Pratama, Arizky Purba (2018) Uji Performansi Mesin Pengering Bentuk Cylinder Tipe Continue Pada Padi Varietas Ciherang Di “Ud Panji” Desa Ternyang Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pengeringan gabah di Indonesia umumnya masih dilakukan secara konvensional dengan dijemur di bawah sinar. Namun perubahan iklim karena pemanasan global menyebabkan pengeringan secara konvensional masih kurang efektif dikarenakan cuaca yang tidak menentu. Dengan demikian, padi tidak akan kering dengan optimum dan menimbulkan kerusakan (busuk, berjamur dan tumbuh kecambah), dalam kondisi demikian, usaha untuk pengeringan gabah mencapai Standart Nasional Indonesia (SNI) dengan kadar air 14% bisa saja, hanya mutu beras kurang baik. Oleh karena itu dibutuhkan mesin pengering gabah berbentuk cylinder tipe continue dengan menggunakan bahan bakar sekam padi memanaskan pipa-pipa stainless yang akan mengeluarkan panas di dalam pipa. Pada penelitian pengeringan gabah dengan pengeringan mekanik berlangsung selama delapan (8) jam, dan jenis padi varietas Ciherang, dengan perlakuan suhu 42 °C , pengeringan gabah berlangsung selama tiga (3) hari, dan di hari ke tiga (3) lebih enam (6) jam dengan kadar air awal 20,4 % sampai mendapatkan kadar air 11,5 %. Suhu 46 °C pengeringan gabah berlangsung selama dua (2) hari lebih empat (4) jam dengan kadar air awal 20,8 % sampai mendapatkan kadar air 11,4 %. Suhu 50 °C pengeringan gabah berlangsung selama satu (1) hari lebih empat (4) jam dengan kadar air awal 20,1 % sampai mendapatkan kadar air 11,3 %. viii Persentasi kualitas hasil penggilingan dari perlakuan pengeringan mekanik didapat data beras kepala 62,15 % di 42 °C, 63,69 % di 46 °C, 59,55 % di 50 °C. Pecah besar 4,76 % di 42 °C, 3,65 % di 46 °C, 10,5 % di 50 °C. Pecah kecil 30,32 % di 42 °C, 28,85 % di 46 °C, 24,03 % di 50 °C. Menir 2,57 % di 42 °C, 3,3 % di 46 °C, 5,5 % di 50 °C. Dengan perlakuan pengeringan tradisional dengan matahari secara langsung juga didapat data penggilingan lantai jemur 1 didapat beras kepala 63,25 %, pecah besar 4,5 %, pecah kecil 28,3 %, dan menir 3,1 %, dan lantai jemur 2 beras kepala 61,94 %, pecah besar 4,82 %, pecah kecil 29,97 %, dan menir 2,98 %. Penggunaan energi panas dari hasil pembakaran 1,298,583 Kal/kg sekam pada perlakuan suhu 42 °C, 1,785,300 Kal/kg sekam pada perlakuan suhu 46 °C, 1,256,640 Kal/kg sekam pada perlakuan suhu 50 °C. Daya yang di gunakan pada pengeringan padi dengan mesin pengering padi bentuk cylinder tipe continue didapat penggunaan energi dari 0,012 – 0,0131 KW pengeringan dengan suhu 42 °C 0,012 – 0,0132 KW pengeringan dengan suhu 46 °C 0,012 – 0,0133 KW pengeringan dengan suhu 50 °C 0,0128 - 0,0138 KW.
English Abstract
Drying of grain in Indonesia is generally still carried out conventionally by drying under the light. Namun perubahan iklim karena pemanasan global menyebabkan pengeringan secara konvensional masih kurang efektif dikarenakan cuaca yang tidak menentu. Thus, rice will not dry optimally and cause damage (rotten, moldy and sprouting sprouts), in such conditions, efforts to dry grain reach the Indonesian National Standard (SNI) with a 14% moisture content could be, only poor quality rice. Therefore, it is necessary to use a cylinder-type grain drying machine, continue using rice husk fuel to heat stainless pipes which will release heat in the pipe. In the study of grain drying with mechanical drying lasting eight (8) hours, and Ciherang variety of rice, with a temperature treatment of 42 °C, grain drying lasted for three (3) days, and on the third day (3) more than six (6) hours with an initial moisture content of 20.4% to get a water content of 11.5%. Temperature of 46 °C drying of grain lasted for two (2) days more than four (4) hours with an initial moisture content of 20.8% to obtain a moisture content of 11.4 %. The temperature of 50 °C drying of grain lasts for one (1) four (4) hours more day with an initial moisture content of 20.1% to obtain a moisture content of 11.3%. The percentage of the quality of the grinding results from the mechanical drying treatment obtained head rice data of 62.15 % at 42 °C, 63.69 % at 46 °C, 59.55 % at 50 °C. x Broken rice 4.76 % at 42 °C, 3.65 % at 46 °C, 10.5 % at 50 °C. Small breaks of 30.32 % at 42 °C, 28.85 % at 46 °C, 24.03 % at 50 °C. Menir 2.57 % at 42 °C, 3.3 % at 46 °C, 5, 5 % at 50 °C. With traditional drying treatment with direct sun also obtained data drying floor 1 drying obtained head rice 63,25 %, big break 4,5 %, small break 28,3 %, and groove 3,1 %, and drying floor 2 rice heads 61.94 %, large rupture 4.82 %, small break 29.97 %, and groove 2.98 %. The use of heat energy from the burning of chaff 1,298,583 Kal / kg at a temperature treatment of 42 °C, 1,785,300 Kal / kg at a temperature treatment of 46 °C, 1,256,640 Kal / kg 50 °C at the temperature treatment. The power used in drying rice with a drying machine in the shape of cylinder cylinder continue to obtain energy use from 0.012 - 0.0131 KW drying with a temperature of 42 °C 0.012 - 0.0132 KW drying with a temperature of 46 °C 0.012 - 0.0133 KW drying with a temperature of 50 °C 0.0128 - 0.0138 KW
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FTP/2018/451/051810129 |
Uncontrolled Keywords: | Pengering Bentuk Cylinder, Sekam Padi, Padi, Pengeringan,/ Cylinder Shape Dryers, Rice Husks, Rice, Drying |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 633 Field and plantation crops > 633.1 Cereals > 633.18 Rice |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 10 Oct 2019 07:11 |
Last Modified: | 17 Mar 2022 04:33 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/165125 |
Text
Arizky Purba Pratama.pdf Restricted to Registered users only Download (5MB) |
Actions (login required)
View Item |