Usman, Akbar Muhammad (2018) Problematika Pendidikan Anak Nelayan Berbasis Gender Di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan,Provinsi Dki Jakarta. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Indonesia merupakan Negara yang terkenal memiliki berbagai pulau, oleh karena itu Indonesia sendiri disebut juga sebagai Negara maritim. Dengan jumlah pulau sebanyak 17.504 buah dan panjang garis pantai mencapai 104.000 km, dengan jumlah luas perairan sebesar 70%(Daryanto, 2008). Pembangunan sektor perikanan di Indonesia kurang mendapatkan perhatian khusus. Hal ini disebabkan karenan strategi pembangunan yang berbasis sumberdaya alam lebih mengutamakan sektor pertanian dan pertambangan. Masalah sosial dan ekonomi yang kompleks terjadi pada masyarakat nelayan yang salah satunya di sebabkan oleh rendahnya produktivitas dan kualitas sumberdaya manusia yang di tunjukkan oleh rendahnya tingkat pendidikan nelayan. Lemahnya kondisi ekonomi nelayan yang menyebabkan tidak dapat memberikan pendidikan yang layak untuk anak anak nelayan tersebut. Padahal pendidikan anak nelayan bekal untuk masa depan mereka agar masyarakat nelayan dapat keluar dari lingkaran kemiskinan dan mendapatkan status sosoial yang lebih tinggi. Di Pulau Pari, kecamatan Kepulauan Seribu memiliki 1 RW yaitu RW 04 DAN 4 RT dengan jumlah penduduk sebanyak 1.891 jiwa serta jumlah kepala keluarga sebanyak 382. Penduduk Pulau Pari, kecamatan Kepulauan Seribu merupakan percampuran dari berbagai macam suku yaitu: suku bugis, suku betawi, suku jawa, suku sundan dan suku bima sehingga penduduk stempat menggunakan bahasa khas Kepulauan Seribu yang merupakan perpaduan dari bahasa suku suku tersebut. Penduduk Pulau Pari, kecamatan Kepulauan Seribu 100% memeluk agama islam. Penduduk Pulau Pari, kecamatan Kepulauan Seribu mayoritas bermata pencarian sebagai nelayan sekitar 80% yang setiap weekend beralih profesi sebagai tourguide, sedangkan sisanya adalah pedagang, buruh, PNS, wiraswasta (Kementrian Kelautan Perikanan, 2018). Masalah sosial dan ekonomi yang kompleks terjadi pada masyarakat nelayan yang salah satunya di sebabkan oleh rendahnya produktivitas dan kualitas sumberdaya manusia yang di tunjukkan oleh rendahnya tingkat pendidikan nelayan. Lemahnya kondisi ekonomi nelayan yang menyebabkan tidak dapat memberikan pendidikan yang layak untuk anak anak nelayan tersebut. Padahal pendidikan anak nelayan bekal untuk masa depan mereka agar masyarakat nelayan dapat keluar dari lingkaran kemiskinan dan mendapatkan status sosoial yang lebih tinggi. Biaya pendidikan menyebabkan factor penghambat untuk para nelayan menyekolahkan anaknya. Bagi para orang tua nelayan lebih baik untuk anak laki- lakinya bekerja atau membantu ayahnya untuk melaut atau menjadi buruh ikan. Sedangkan untuk anak perempuan biasanya membantu ibunya dirumah dan mengolah hasil tangkapan untuk di pasarkan kembali. Selain masalah pendidikan pada anak di Pulau Pari, kecamatan Kepulauan Seribu ada juga beberapa masalah lain, salah satunya yang berbasis gender yaitu kebanyakan para istri nelayan pekerjaannya banyak di dapur dan merawat suami karena para nelayan beranggapan setiap perempuan yang sudah menikah baik perempuan itu berkarir atau tidak maka tugas istri hanyalah merawat suami dan menjaga rumah yang menyebabkan pendidikan perempuan menjadi rendah. Penerapan terhadap budaya secara turun temurun juga merupakan sala satu factor perempuan lebih rendah dibandingkan lelaki. Hal ini sesuai pernyataan Handayani dan Endang (2008), yang menyatakan bahwa perempuan tersubordinasi oleh factor - factor yang dikontruksikan secara social. Banyak mitos dan kepercayaan yang menjadikan kedudukan perempuan berada lebih rendah daripada seorang laki laki. Hal itu di pandang dari segi seks bukan dari segi kemampuan, kesempatan. Maka dari itu penulis terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul “Problematika Pendidikan anak Nelayan Berbasis Gender di Pulau Pari, kecamatan Kepulauan Seribu, Kabupaten Kepulauan Seribu, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Provinsi DKI Jakarta”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : Faktor internal yang berpengaruh pada ketidakberkelanjutan pendidikan anak nelayan. Faktor eksternal yang berpengaruh pada ketidakberkelanjutan pendidikan anak nelayan. Penyebabkan pengutamaan gender antara laki laki dan perempuan dalam memperoleh pendidikan anak nelayan. Penelitian ini dilakukan di Pulau Pari,Kabupaten Kepulauan Seribu,Kecamatan Kepulauan SeribuSelatan,Provinsi DKI Jakarta pada bulan Juli – Agustus 2018 Metode penelitian tentang problematika pendidikan anak nelayan berbasis gender di Pulau Pari, kecamatan Kepulauan Seribu, Kabupaten Kepulauan Seribu Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Provinsi DKI Jakarta merupakan metode kualitatif. Metode ini dilakukan untuk memperoleh tentang fakta dan gejala yang ada di lokasi penelitian. Metode penelitian memfokuskan kepada masyarakat nelayan yang mempunyai anak sedang menempuh pendidikan formal hingga perguruan tinggi Secara geografis letak Pulau Pari, kecamatan Kepulauan Seribu berada di kordinat 5 50’ 20’’- 5 50’ 25’’ LS dan 106 34’ 30’’ - 106 34’ 30’’- 106 38’ 20’’ BT. Secara system administartif Pulau Pari, kecamatan Kepulauan Seribu merupakan bagian dari kelurahan Pulau Pari, kecamatan Kepulauan Seribu, kecamatan Kepulauan Seribu, provinsi DKI Jakarta. Letak topografi Pulau Pari, kecamatan Kepulauan Seribu memiliki topografi yang berbentuk datar dengan ketinggian 0 – 3 m dpl dengan tipe pantai berpasir putih dan bervegetasi mangrove (bagian utara dan barat). Pulau Pari, kecamatan Kepulauan Seribu merupakan pulau karang timbul yang dilihat melalui satelit berbentuk seperti ikan pari dengan perairan yang dangkal dengan substrat pasir, penggunaan lahan di Pulau Pari, kecamatan Kepulauan Seribu untuk kepentingan konservasi mangrove dan wisata bahari. Status Pulau Pari sebagian adalah milik pemerintah karena disana terdapat UPT Loka Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia Oseanografi milik P20 LIPI yang berada di sebelah barat pulau, sedangkan sisanya lagi adalah milik swasta yaitu PT. Pari Asih (dahulu bernama PT. Bumi Raya) yang hingga saat ini masih menjadi sengketa dengan warga Pulau Pari. Status kawasan yang ada di pulau ini, diantaranya yaitu: Kawasan wisata, Kawasan penelitian, Kawasan konservasi mangrove. Jumlah penduduk Pulau Pari sampai dengan bulan Desember 2016 adalah 2.372 jiwa dengan rincian sebagai berikut: Didapatkan hasil sebagian besar responden berada pada kelompok usia produktif. Tingkat pendidikan responden tergolong rendah, 47.37% tidak pernah menempuh pendidikan di sekolah formal, dan 26.32% hanya lulusan sekolah dasar. Sebanyak 86.32% memberikan tanggapan positif bahwa mereka telah memahami arti pentingnya pendidikan bagi anak. Sebanyak 86.31% memberikan tanggapan positif atau setuju bahwa pendidikan memberikan manfaat bagi anak nelayan. Tingkat ekonomi keluarga, sangat berdampak terhadap keberlanjutan pendidikan anak nelayan terlihat dengan 96% memberikan tanggapan positif dan 4% memberikan tanggapan negatif. Lingkungan tempat tinggal turut berdampak terhadap tingkat pendidikan anak terlihat dari 93% memberikan tanggapan positif dan 7% memberikan tanggapan negatif. Orang tua selalu memberikan motivasi kepada anaknya untuk melanjutkan pendidikan terlihat dari 70% memberikan tanggapan positif dan 30% memberikan tanggapan negatif. Sebagian besar responden (80%) menyatakan bahwa anak perempuan juga perlu menempuh pendidikan setinggi mungkin, responden tidak pernah membedakan tingkat pendidikan bagi anak perempuan dan anak laki-laki, oleh karena itu sebagian besar responden memandang penting pendidikan bagi anak perempuan. Harapan ini juga tercermin pada persepsi responden tentang status perempuan yang sudah menikah, menurut lebih dari separuh responden (67%) hal tersebut tidak membuat perempuan sulit untuk mencari nafkah di luar rumah. Dengan tingkat pendidikan yang semakin baik anak perempuan diharapkan akan mendapatkan pekerjaan dan masa depan yang lebih baik dan tidak hanya berperan sebagai istri yang tinggal di rumah.
English Abstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2018/896/051811680 |
Uncontrolled Keywords: | -Pendidikan anak nelayan |
Subjects: | 300 Social sciences > 370 Education |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 12 Aug 2019 07:03 |
Last Modified: | 27 Dec 2021 07:18 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/165179 |
Preview |
Text
Akbar Muhammad Usman.pdf Download (17MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |