Studi Kelayakan usaha budidaya ikan cupang (Betta Splendens) Bapak Salman Alfarizi di Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan blimbing, Kota Malang, Jawa Timur

Benarda, Wisnu (2018) Studi Kelayakan usaha budidaya ikan cupang (Betta Splendens) Bapak Salman Alfarizi di Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan blimbing, Kota Malang, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Perikanan dan kelautan indonesia memiliki potensi pembangunan ekonomi dan termasuk prospek bisnis yang cukup besar, sehingga dapat dijadikan sebagai sektor andalan untuk mengatasi krisis ekonomi (Dahuri, 2002). Indonesia memiliki keanekaragaman hayati dengan keragaman spesiesikan hias, baik ikan hias air laut maupun air tawar. Ikan hias air laut sekitar 650 spesies, sudah teridentifikasi 480 spesies dan diperdagangkan sekitar 200 spesies. Sedangkan jumlah spesies ikan hias air tawar Indonesia diperkirakan sekitar 400 spesies dari 1.100 spesies ikan hias yang ada di seluruh dunia. Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan teknis budidaya ikan Cupang (Betta Splendens) di Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan blimbing, Kota Malang; 2) Menganalisis kelayakan usaha budidaya ikan cupang (Betta Splendens) dari aspek manajemen, aspek pasar, aspek finansiil serta faktor-faktor yang mempengaruhi usaha; 3) Menganalisis sensitivitas pada usaha budidaya ikan Cupang (Betta Splendens) di Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan blimbing, Kota Malang. Penelitian ini dilakukan di usaha budidaya ikan cupang milik Bapak Salman Alfarizi yang beralamat di Jalan Terusan Wapoga no.45 Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan blimbing, Kota Malang, Jawa Timur. Waktu penelitian ini dilakukan selama 1 bulan yaitu pada bulan Oktober - November 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kuantitatif atau kualitatif. Pada metode deskriptif ini penelitian mencoba untuk menggambarkan keadaan sebenarnya dari usaha budidaya ikan cupang milik Bapak Salman Alfarizi di Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan blimbing, Kota Malang, Jawa Timur. Sasaran utama penelitian ini diletakkan pada aspek finansiil jangka pendek dan jangka panjang. Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam hal ini adalah studi kasus. Berdasarkan sasaran yang ingin dicapai, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dokumentasi dan studi pustaka. Pada penelitian ini teknis budidaya ikan cupang meliputi pemilihan indukan, pemijahan ikan cupang, pembesaran ikan cupang, pemberian pakan, perawatan, proses sortir dan proses panen. Ikan yang dijual adalah ikan jantan saja, karena untuk ikan betina hanya diperjualbelikan untuk kebutuhan indukan. Pada penelitian ini aspek pasar yang dianalisis adalah permintaan dan penawaran, penetapan harga serta saluran pemasaran. Jumlah penjualan ikan cupang dijual perbiji. Hasil panen dijual kepada kolektor untuk ikan cupang kontes dan penjual eceran. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Salman, saat ini permintaan untuk ikan cupang kontes sangat tinggi, karena sering diadakan kontes ikan cupang hias baik di kota malang maupun diluar kota malang. Pada usaha ini saluran pemasaran yang digunakan ada 2 yaitu saluran pemasaran secara langsung (pembudidaya ke konsumen) dan saluran pemasaran tidak langsung (pembudidaya ke pedagang pengecer ke konsumen) Perencanaan yang telah dilakukan oleh Bapak Salman masih sederhana dan Perencanaan yang dilakukan oleh Bapak Salman dalam usaha budidaya ikan Cupang (Betta Splendens) meliputi: 1) Pada teknis budidaya ikan cupang yaitu dengan menambah jumlah peralatan budidaya, menambah jumlah indukan, dan meningkatkan kualitas ikan. 2) Pada aspek pasar yaitu dengan dengan menambah jumlah produksi ikan cupang sesuai dengan permintaan konsumen, dan menurunkan harga ikan cupang tanpa mengurangi kualitas ikan cupang sehingga lebih terjangkau. 3) Pada aspek manajemen yaitu antara Bapak Salman dan Istri belum ada pembagian tugas yang jelas. 4) Pada aspek finansiil yaitu, belum adanya pembukuan keuangan yang dilakukan oleh pemilik usaha. Pada penelitian ini, dalam menjalankan budidaya ikan cupang Bapak Salman dibantu oleh istri, Akan tetapi pembagian tugas masih belum jelas. Pelaksanaan atau pergerakan pada usaha budidaya ikan cupang dimulai dari persiapan indukan, pemijahan, perawatan, pemberian pakan, pengendalian hama dan penyakit, pemanenan, dan pengemasan ikan. Semua kegiatan tersebut dilakukan tanpa ada pembagian tugas yang pasti. Pengawasan yang dilakukan pada usaha budidaya ikan cupang (Betta Splendens) meliputi: 1) Pada teknis budidaya ikan Cupang yaitu menjaga kualitas air, pengendalian dan penyakit, mengganti peralatan yang rusak dan menyortir ikan cupang antara kualitas yang baik atau buruk. 2) Pada aspek pasar yaitu berpartisipasi dalam kegiatan kontes ikan cupang untuk mengetahui kualitas ikan yang baik serta meminimalisir biaya yang digunakan agar harga ikan lebih terjangkau. 3) Pada aspek manajemen yaitu tanpa pembagian tugas yang jelas sehingga semua kegiatan budidaya menjadi tanggungjawab bersama. 4) Pada aspek finansiil yaitu pemilik tidak mengetahui secara rinci keuntungan maupun kerugian yang didapat. Hasil analisis finansiil jangka pendek menunjukkan bahwa usaha Budidaya Ikan Cupang menguntungkan, meliputi penerimaan sebesar Rp 140.000.000,-, rentabilitas sebesar 155%, R/C Ratio 2,85, keuntungan Rp 76.309.600,-, dan nilai BEP untuk ikan cupang Grade A nilai BEP unit sebesar 283 ekor dan nilai BEP sales sebesar Rp 14.157.143, untuk ikan cupang Grade B nilai BEP unit sebesar 566 ekor dan nilai BEP sales sebesar Rp 10.617.857. Analisis finansiil jangka panjang menunjukkan bahwa usaha Budidaya Ikan Cupang layak untuk dijalankan, pada usaha Budidaya Ikan Cupang dilakukan 5 tahun ke depan dari tahun 2018-2022, meliputi Re-investasi sebesar Rp 6.673.600,- dengan NPV sebesar Rp 291.741.018, IRR sebesar 365%, Net B/C sebesar 12,71 dan PP selama 1 tahun 27 bulan. Faktor Pendukung dan Penghambat Usaha Budidaya Ikan Cupang meliputi: Faktor pendukung usaha Budidaya Ikan Cupang antara lain lokasi yang strategis dan cocok untuk usaha Budidaya Ikan Cupang, permintaan akan ikan cupang yang tinggi, dan pemilik memiliki konsumen tetap; Adapun faktor–faktor penghambat yaitu Sulit untuk mencari pakan alami yaitu kutu air (Dapnia Sp) di musim kemarau, Tidak adanya pembukuan keuangan, Serta kurangnya tenaga kerja. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas dapat diketahui bahwa pada usaha budidaya ikan cupang ini sensitif terhadap perubahan produksi (yakni ketersediaan air bersih dan biaya sewa lahan), dan tidak sensitif terhadap perubahan peningkatan variabel produksi (pakan alami dan penanganan hama dan penyakit). Saran yang disampaikan pada penelitian ini adalah sebaiknya pemilik usaha menambah karyawan agar dapat mengefisienkan waktu dan tenaga dalam membudidayakan ikan cupang, Kemudian agar bisa menambah jenis ikan cupang yang dibudidayakan agar lebih banyak pilihan bagi konsumen saat membeli ikan cupang.

English Abstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2018/668/051806846
Uncontrolled Keywords: Budidaya, Ikan Cupang, Betta Splendens,
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.3 Culture of cold-blooded vertebrates > 639.37 Culture of amphibians and specific kinds of fishes > 639.377 Culture of specific kinds of fishes (Perciformes)
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 28 Jun 2019 07:27
Last Modified: 14 Jan 2022 01:30
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/164277
[thumbnail of Wisnu Benarda.pdf]
Preview
Text
Wisnu Benarda.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item