Pengalaman Pasien Sindrom Koroner Akut Dalam Mendapatkan Akses Pelayanan Gawat Darurat Di Wilayah Kerja Puskesmas Turen Kabupaten Malang: Studi Fenomenologi

Refialdinata, Jeki (2018) Pengalaman Pasien Sindrom Koroner Akut Dalam Mendapatkan Akses Pelayanan Gawat Darurat Di Wilayah Kerja Puskesmas Turen Kabupaten Malang: Studi Fenomenologi. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan suatu kondisi yang dapat mengancam kehidupan. Diperkirakan bahwa di Amerika Serikat setiap tahun terdapat lebih dari 780.000 orang yang mengalami SKA. Di Indonesia, berdasarkan hasil survei nasional pada tahun 2013 menunjukkan bahwa terdapat 883.447 orang yang menderita SKA, dengan estimasi jumlah penderita terbanyak terdapat pada Provinsi Jawa Barat (160.182 orang) dan Jawa Timur (144.279 orang). Kabupaten Malang yang merupakan bagian dari Provinsi Jawa timur memiliki angka kejadian SKA pada tahun 2017 yaitu sebesar 1.311 kejadian, dan 57 diantaranya merupakan angka kejadian di wilayah kerja Puskesmas Turen dari 39 Puskesmas. Kematian pada pasien SKA disebabkan oleh adanya keterlambatan dalam mendapatkan tindakan reperfusi di pelayanan gawat darurat. Mayoritas keterlambatan tersebut diantaranya berhubungan dengan kurangnya kesadaran mengenai gejala. Sementara itu, pasien yang telah terdiagnosis SKA-pun mempunyai risiko tinggi untuk mengalami serangan dan perawatan ulang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman pasien sindrom koroner akut dalam mendapatkan akses pelayanan gawat darurat di wilayah kerja Puskesmas Turen Kab. Malang. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Melalui pendekatan tersebut, memungkinkan untuk didapatkannya hasil penelitian yang menggambarkan pengalaman pasien sindrom koroner akut dalam mendapatkan akses pelayanan gawat darurat. Partisipan yang dilibatkan dalam penelitian ini yaitu 9 pasien SKA yang dipilih menggunakanviii pendekatan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam menggunakan pendekatan semi-struktur interview. Data berupa pernyataan partisipan dianalisis menggunakan metode tematik analisis. Hasil analisis didapatkan tujuh tema yaitu: pengetahuan mengenai penyebab penyakit; tidak memahami gejala penyakit; memilih penanganan secara mandiri; memilih berbagai fasilitas sumberdaya kesehatan; memilih fasilitas mandiri; menjadi lebih sadar kesehatan dan peningkatan spiritual; harapan terhadap pelayanan kesehatan yang lebih peduli; dan dukungan keluarga. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengalaman pasien SKA dalam mendapatkan akses pelayanan gawat darurat dipengaruhi oleh kesadaran mengenai SKA dan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan. Pasien SKA dalam mempertahankan kesehatannya menginginkan pelayanan yang memberi kenyamanan dan kepuasaan, dan membutuhkan dukungan dari keluarga selama mereka menjalankan program pengobatan. Kesalahan dalam pemilihan tindakan pertama akan menyebabkan penundaan dalam mencapai pelayanan kesehatan dan berisiko tinggi untuk mengalami kematian sebelum mencapai rumah sakit. Untuk mencegah hal tersebut, pembuat kebijakan harus mengembangkan program untuk berespon terhadap kegawatdaruratan jantung. Program tersebut yaitu: mengenalkan tanda dan gejala SKA pada masyarakat umum, penyediaan sistem aktivasi layanan emergensi prehospital (EMS/Emergency Medical Service). Disamping itu, hasil penelitian juga mengindikasikan perlu dilakukannya penguatan lanjutan tentang program terapi yang diberikan, dan pemberian pendidikan kesehatan mengenai proses penyakit dan resiko untuk mengalami kembali serangan pada pasien yang telah terdiagnosis SK

English Abstract

Acute Coronary Syndrome (ACS) is a life-threatening condition. In the United States, it is estimated more than 780,000 people experiencing ACS each year. In Indonesia, based on the results of the national survey in 2013, there were 883,447 people suffering from ACS, with the highest estimated number in West Java Province (160,182 people) and East Java (144,279 people). Malang city, which is part of East Java province, has 1311 incidents until july 2017, and 39 of them are in the Turen Public Health Center of the 39 Public Heath Centers. The deaths of ACS patients are caused by delay in obtaining reperfusion. The majority of ACS patients’ delays in achieving heath care is associated with a lack of knowledge of symptoms. Meanwhile, patients who have been diagnosed with ACS are at high risk for disease recurrence and re-treatment. The aim of this study is to explore the experiences of patients with acute coronary syndrome in accessing emergency services in Turen Public Heath Center, Malang. This research is a qualitative research conducted by using descriptive phenomenology design. Through the approach, the reseachers will get a picture of patient’s experience in accessing emergency services. The participants in this study and have achieved data saturation are 9 ACS patients. The participants were selected by using purposive sampling approach. The process of data collection was done by in-depth interview using a semi-structured approach. The data were analyzed by using thematic analysis method. Through data analysis, there are eight themes obtained: knowledge of disease cause; do not understand the symptoms of the disease, selected handling independently;x choosing health facility resources; choosing independent facilities; becoming more health conscious and spiriual enhancement; expectations on health care services; and family support. The conclusion of this study is that the experience of patients in accessing emergency services were influenced by awareness of disease and the availability of health care facilities. Patients with ACS in maintaining their health want a service that provides comfort, satisfaction, and requires support from the family as long as they involved in the treatment program. Mistakes in the selection of the first measure lead to delays in obtaining health services, and are at high risk of death before they reac the hospital. To prevent this, policymakers need to develop programs to respond to heart attacks. The program is: the introduction of signs and symptoms ACS to the public, the provision of prehospital emergency activation system (EMS / Emerency Medical Service). In addition, the results of the study also show that the given therapy program is further strengthened, and the provision of health education regarding disease process and the risk of re-experiencing attacks on patients with AC

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/616.123/REF/p/2018/041804941
Uncontrolled Keywords: CORPNARY HEART DISEASE, CORONARY HEART DIASE - PATIENTS, EMERGENCY MEDICAL SERVICES, HOSPITALS - EMERGENCY SERVICES, INDONESIA - MALANG (kabupaten)
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 616 Diseases > 616.1 Diseases of cardiovascular system > 616.12 Diseases of heart > 616.123 Coronary diseases (Ischemic heart diseases)
Divisions: S2/S3 > Magister Keperawatan, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 19 Mar 2019 02:32
Last Modified: 19 Mar 2019 02:32
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/165528
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item