Dharmawan, Ahmad Arif (2019) Pengaruh Kepadatan Kanopi Kayu Putih (Eucalyptus Pellita) Umur 1 Dan 1,5 Tahun Pada Komposisi Gulma. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kayu putih merupakan salah satu komoditas tanaman industri yang salah satu fungsinya digunakan untuk bahan baku pembuatan pulp dan kertas di Indonesia dan berpotensi sebagai pengganti tanaman Acacia mangium (Sulichantini, 2016). Tanaman kayu putih memiliki batang yang lurus, percabangan rapat, daun tebal, dan tajuk tebal (Tim Research and Development Sinarmas Forestry, 2012). Tanaman kayu putih akan memiliki bentuk tajuk atau kanopi yang berbeda dengan semakin bertambahnya umur tanaman. Perbedaan setiap kanopi tanaman kayu putih ini akan berpengaruh pada cahaya matahari yang masuk mengenai permukaan atau dasar tanah, sehingga diduga mampu mempengaruhi kecepatan pertumbuhan gulma dibawah tegakan tanaman kayu putih. Selain itu, organisme pengganggu tanaman seperti penghisap pucuk (Helopeltis sp.) menjadikan gulma sebagai inang alternatif dan sebagai tempat berlindung. Jika permasalahan gulma di lahan tanaman kayu putih tidak dikelola dengan baik maka tanaman budidaya akan terganggu dan menyebabkan penurunan hasil hingga 50% serta mengakibatkan pengurangan keuntungan sampai 90% pada perkebunan kayu putih (Pereira dan Pedro, 2015). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepadatan dari kanopi tanaman kayu putih umur 1 dan 1,5 tahun terhadap perubahan komposisi gulma, sehingga inventarisasi vegetasi gulma yang ada pada lahan perlu dilakukan dan nantinya dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan teknik pengelolaan dan pengendalian gulma yang tepat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli – September 2018, di perkebunan HTI tanaman kayu putih, Riau. Metode yang digunakan dalam penelitian ialah metode survei vegetasi kuadrat. Luas lahan tanaman kayu putih umur 1 dan 1,5 tahun ialah sebesar 21,08 Ha dan 14,74 Ha. Petak pengamatan diambil 5% dari luas lahan tanaman kayu putih umur 1 dan 1,5 tahun dan dibagi menjadi lima lokasi pengamatan. Pengamatan gulma dilakukan dengan menggunakan kuadrat (frame) dengan ukuran 1 m × 1 m sebanyak 44 titik pada setiap petak pengamatan gulma di lahan kayu putih umur 1 tahun dan 32 titik pada setiap petak pengamatan gulma di lahan kayu putih umur 1,5 tahun. Peletakan plot kuadrat dilakukan secara sistematis diantara baris tanaman. Selanjutnya dilakukan identifikasi spesies gulma dan penghitungan jumlah gulma yang ada pada setiap kuadrat (frame) dan dilakukan analisis vegetasi dengan rumus perhitungan yang mengacu pada perhitungan kerapatan, frekuensi, dominasi dan Summed Dominance Ratio (SDR) setiap spesies gulma yang ditemukan pada petak pengamatan. Berdasarkan hasil penelitian spesies gulma yang ditemukan tergolong gulma daun lebar (broadleaves), antara lain ialah kentangan (Borreria alata), asistasia (Asystasia intrusa), harendong bulu (Clidemia hirta), senduduk (Melastoma malabathricum), pakis udang (Stenochlaena palustris), jahe-jahean (Elettariopsis curtisii), akasia (Acacia mangium), sembung rambat (Mikania micrantha), dan jarak bromo (Croton hirtus). Nilai indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H’)ii tergolong kategori keanekaragaman rendah. Nilai indeks dominansi Simpson (D) menjelaskan bahwa terdapat spesies gulma yang mendominasi, dan indeks sebaran Morisita (Iδ) menunjukkan keseluruhan spesies gulma tergolong memiliki pola sebaran berkelompok dan menyebar. Hasil analisis koefisien komunitas (C) memiliki kisaran nilai 0,29 - 1,14% artinya bahwa terdapat perbedaan komposisi gulma pada lokasi penelitian, hal ini ditunjukkan dari 9 jenis spesies gulma yang ada di lahan kayu putih umur 1 tahun mengalami perubahan komposisi gulma menjadi 4 jenis gulma yang tersisa di lahan kayu putih umur 1,5 tahun. Selain itu, kepadatan kanopi tanaman kayu putih umur 1 dan 1,5 tahun memiliki pengaruh terhadap komposisi gulma yang dijelaskan melalui hubungan korelasi positif dan negatif antara indeks luas daun tanaman dengan komposisi gulma. Gulma B. alata, M. malabathricum, S. palustris, E. curtisii, A. mangium, C. hirtus menunjukkan pertumbuhan lebih baik pada kondisi kanopi tanaman kayu putih umur 1 tahun yang tidak rapat, sedangkan gulma A. intrusa, C. hirta, M. micrantha menunjukkan pertumbuhan lebih baik pada kondisi kanopi tanaman kayu putih umur 1,5 tahun yang lebih lebar dan rapat.
English Abstract
Eucalyptus pellita is one of industrial commodity which have a function as basic material for pulp and paper production in Indonesia. It is also as substitute of Acacia mangium (Sulichantini, 2016). Eucalyptus has straight stem, dense branches, thick leaves and crown (Tim Research and Development Sinarmas Forestry, 2012). Eucalyptus will have different shape of canopy when the increasingly of the age. It will influence of sunlight which arrive at soil surface, so it is expected influence weed growth rate under eucalyptus plant stand. Furthermore, plant pest such a Helopeltis sp. can make weed as alternative of nursemaid and protection place. If weed problem in the field of eucalyptus was not managed well, the cultivation plants will be disrupted. This situation can cause a decrease up to 50% and cause losses of up to 90% on eucalyptus plantations (Pereira dan Pedro, 2015). The aim of this research is to know the influence of eucalyptus canopy dense in age of 1 and 1.5 year to weed composition change, so that later it can be used as a basis for consideration in determining the appropriate weed control and management techniques. This research was conducted in July-September 2018, in HTI eucalyptus plantation, Riau. It use quadratic vegetation survey method. Field area of eucalyptus in age of 1 and 1.5 years is 21.08 Ha and 14.74 Ha. Observation plot is 5% chosen from the whole field area of each kind of eucalyptus age and it will be devided into 5 observation locations. Weed observation is conducted by use quadratic (frame) with 1 m × 1 m size as many as 44 points of each weed observation plot for 1 year eucalyptus and 32 points of each weed observation plot for 1.5 years eucalyptus. Putting of quadratic plot is done sistematically among plant rows. Then, it is done the weed species identification, weed number calculation of each quadratic (frame) , and vegetation analysis which use formula of density, frequency, dominancy and Summed Dominance Ratio (SDR) of each weed species that was found in the observation plot. Based on the research result, weed species that have been found is belong to broadleaves, they are kentangan (Borreria alata), asistasia (Asystasia intrusa), harendong bulu (Clidemia hirta), senduduk (Melastoma malabathricum), pakis udang (Stenochlaena palustris), jahe-jahean (Elettariopsis curtisii), akasia (Acacia mangium), sembung rambat (Mikania micrantha), and jarak bromo (Croton hirtus). The Shannon-Wiener (H’) diversity index of this research is low index category. Dominancy index value of Simpson (D) show that there is weed species which dominate in the location, and index of Morisita (Iδ) analysis result show that all of the weed species in research location have spread pattern of shoal and dispersed. Coefficient Comunity Analysis (C) value in this research is 0,29 - 1,14% range, so there are difference of weed composition in the research location. This is indicated by 9 species of weeds on 1 year old eucalyptus land experiencing changes in weed composition to 4 types of weeds left on the eucalyptus land 1.5 years old. In addition, the canopy density of eucalyptus plants aged of 1 and 1.5iv years has an influence on weed composition explained by the positive and negative correlation between the leaf area index of plants and weed composition. Weed B. alata, M. malabathricum, S. palustris, E. curtisii, A. mangium, C. hirtus showed a negative correlation to leaf area index, so weed growth was better in the condition of a 1 year old eucalyptus plant canopy that was not tenuous, while A. intrusa weed, C. hirta, M. micrantha showed a positive correlation with leaf area index, so weed growth was better in the wider 1.5 year old eucalyptus canopy.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2019/979/051901392 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 691 Building materials > 691.1 Timber |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 23 Oct 2019 04:09 |
Last Modified: | 20 Oct 2021 04:03 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/165238 |
Preview |
Text
Ahmad Arif Dharmawan.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |