Etnobotani Tumbuhan Beracun Di Desa Ngadiwono Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan

Oktavia, Anggraeni In (2017) Etnobotani Tumbuhan Beracun Di Desa Ngadiwono Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Interaksi manusia dengan tumbuhan begitu penting, sehingga tumbuhan telah dipelajari sepanjang sejarah manusia. Masyarakat Desa Ngadiwono, merupakan bagian dari Suku Tengger yang bergantung pada pemanfaatan tumbuhan di sekitar mereka. Namun, pengetahuan lokal masyarakat Tengger mengenai tumbuhan beracun belum pernah diungkap.Terdapat ratusan jenis tumbuhan penghasil racun yang dapat membahayakan kesehatan manusia ataupun hewan domestik. Namun, beberapa dari tumbuhan tersebut berpotensi sebagai obat yang dapat dikembangkan di masa depan. Beberapa tumbuhan beracun juga dimanfaatkan sebagai pengendali hama tanaman budidaya, antara lain nikotin yang berasal dari tumbuhan Nicotiana spp., ekstrak biji baringtonia sp. dan rutenoid dari tumbuhan Derris spp. Chondodendron tumentosum mengandung senyawa alkaloid yang disebut D-Turbokurarin yang bersifat racun. Racun dari senyawa tersebut digunakan oleh masyrakat Indian di Amazon sebagai racun panah, dan kemudian dikembangkan menjadi relaksasi otot selama operasi . Senyawa-senyawa tumbuhan ini telah menjadi dasar dari pengembangan obat-obat modern dan dengan kualitas yang lebih baik. Integrasi studi etnobotanis, farmakologis dan fitokimia memungkinkan pengembangan pendekatan baru terhadap penelitian dan penggunaan farmasetik tumbuhan.Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengetahuan masyarakat serta pemanfaatan tumbuhan beracun di Desa Ngadiwono, menganalisis kandungan metabolit sekunder tumbuhan beracun Di Desa Ngadiwono secara kualitatif, menyusun rekomendasi pelestarian tumbuhan beracun di Desa Ngadiwono. Penelitian ini dimulai dengan melakukan survei pendahuluan, menentukan informan dengan metode snowball dan melakukan wawancara semiterstruktur terhadap informan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh data pengetahuan masyarakat tentang keanekaragaman tumbuhan beracun, pemanfaatan tumbuhan beracun oleh masyarakat, akibat yang ditimbulkan oleh tumbuhan beracun, dan sampel tumbuhan beracun yang akan di analisis secara kualitatif kandungan metabolit sekundernya. Nilai ICS dan UVs digunakan dalam analisis etnobotani tumbuhan beracun. Uji fitokimia dan histokimia digunakan dalam analisis metabolit sekunder. Analisis SWOT digunakan dalam perancangan rekomendasi pengelolaan tumbuhan beracun. Tumbuhan beracun menurut persepsi masyarakat adalah tumbuhan yang dapat menyebabkan efek fisiologis tidak menyenangkan terhadap manusia maupun hewan apabila melakukan kontak dengan tumbuhan tersebut, atau mengkonsumsi bagian tumbuhan tersebut secara berlebihan. Terdapat delapan tumbuhan yang xi dianggap beracun oleh masyarakat Desa Ngadiwono dan berdasarkan kajian ilmiah delapan tumbuhan tersebut memiliki senyawa yang beracun. Tumbuhan tersebut adalah Bedor (Girardinia palmata), Kecubung Bunga Kuning (Brugmansia suaveolens), Kecubung Bunga Putih (Brugmansia suaveolens), Jarak (Ricinus communis), Terpasan Kuning (Cestrum elegans), Terpasan Merah (Cestrum elegans), Kembang kudis (Euphorbia pulcherrima), Ciplukan (Physalis peruviana). Nilai ICS tertinggi pada tumbuhan jarak (Ricinus communis L) yaitu 45. Nilai ICS terendah pada tumbuhan Terpasan Bunga Kuning dan Merah (Cestrum elegans) karena tidak dimanfaatkan oleh masyarakat desa. Nilai UVs tertinggi pada tumbuhan Kembang kudis 1,68. Berdasarkan uji fitokimia tumbuhan Girardinia palmata, Cestrum elegans (kuning), Ricinus communis mengandung alkaloid, dan steroid. Cestrum elegans (merah), Brugmansia suaveolens (putih), Physalis angulata mengandung alkaloid, steroid dan terpenoid. Brugmansia suaveolens (kuning), Euphorbia pulcherrima mengandung alkaloid dan terpenoid. Berdasarkan uji histokimia menunjukkan adannya alkaloid dalam tumbuhan Girardinia palmata, Ricinus communis, Brugmansia suaveolens (putih), Brugmansia suaveolens (kuning), Physalis angulata, Euphorbia pulcherrima. Tumbuhan beracun Cestrum elegans dapat ditanam di halaman sebagai tanaman penghias yang difungsikan sebagai penahan tanah agar tidak mudah longsor. Tumbuhan kecubung dapat ditanam di area sumber air yang difungsikan sebagai konservasi sumber mata air. Penyampain informasi terhadap masyarakat tentang pencegahan dan penanggulangan racun dapat dilakukan untuk mengurangi dampak keracunan akibat mengkonsumsi tumbuhan beracun.

English Abstract

Human interaction with plants is so important and this topic have been studied throughout human history. Ngadiwono village community, is a part of the Tengger tribe who depend on the utilization of plants around them. However, the local knowledge of the Tengger people about toxic plants has never been revealed. There are hundreds of different species of poison-producing plants that can endanger human health or cattle. However, some of these plants have positive potential as a modern medicine. Some of toxic plants are also used as natural pesticide, such as nicotine that derived from the Nicotiana spp., seed extract of Baringtonia sp., and rutenoid from Derris spp. Chondodendron tumentosum contains an alkaloid toxic compound called D-Turbokurarin. The toxins from these compounds are used by Indian tribe, Amazon, as an arrow poison and then developed into anesthesia in surgery. These compounds have been the basics of modern and better quality of medicine. The integration of ethnobotanical, pharmacological and phytochemical studies enables the development of new approaches to the plant pharmacetics research. The purposes of this study are to analyze community knowledge and utilization of toxic plants in Ngadiwono, analyze the secondary metabolite content of toxic plants in Ngadiwono qualitatively, and prepare recommendations for conservation of toxic plants in Ngadiwono. This study begins by conducting preliminary surveys, determining informants with snowball methods and conducting semi-structured interviews to determinated informants. Based on interviews results, we obtained community knowledge about toxic plants diversity, the utilization of toxic plants, the consequences of toxic plants, and samples that will be analyzed for the secondary metabolite qualitatively. ICS and Uvs are used in ethnobotany analysis. Phytochemical and histochemical screening is used in secondary metabolite analysis. SWOT analysis is used in the design of toxic plant management strategies. The toxic plant according to the society's perception is a plant that can cause unpleasant physiological effects on humans and animals by using the plant, or consuming the plant part in excess. There are eight plants that considered as toxic by community and based on scientific studies, these plants have toxic compounds. These plants are Bedor (Girardinia palmata), Kecubung Bunga Kuning (Brugmansia suaveolens), Kecubung Bunga Putih (Brugmansia suaveolens), Jarak (Ricinus communis), Terpasan Kuning (Cestrum elegans), Terpasan Merah (Cestrum elegans), Kembang kudis (Euphorbia pulcherrima), Ciplukan (Physalis peruviana). Jarak (Ricinus communis) has the highest value of ICS (45). Terpasan xiii kuning and merah (Cestrum elegans) have the lowest ICS value, because they are not utilized by community. Kembang kudis has the highest UVs value 1.68. Based on the phytochemical test Girardinia palmata, Cestrum elegans (yellow), Ricinus communis are contains alkaloids, and steroids. Cestrum elegans (red), Brugmansia suaveolens (white), Physalis angulata are contains alkaloids, steroids and terpenoids. Brugmansia suaveolens (yellow), Euphorbia pulcherrima are contains alkaloids and terpenoids. Based on the histochemical test showed alkaloid in the Girardinia palmata, Ricinus communis, Brugmansia suaveolens (white), Brugmansia suaveolens (yellow), Physalis angulata, Euphorbia pullcherima. Toxic plants can be utilized as a decorative plant and landslide resistant. In addition, it can also be planted in watersheds as a conservation plant. As an advice, to reduce the negative impacts of toxic plants we could held public education about poisoning, prevention, and prevention of toxins.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/581.63/OKT/e/2017/041707191
Uncontrolled Keywords: ETHNOBOTANY, POISONOUS PLANTS, INDONESIA - PASURUAN (kabupaten)
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 581 Specific topics in natural history of plants > 581.6 Miscellaneous nontaxonomic kinds of plants > 581.63 Beneficial plants
Divisions: Program Pascasarjana > Magister Pengelolaan Lingkungan, Program Pascasarjana
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 25 Aug 2017 01:34
Last Modified: 13 Dec 2020 15:53
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/1669
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item