelesaikan pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di sepanjang bantaran sungai Ngrowo yang berada di Desa Tertek, Kecamatan Tulungagung. RTH yang difungsikan sebagai ruang terbuka publik ini juga difungsikan sebagai penambah dan pendukung nilai, kualitas lingkungan dan budaya di kawasan Sungai Ngrowo. Pembangunan Ngrowo Waterfront memunculkan aktivitas baru seperti adanya pedagang kaki lima (PKL) yang ada di sepanjang bantaran sungai. Aktivitas jual beli dan juga jasa belum diwadahi dengan baik dengan penyediaan fasilitas yang mewadahi. Dampak lainnya adalah dengan berkurangnya luasan ruang publik karena alih fungsi antara sektor formal dan informal (PKL). Adanya aktivitas PKL yang memadati pinggir jalan utama diperparah dengan adanya parkir on street karena tidak tersedianya lahan parkir pada kawasan Ngrowo Waterfront. Selain itu, terdapat lokasi di sepanjang bantaran sungai yang belum dimanfaatkan oleh pengunjung. Hal ini terlihat karena beberapa lokasi tersebut sepi, namun beberapa lokasi yang menjadi pusat perdagangan terlihat ramai dan terkesan ruwet karena pengunjung hanya memadati lokasi tersebut, padahal Pemerintah Kabupaten Tulungagung berharap keberadaan Ngrowo Waterfront ini bisa menjadi ruang untuk mewadahi keberagaman aktivitas masyarakat sekitar dan masyarakat Tulungagung. Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis pola pemanfaatan ruang pada Kawasan Ngrowo Waterfront. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan data mengenai pola pemanfaatan ruang yang terjadi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode behavioral mapping, yaitu dengan placecentered mapping, yang digambarkan dalam bentuk sketsa kawasan dimana pelaku aktivitas melakukan berbagai aktivitasnya dengan tujuan untuk menggambarkan kecenderungan aktivitas, mengidentifikasi jenis aktivitas dan pelaku aktivitas, serta frekuensi aktivitas. Penelitian dilakukan pada hari kerja (Senin-Jumat) dan akhir pekan (Sabtu-Minggu) pada pagi hari pukul 08.00-10.00 dan malam hari pukul 19.00-21.00. Penelitian dilakukan pada Kawasan Ngrowo Waterfront, khususnya pada Segmen 3B dan Kawasan Center Point. Hasil temuan pola pemanfaatan ruang pada Zona 1 hingga Zona 5 pada Segmen 3B di Kawasan Ngrowo Waterfront yaitu pola pemanfaatan yang terbentuk mengikuti jalur sirkulasi yang ada, yaitu linear. Area paling ramai berada pada Zona 1 dan Zona 4, karena pada dua Zona tersebut memiliki generator aktivitas yaitu Shelter tempat berdagang. Hasil temuan pola pemanfaatan ruang pada Zona Center Point adalah pola pemanfaatan yang terbentuk mengikuti pembagian zona, yaitu cluster sesuai dengan kebutuhan pengunjung. Pada Zona Center Point, area teramai pada pagi hari adalah pada area bermain anak-anak. Area teramai pada malam hari adalah pada area tempat duduk.

English Abstract

Public open space is one of the main needs for urban area not only because its function to accommodate ecological functions but also to beautify the city, show the identity of a city, and also to increase the happiness of the urban community. In line with the needs of the community for public open space, the government through its Green City Development Program (P2KH) from the Ministry of Public Works and Public Housing (PUPR) seeks to create more qualified urban space through good planning. In 2017, the government of Tulungagung Regency completed the construction of Open Green Space (RTH) along the banks of the Ngrowo river in Tertek Village, Tulungagung District. The green space is functioned not only as a public open space but also as a supporter to increase the value as well as the environmental and cultural quality of the Ngrowo River area. The development of Ngrowo Waterfront raises new activities such as street vendors (PKL) along the riverbank.. The buying and selling activities as well as services have not been properly supported by the availability of adequate facilities. Another impact is the reduced area of public space due to the transfer of functions between the formal and informal sectors (PKL). The existence of street vendor activities that packed the main roadside was compounded by the presence of on-street parking due to the unavailability of parking lots in the Ngrowo Waterfront area. In addition, there are locations along the riverbank that have not been used by visitors because it was seen to be more deserted. Otherwise, some locations that became the center of economic activities seemed overcrowded because visitors only packed in that location, even though the Tulungagung District Government hoped that the existence of Ngrowo Waterfront could be a space to accommodate the diversity of activities of the local community especially in Tulungagung. This study was focused on analyzing the spatial pattern of land use in the Ngrowo Waterfront Region. The approach used in this research is a descriptive-qualitative method that is done by collecting data on the spatial pattern of land use that occurs. The data are collected using behavioral mapping method, especially place-centered mapping, which is illustrated in the form of regional sketches where people carry out various activities with the aim of describing activity trends, identifying types of activities and actors, and frequency of activities. The study was conducted on weekdays (Monday-Friday) and weekends (Saturday-Sunday) on the morning from 08.00 a.m. to 10.00 a.m. and at night from 7:00 p.m. to 9:00 p.m. The research was located at the Ngrowo Waterfront Area, specifically in the 3B Segment and Center Point Area. The result of this study shows that the land-use patterns in Zone 1 to Zone 5 in Segment 3B at the Ngrowo Waterfront Area is linear because it was formed following the existing of the circulation path. The most crowded area is in Zone 1 and Zone 4, because the two zones have an activity generator, which is a trading shelter. The finding of the land-use pattern in the Center Point Zone is clustered according to the needs of visitors because it was formed following the division of zones. At the Center Point Zone, the busiest area in the morning is at the children's play area while the busiest area at night is in the seating area.

Other obstract

-

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	SKR/FT/2018/1116/051812109
Uncontrolled Keywords:	Aktivitas, Pola, Waterfront Activity, Pattern, Waterfront
Subjects:	300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.7 Land, recreational and wilderness areas, energy
Divisions:	Fakultas Teknik > Arsitektur
Depositing User:	Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited:	21 Apr 2020 08:04
Last Modified:	14 Jun 2022 07:58
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/167184

Text Saviratri Sekar Nusa (2).pdf Download (31MB)

Actions (login required)

View Item