Studi Antropologi Kognitif Terhadap Kepatuhan Santri Dimas Kanjeng Di Padepokan Taat Pribadi Di Desa Wangkal Kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo

Rodiyah, Nurul (2018) Studi Antropologi Kognitif Terhadap Kepatuhan Santri Dimas Kanjeng Di Padepokan Taat Pribadi Di Desa Wangkal Kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pemimpin padepokan menjadi tokoh yang beratributkan tuntunan moral masyarakat yang berkarisma. Karisma yang dimiliki dapat menimbulkan asumsi dalam masyarakat bahwa pemimpin padepokan mampu menanamkan akhlakul karimah dan mensejahterakan umat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penyebab santri Dimas Kanjeng (DK) patuh akan DK dan berbagai bentuk kepatuhan santri DK di Padepokan Taat Pribadi berdasarkan perspektif antropologi kognitif. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi dan dideskripsikan secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ajaran DK merupakan sistem kognisi sebagai struktur kelembagaan dalam otak santri DK yang dapat membentuk kepatuhan santri terhadap DK. Ajaran DK meskipun bersifat imajiner (ideasional), namun ajaran tersebut menjadi pedoman hidup para santri untuk memutuskan dan menyikapi hal apa saja yang harus dilakukan demi kehidupannya dan hal mana saja yang perlu ditinggalkan. Ajaran DK tentang makrifat dan paternalistik yang disampaikan secara berulang kali dalam komunitas Padepokan DK dapat membentuk culture kepatuhan santri. Meme altruisme resiprokal yang selalu diajarkan oleh DK juga mempengaruhi pola pikir santri untuk selalu patuh dan tunduk terhadap DK. Proses kognitif dijadikan santri sebagai alat untuk menganalisis kepribadiannya. Pemikiran dan proses pendewasaan santri DK dapat berkembang dalam konteks sosial Padepokan Taat Pribadi. Santri mengembangkan sistem evaluasi diri sesuai yang diajarkan oleh DK dan peraturan Padepokan Taat Pribadi. Interaksi sosial yang berlangsung di Padepokan DK, dapat mengeksplorasi potensi santri dalam mengembangkan proses pemahaman dan penalaran sadarnya untuk menuntun segala tingkah laku santri DK. Struktur kognitif para santri DK saling berinterelasi. Informasi baru yang bersifat kompleks dan banyak beredar dalam kehidupan santri, diintegrasikan oleh santri sesuai dengan skema ajaran yang telah disampaikan oleh DK. Santri DK saling mengisi satu sama lain dalam kondisi apapun, baik yang sifatnya asimilasi maupun akomodasi. Hal tersebut mendorong berkembangnya konsep konstruktivisme, yang berarti bahwa santri tidak serta merta menerima wawasan dari DK secara pasif ‘otak kosong’. Sistem budaya yang telah dibentuk DK mengingatkan santri untuk berpikir apa yang seharusnya dilaksanakan. Perkembangan kognitif melahirkan proses sosio instruksional, yang mendorong santri DK untuk saling terbuka dan tukar-menukar pengalamannya dalam menyelesaikan permasalahan yang hadir di Padepokan Dimas Kanjeng. Santri DK berusaha memahami dan mengkonstruk makna personal dari berbagai fenomena dalam kehidupan santri berdasarkan keyakinan diri para santri yang telah terbawa struktur pola pikir DK. Santri mengembangkan keterampilan kognisinya berbasis pedoman motivasional –buku istighosah– terhadap perilaku yang diadaptasi sesuai dengan konteks Padepokan DK. Kepatuhan menjadi skema dan peraturan kelompok yang selalu dikukuhkan di Padepokan Dimas Kanjeng. Kepatuhan santri DK tidak hanya berhenti pada tindakan santri yang mencerminkan ketaatannya dalam melaksanakan ajaran DK. Santri selalu simpati, empati dan mengimajinasikan sosok DK dalam segala aspek kehidupannya sebagai suri tauladan

English Abstract

The leader of a convent is a figure who shares the moral guidance of a charismatic society. Charisma that is owned by the leader can lead to assumptions in the community that the leader is able to instill morality and able to make prosperous the community itself. The purpose of the study is to describe the causes of Dimas Kanjeng (DK) Religious Pupil (Santri) to be obedient to DK and various forms of the obedience by DK religious pupil in Padepokan Taat Pribadi based on the perspective of cognitive anthropology. The research method of this study is ethnographic approach and it describes qualitatively. The result of the study shows that DK’s instruction is a cognition system as an institutional structure in DK santri’s brain that construct their obedience toward DK. The instruction is an imaginary, however the santri make the instruction as their life guidance in order to decide and behave about what should they do and do not in their life. The instruction of DK about knowledge and paternalistic which are delivered repeatedly in the community of Padepokan Taat Pribadi can construct a santri obedience culture. The reciprocal altruism meme that is always taught by DK also influence the mindset of the santri become always obedient and submissive to DK. The cognitive process is used by santri as a tool to analyze his personality. The process of thinking and maturing of the santri can develop into Padepokan Taat Pribadi social context. Santri develop a self-evaluation system based on what has taught by DK and the rules at Padepokan Taat Pribadi. The social interaction at Padepokan DK can explore the potential of santri in developing the process of understanding and their logical thinking in order to conduct all the santri’s behavior. The cognitive structure of DK santri interrelated. New information that is complex and widely circulated in santri’s life is integrated by the santri in accordance with the teaching scheme that has been conveyed by DK. The santri support each other in any conditions, whether in assimilation or accommodation. This condition affecting the development concept of constructivism, it means the santri do not receive knowledge from DK passively (don’t know at all). The cultural system which was formed by DK reminds the santri to think what they should do. Cognitive development creates the socio-instructional process, which encouraged the santri to be open to each other and share their experiences in problem solving at Padepokan Dimas Kanjeng. The santri try to understand and construct the personal meaning of various phenomena in santri’s life based on the self-confidence of santri who had carried over the structure of the DK’s mindset. Santri develop their cognitive skills based on motivational guidelines –istighosah books– towards behavior that is adapted according to the context of the Padepokan Dimas Kanjeng. Obedience is a scheme and group regulation that is always confirmed in Padepokan Dimas Kanjeng. The obedience of santri is not only proofed by the actions of them who reflect their obedience in implementing DK's teachings. They are always sympathetic, empathetic and imagine the figure of DK as a role model in all aspects of santri’s life.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FBS/2018/469/051812208
Uncontrolled Keywords: Antropologi Kognitif, Kepatuhan Santri, Kepemimpinan, Solidaritas, Cognitive Anthropology, Religious Pupil Obedience, Leadership, Solidarity
Subjects: 300 Social sciences > 301 Sociology and anthropology
Divisions: Fakultas Ilmu Budaya > Antropologi Budaya
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 19 Apr 2020 04:20
Last Modified: 22 Oct 2021 04:14
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/166795
[thumbnail of NURUL RODIYAH.pdf]
Preview
Text
NURUL RODIYAH.pdf

Download (35MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item