Adhyaksa, Fisna Nora (2018) Strategi Minimasi Risiko Rantai Pasok Empon Instan Dengan Metode Fuzzy Failure Mode Effect Analysis (Fmea) Dan Analyitical Hierarchy Process (Ahp) (Studi Kasus Pada Ukm King Betiri, Jember). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Perkembangan konsumsi minuman herbal akhir-akhir ini banyak diminati di Indonesia seperti jamu yang berasal dari empon. King Betiri merupakan salah satu produsen empon instan di Desa Andongrejo, Kabupaten Jember. Permasalahan yang dihadapi oleh King Betiri adalah keterbatasan persediaan bahan baku, kualitas bahan baku dan produk yang kurang maksimal dan tingginya biaya pemasaran. Keterbatasan persediaan bahan baku ini terjadi karena cuaca yang tidak menentu. Kualitas produk yang kurang maksimal disebabkan karena proses penyimpanan bahan baku yang terlalu lama sehingga mempengaruhi kualitas bahan baku dan produk. Tingginya biaya pemasaran menjadi permasalahan karena biaya transportasi yang dikeluarkan untuk luar wilayah Jember terlalu mahal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi risiko rantai pasok , kemudian melakukan pengukuran serta penilaian risiko rantai pasok, dan menentukan strategi untuk meminimumkan risiko rantai pasok pada King Betiri. Variabel-variabel yang digunakan antara lain variabel bahan baku, variabel proses, dan variabel pemasaran serta responden pakar yang digunakan pada penelitian ini ada 4. 4 responden tersebut adalah satu dari pihak supplier King Betiri, Pemilik King Betiri dan tenaga kerja King Betiri serta 1 pihak retailer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Fuzzy FMEA untuk penilaian risiko dan metode AHP untuk penentuan alternatif strategi. Pada proses identifikasi rantai pasok di UKM King Betiri diperoleh 13 risiko rantai pasok. 5 risiko terdapat dalam variabel bahan baku, 4 risiko dalam variabel produksi dan 4 risiko dalam variabel pemasaran. Hasil penilaian risiko rantai pasok diperoleh x risiko tertinggi pada variabel bahan baku sebesar (5,06) untuk risiko ketersediaan empon yang fluktuatif, variabel produksi yaitu kapasitas produksi empon instan yang fluktuatif sebesar (5,07) dan variabel pemasaran yaitu kekurangan persediaan empon instan sebesar (5,63). Hasil penilaian risiko tersebut digunakan sebagai dasar untuk menentukan strategi alternative dalam meminimasi risiko. Berdasarkan perhitungan AHP, variabel bahan baku memperoleh prioritas paling tinggi dengan nila I bobot kepentingan sebesar 0,63 dimana variabel bahan baku memiliki pengaruh yang lebih penting daripada variabel produksi dan pemasaran. Pada penyusunan strategi didapatkan 9 strategi yang tepat dan terbagi dalam 3 variabel. Pada variabel bahan baku strategi alternative yang memiliki bobot tertinggi adalah perbaikan sistem pengadaan bahan baku (0,383), variabel produksi yaitu pelatihan tenaga kerja (0,383), dan variabel pemasaran yaitu perbaikan akses informasi (0,418).
English Abstract
The development of consuming herbal drink is currently in demand in Indonesia such as herb made of empon. King Betiri is one of producers of instant empon in Andongrejo Village, Jember District. The problems faced by King Betiri are the limitation of raw material, raw material’s quality and less maximum product and high cost of marketing. The limitation of raw material occurs because of unpredictable weather. Less maximum quality product is caused by over long storage of raw material so it affects quality of raw material and product. The high cost of marketing becomes the problem because transportation cost for Jember area is too expensive. The aim of this research was to identify supply chain product risk, conduct the measurement and value supply chain product risk and decide to minimize supply chain product risk for King Betiri. the variables used raw material variable, process variable and marketing variable as well as experts’ respondent. There were 4 respondents which were supplier of King Beriti, owner of King Betiri, employee of King Betiri and retailer. Method used in this research was Fuzzy FMEA to risk assessment and AHP method to determine alternative strategy. In identification process, supply chain in UKM King Betiri was obtained 13 supply chain risks. 5 risks were in raw material variable, 4 risks were in production variable and 4 risks in marketing variables. The result of assessment of supply chain risk was obtained the highest risk in raw material variable of (5.06) for fluctuating empon availability risk, production variable was fluctuating instant empon production of (5.07) and marketing variable was lack of instant empon availability of (5.63). the result of risk assessment was used as basic to determine alternative strategy in minimizing risk. Based on the xii AHP calculation, raw material variable obtained the highest priority with value I importance weight of (0.63) in which raw material variable had more important variable than production and marketing variables. In making strategy, 9 proper strategies were divided into 3 variables. The raw material variable of alternative strategies which had the highest weight was improvement of procurement systems of raw material of (0541), labor training of production variable (0,383) and marketing variable was improvement of information access of (0.418).
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FTP/2018/507/051810597 |
Uncontrolled Keywords: | Empon Instan, Rantai Pasok, Risiko, Strategi Minimasi,/ Instant Emon, Supply chanin, Risk, Minimization strategy. |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.6 Organization of production > 338.64 Size of enterprises > 338.642 Small business |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Industri Pertanian |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 05 Sep 2019 01:28 |
Last Modified: | 23 Nov 2021 06:18 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/164949 |
Preview |
Text
Fisna Nora Adhyaksa.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |