Evaluasi Program Minapolitan Sektor Budidaya Ikan Koi (Cyprinus carpio) di Desa Kemloko, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur

Dewi, Dian Muslikha (2018) Evaluasi Program Minapolitan Sektor Budidaya Ikan Koi (Cyprinus carpio) di Desa Kemloko, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Berdasarkan pada pemanfaatan lahan yang masih kurang dan besarnya potensi perikanan budidaya yang ada di Indonesia yang perlu dikembangkan, maka pada tahun 2010 pemerintah mencanangkan program baru bernama Minapolitan. Konsep dasar pengembangan kawasan minapolitan adalah upaya menciptakan pembangunan inter-regional berimbang, khususnya dengan meningkatkan keterkaitan pembangunan kota-desa (rural-urban linkage) yaitu pengembangan kawasan pedesaan yang terintegrasi di dalam sistem perkotaan secara fungsional dan spasial. Tujuan Minapolitan ini adalah : (a) meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat skala mikro dan kecil, (b) meningkatkan jumlah dan kualitas usaha skala menengah ke atas sehingga berdaya saing tinggi, dan (c) meningkatkan sektor kelautan dan perikanan menjadi penggerak ekonomi regional dan nasional. Secara operasional minapolitan diatur dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor KEP.32/MEN/2010 tentang penetapan kawasan minapolitan pada 197 kabupaten/kota pada 33 provinsi sebagai daerah pengembangan kawasan Minapolitan. Kabupaten Blitar merupakan salah satu sentra produksi ikan hias koi. Berdasarkan potensi perikanan budidaya yang ada di Kabupaten Blitar, pada tahun 2010 melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor KEP.32/MEN/2010 Kabupaten Blitar ditetapkan sebagai kawasan Minapolitan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan ke 90 dari 197 Kabupaten/Kota yang menjadi kawasan Minapolitan di Indonesia. Kemudian dibuatlah Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.35/MEN/2013 yang menerangkan bahwa di Kabupaten Blitar terdapat satu jenis program kawasan minapolitan yaitu minapolitan budidaya yang berada di Kecamatan Nglegok. Dimana keputusan tersebut diikuti dengan Keputusan Bupati Blitar Nomor 188/151/409.012/KPTS/2010 tentang penetapan pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Blitar difokuskan pada enam desa di Kecamatan Nglegok, yaitu : Desa Kemloko, Desa Penataran, Kelurahan Nglegok, Desa Bangsri, Desa Jiwut, dan Desa Krenceng. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tingkat kesiapan, pelaksanaan, dan evaluasi program minapolitan budidaya di Desa Kemloko Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret - April 2018 di Kawasan Minapolitan Ikan Hias Koi Desa Kemloko Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Sosial terdiri dari place yaitu di Desa Kemloko Kecamatan Nglegok; actors yaitu ketua minapolitan Kecamatan Nglegok, Ketua Kelompok Sumber Rejeki, Anggota Kelompok Sumber Rejeki dan pihak Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Blitar; dan activity yaitu kegiatan buidaya ikan hias koi. Kemudian sampel terdiri dari 5 (lima) narasumber dimana teknik pengambilan sampelnya secara purposive sampling dan Snowball Sampling. Data dikumpulkan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deduktif dengan berdasarkan pada masalah di lapang. Lokasi penelitian di Desa Kemloko Kecamatan Nglegok terletak pada 7o 21'-7o31' LS dan 110o10'-111'40oBT.Berupa dataran tinggi dengan ketinggian 500 mdpl, memiliki jenis tanah yang liat dan berpasir. Luas lahan untuk kegiatan budiaya adalah 20,75 Ha. Jumlah penduduk : 5.018, laki- laki : 2.576 dan perempuan : 2.442. Usaha Perikanan yang paling dominan adalah ikan hias koi. Selain itu mereka membudidayakan ikan lele, mujair dan nila serta ikan hias lainnya seperti sepat dan black molly. Masyarakat Desa Kemloko sejak tahun 1987 1990 telah banyak yang membudidayakan ikan koi. Oleh karena itu sumber daya manusianya sudah unggul dalam budidaya. Sejak tahun 2000 Desa Kemloko, tepatnya di usaha budidaya Bapak Sutadi sudah digunakan sebagai tempat penelitian dan tempat Praktik Kerja Magang atau Praktik Kerja Lapang mahasiswa maupun siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Berdasarkan faktor tersebut dan didukung oleh kulitas ikan koi yang dihasilkan bagus, akhirnya Menteri Kelautan dan Perikanan menyetujui untuk menetapkan Kecamatan Nglegok sebagai kawasan minapolitan. Tujuan minapolitan adalah (1) Meningkatan produksi, produktivitas, dan kualitas produk kelautan dan perikanan, (2) Meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya ikan, dan pengolah ikan yang adil dan merata, dan (3) Mengembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di daerah. Jenis dari ikan koi yang ada di dunia banyak sekali misal Sanke, Kohaku, Shiro, Showa, Tancho, dll. Jenis ikan koi yang banyak dibudidayakan di Desa Kemloko Kecamatan Nglegok adalah jenis Sanke dan Kohaku karena kualitas tanah dan air yang cocok untuk hidup kedua jenis ikan koi tersebut. Hasil dari tujuan pertama diketahui bahwa berdasarkan enam pilar pembangunan minapolitan dapat disimpulkan bahwa tingkat kesiapan pelaksanaan program minapolitan di Desa Kemloko Kecamatan Nglegok masih belum sepenuhnya siap. Karena terdapat tiga hal yang sudah siap dan tiga hal yang belum siap. Maka diadakanlah program minapolitan untuk membangun apaapa saja yang masih kurang. Kemudian hasil dari tujuan ke dua tentang pelaksanaan minapolitan terdapat 9 rencana program yang mana di dalamnya terdapat 24 rencana kegiatan yang sudah direncanakan sejak tahun 2014 2019. Terdapat 9 rencana kegiatan yang sudah terlaksana dan 15 rencana kegiatan yang belum terlaksana. Dapat dikatakan sudah hampir 50% rencana kegiatan yang terlaksana sehingga sudah dikatakan berjalan dengan baik. Selanjutnya hasil dari tujuan evaluasi bahwa dari empat idnikasi yaitu masukan, proses, keluaran, dan hasil semuanya sudah memenuhi poin ketentuan, tinggal beberapa yang masih kurang dan perlu untuk ditingkatkan. Terdapat dua saran yaitu saran akdemis dan saran praktis. Saran akademis berupa hipotesis yaitu Berjalannya sebuah program minapolitan dipengaruhi oleh tingkat kesiapan semua komponen pendukung program minapolitan dan perencanaan matang yang didukung dengan kesiapan komponen pendukung akan berbanding lurus dengan tingkat tercapainya sasaran dan tujuan program minapolitan. Saran praktis untuk tiga stakeholder terkait yaitu Bagi Pemerintah, selalu rutin melakukan evaluasi dan memberikan bantuan sarana prasarana yang mampu menunjang kegiatan bididaya. Bagi Mahasiswa, dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan dapat dilanjutkan penelitian ini dengan kriteria tertentu. Bagi Pembudidaya, lebih peka lagi terhadap kebutuhuan teknologi sehingga dapat meningkatkan produksi.

English Abstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2018/449/051806011
Uncontrolled Keywords: Budidaya Ikan Koi, Cyprinus carpio
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.3 Culture of cold-blooded vertebrates > 639.37 Culture of amphibians and specific kinds of fishes > 639.374 83 Culture of specific kinds of fishes (Cyprinus carpio (Common carp))
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan
Depositing User: Sugeng Moelyono
Date Deposited: 28 Jun 2019 07:40
Last Modified: 28 Jun 2019 07:40
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/164397
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item