Ekstraksi Saponin Dari Limbah Dekortikasi Daun Sisal (Agave Sisalana Perrine) Berbantu Ohmic Heating

Monica, Agnes (2018) Ekstraksi Saponin Dari Limbah Dekortikasi Daun Sisal (Agave Sisalana Perrine) Berbantu Ohmic Heating. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sisal (Agave sisalana Perrine) adalah salah satu tanaman penghasil serat alami di Indonesia. Serat sisal dimanfaatkan dalam pembuatan tali temali, industri teksil dan kerajinan tangan. Serat sisal hanya 3-5% dari keseluruhan daun, sehingga sisanya dianggap sebagai hasil samping yang disebut limbah dekortikasi. Limbah dekortikasi mengandung saponin yang merupakan senyawa bioaktif pada tanaman. Saponin terdiri dari 2 molekul, glikon dan aglikon, dan mampu bersifat sebagai surfaktan dan antioksidan. Saponin biasanya diekstrak menggunakan metode konvensional seperti maserasi. Metode konvensional dinilai memiliki kekurangan dari segi efisiensi dan efektivitas. Salah satu metode ekstraksi non-konvensional adalah ekstraksi berbantu ohmic heating. Prinsipnya adalah mengaliri bahan dengan arus listrik sehingga terjadi disipasi daya. Hal ini menyebabkan peningkatan suhu dan pemanasan. Selain itu ada pula efek elektroporasi yang menjadikan ekstraksi berbantu ohmic heating dianggap lebih efektif dan efisien. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama waktu ekstraksi dengan ohmic heating terhadap rendemen dan kualitas ekstrak limbah dekortikasi daun sisal, dan untuk mengetahui perbedaannya dengan ekstrak yang diperoleh dari metode maserasi. Percobaan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok pada limbah dekortikasi kering dan segar, sehingga masing-masing memiliki rancangan percobaan terpisah. Masing-masing memiliki 1 faktor yaitu lama waktu ekstraksi (holding time). Perlakuan untuk limbah dekortikasi kering adalah 120, 160, 200 detik. Perlakuan untuk limbah dekortikasi segar adalah 5, 15, 25 menit. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (p < 0,05). Parameter uji adalah rendemen ekstrak, kadar total saponin, dan aktivitas antioksidan (IC50). Limbah dekortikasi daun sisal kering yang diekstrak dengan ohmic heating memiliki rendemen ekstrak 17,11%, kadar total saponin 0,96% dan nilai IC50 384,08 ppm., Sementara itu, ekstrak hasil maserasi memiliki rendemen 12,65%, kadar total saponin 0,39% dan nilai IC50 1070,32 ppm. Dengan demikian, ekstrak dekortikasi daun sisal kering hasil ekstraksi berbantu ohmic heating lebih baik daripada hasil maserasi. Limbah dekortikasi segar hasil ekstraksi berbantu ohmic heating memiliki rendemen 33,03%, kadar total saponin 0,49% dan nilai IC50 731,26 ppm. Hasil ekstraksi maserasi memiliki rendemen 15,12%, kadar total saponin 0,43%, dan nilai IC50 1182,68 ppm. Dengan demikian, ekstrak dekortikasi daun sisal segar hasil ekstraksi berbantu ohmic heating juga lebih baik daripada hasil maserasi.

English Abstract

Sisal (Agave sisalana Perrine) is one of natural fiber producing plants in Indonesia. The fiber is used in rope making, textile industry, and handicraft industry. The yield of fiber ranges from 3-5%, which leaves the rest as waste, known as decortication waste. Decortication waste contains saponin, which is a bioactive compound. Consisting of two molecules, glycone and aglycone, saponin is able to act as surfactant and antioxidant. Saponin is usually extracted using conventional methods, such as maceration. Conventional methods have drawbacks, especially regarding efficacy and effectivity. One of emerging non-conventional extraction methods is ohmic heating assisted extraction. The principle is to pass the electricity current through the material, causing energy dissipation. Energy dissipation results in heat and temperature increase. Along with electroporation effect occurred during the process, ohmic heating assisted extraction is deemed as potential extraction method. The aim of this experiment is to obtain information of ohmic heating assisted extraction duration effect towards yield and quality of decortication waste extract and to compare the result with extract obtained from maceration. The experiment was conducted using two types of decortication waste, fresh and dried. Each waste separately used Randomized Block Design with 1 factor which is duration of extraction (holding time). Dried decortication waste was extracted for 120, 160, 200 seconds. Meanwhile fresh decortication waste was extracted for 5, 15, 25 minutes. Data were analysed using ANOVA followed by Least Significant Difference (p < 0,05). The parameters analysed were yield of extract, total saponin content, and antioxidant activity (IC50). Dried decortication waste extract yield was 17,11% with total saponin content 0,96% and IC50 value 384,08 ppm. Compared to maceration, extract yield was 12,65% total saponin content was 0,39% and IC50 value 1070,32 ppm. Therefore, ohmic heating assisted extraction performed better than maceration for dried decortication waste. Meanwhile, fresh decortication extract yield was 33,03% with total saponin content 0,49% and IC50 value 731,26 ppm. Compared to maceration, extract yield was 15,12% total saponin content was 0,43% and IC50 value 1182,68 ppm. Therefore, ohmic heating assisted extraction also performed better than maceration for fresh decortication waste.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2018/405/051809547
Uncontrolled Keywords: limbah dekortikasi, ohmic heating, saponin, sisal,/ decortication waste, ohmic heating, saponin, sisal
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 628 Sanitary engineering > 628.4 Waste technology, public toilets, street cleaning
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Hasil Pertanian
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 23 Oct 2019 03:02
Last Modified: 17 Mar 2022 06:35
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/165173
[thumbnail of Agnes Monica.pdf] Text
Agnes Monica.pdf
Restricted to Registered users only

Download (7MB)

Actions (login required)

View Item View Item