Wiracandy, Avia Torina (2018) Unveiling President Joko Widodo’s Perspectives About Death Punishment Issue On Drug Smuggling In Indonesia. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Politikus sering menggunakan wacana politik untuk mempengaruhi masyarakat. Sebagaimana wacana politik memunculkan perspektif politikus itu sendiri, studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi perspektif Presiden Joko Widodo dalam isu hukuman mati pada penyelundup narkoba. Obyek studi ini adalah video wawancara Presiden Joko Widodo dengan Al-Jazeera. Pilihan kata Presiden Joko Widodo dalam modalitas diharapkan dapat mengungkap perspektif presiden terhadap isu yang diangkat. Terdapat dua masalah penelitian untuk dijawab: (1) Apa saja tipe modalitas yang digunakan oleh Presiden Joko Widodo dalam wawancara dengan Al-Jazeera, (2) Apa perspektif dari Presiden Joko Widodo yang berhubungan dengan hukuman mati di Indonesia yang terlihat dari penggunaan modalitas dalam wawancaranya dengan Al-Jazeera. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena data berhubungan dengan kata-kata, penjelasan dan deskripsi makna, dan tidak berkaitan dengan hubungan sebab-akibat. Studi deskriptif analisis teks dan kognisi sosial juga digunakan untuk mengidentifikasi tipe modalitas dan perspektif Presiden Joko Widodo. Hasil analisis menunjukkan terdapat tiga tipe modalitas yang digunakan dalam kalimat Presiden Joko Widodo. Tiga tipe modalitas terdiri dari 12 kata modal epistemik, 6 kata modal deontik, dan 11 kata modal boulemaeic. Kata-kata tersebut adalah ekspresi harapan, kemungkinan, pengetahuan, tugas, kewajiban, dan keinginan Presiden Joko Widodo terhadap keputusan hukuman mati. Saya mengidentifikasi tiga perspektif dari Presiden Joko Widodo: positif; kukuh melaksanakan hukuman mati dan didukung undang-undang, melawan dunia bagi rakyat; bertahan dengan tekanan internasional yang berlawanan dengan hukum, dan negatif sebagai individu; menolak menunjukkan perasaan dan menegaskan pelaksanaan hukuman mati. Saya juga menganalisa perspektif Al-Jazeera sebagai representasi dunia dan komentar video sebagai representasi masyarakat. Masyarakat setuju dan mendukung presiden melaksanakan hukuman mati, kecuali Al-Jazeera. Presiden Joko Widodo juga teguh dengan undang-undang pelaksanaan hukuman mati, sebagai apa yang ia yakini sebagai keputusan terbaik bagi rakyat dan negaranya. Saya menyarankan peneliti selanjutnya menggunakan teori Teun A. van Dijk dengan obyek berbeda seperti pidato atau berita, atau menggunakan obyek yang sama dengan teori yang berbeda seperti Norman Fairclough atau Ruth Wodak untuk pemahaman yang lebih luas mengenai analisa wacana kritis.
English Abstract
Politicians quite often employ political discourse to influence the society. As political discourse brings out perspective of the politicians, this study aims to identify the perspective of President Joko Widodo in the talks of death penalty on drug smugglers. The object is President Joko Widodo’s interview video with Al-Jazeera. Through his choice in using modality, it is expected to reveal his perspectives toward the issue. Two problems of the study are formulated as follows: (1) What are modality types used in President Joko Widodo’s utterances in the interview with Al-Jazeera, and (2) What is the perspective of President Joko Widodo that can be seen from the use of modality in the interview with Al-Jazeera related to the concern of death penalty in Indonesia. This study uses qualitative approach because the data deals with words, explanations, and description of meanings, instead of relation in the cause-effect. Descriptive studies in textual and social cognition analysis are applied to identify modality types and President Joko Widodo’s perspective. Results of analysis show three modality types are used in President Joko Widodo’s utterances related to the death penalty. It consists of 12 epistemic modal words and expressions, 6 deontic modal words, and 11 boulemaeic modal words. Those words are the expression of the president’s hope, possibility, knowledge, duty, obligation, and wishes toward the decision of the execution. As for the perspectives, I identify that President Joko Widodo has three perspectives: positive; firm in performing the execution and it is supported by the law, against the world for his people; withstand the international’s pressure and contrary to the world’s point of view, and negative as an individual; refused to express his feelings that emphasized on the implementation of the execution. I also analyze Al-Jazeera’s perspectives as the representation of the world and comments from the interview video as representation of the society. Aside from Al-Jazeera’s perspective, the society agrees and supports his decision to perform the execution. He himself is found persistent in implementing the state constitution on death penalty for drug smuggling in Indonesia, as what he believes is the best for his people and his country. For the next researchers, I suggest to use Teun A. van Dijk with the different object such as speech or news article, or use the same object with different theory, for example Norman Fairclough or Ruth Wodak, for broader understanding of CDA.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FBS/2018/118/051804829 |
Uncontrolled Keywords: | Analisa Wacana Kritis, Wawancara, Hukuman Mati, Perspektif, Modalitas, Analisa Tekstual, Kognisi Sosial, Konteks Sosial./ Critical Discourse Analysis, Interview, Death Penalty, Perspective, Modality, Textual Analysis, Social Cognition, Social Context |
Subjects: | 300 Social sciences > 364 Criminology > 364.66 Capital punishment |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 22 Apr 2020 11:28 |
Last Modified: | 20 Jun 2022 02:29 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/166886 |
Text
Avia Torina Wiracandy.pdf Download (2MB) |
Actions (login required)
View Item |