Huda, Moch. Miftakhul (2018) Kerentanan Hidup Pengemis di Kota Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kemiskinan merupakan permasalahan yang multidimensional karena berkaitan dengan ketidak mampuan akses ekonomi, sosial budaya, politik, serta partisipasi dalam organisasi sosial. Dalam penelitian kerentanan hidup pengemis di Kota Malang menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dalam menguraikan permasalahan, peneliti menggunakan konsep kemiskinan. Hasil dari penelitian menggambarkan bahwa pendapatan yang bisa dikumpulkan oleh pengemis dalam sehari Rp. 100.000,00- Rp. 200.000,00. Tingginya pendapapatan tidak selalu menjadikan hidup pengemis menjadi lebih baik. Kurangnya pengetahuan serta rendahnya tingkat pendidikan menjadikan hidup mereka pas-pasan. Selain itu banyaknya pelabelan yang disandingkan pada pengemis menjadikan mereka tidak berdaya yang menyebabkan terhalangnya beberapa akses pengemis. Mulai dari akses dalam organisasi sosial, akses pendidikan, akses kesehatan, akses birokrasi, akses politik, serta yang menjadi utama dalam kehidupann adalah akses dalam mendapatkan pasangan hidup. Pelabelan muncul selain karena ketidak sesuaian dengan nilai yang ada pada masyarakat juga karena adanya budaya menyimpang yang tumbuh subur pada kelompok pengemis
English Abstract
Poverty is a multidimensional problem because it is related to the inability of economic access, politic, socio-culture, and participation in social organizations. In the study of the vulnerability of life of beggars in Malang City using qualitative research methods with a descriptive approach. In describing the problem, researchers use the concept of poverty. The results of the study illustrate that the income that beggars can collect in a day is Rp. 100,000.00 - Rp. 200,000.00. The high income does not always make the life of beggars better. Lack of knowledge and low levels of education make their lives mediocre. In addition, the amount of labeling juxtaposed on beggars makes them helpless which causes obstruction of some access of beggars. Starting from access in social organizations, access to education, access to health, access to bureaucracy, access to politics, and the main thing in life is access to getting a spouse. Labeling appears other than due to incompatibility with the values that exist in society also because of the deviant culture that thrives on beggar groups
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FIS/2018/982/051812231 |
Uncontrolled Keywords: | kemiskinan, pengemis, pelabelan, dan akses poverty, beggars, labeling, and access |
Subjects: | 300 Social sciences > 362 Social problems of and services to groups of people > 362.5 Poor people |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 14 May 2019 06:50 |
Last Modified: | 25 Oct 2021 03:09 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/164472 |
Text
moch. miftakhul huda.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
Actions (login required)
View Item |