Pradhana, Anindito (2018) Pengaruh Suhu yang Berbeda terhadap Laju Penyerapan Kuning Telur dan Pertumbuhan Larva Ikan Zebra (Brachydanio rerio). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Perlunya peningkatan keahlian dan pengetahuan pada para petani ikan hias agar dapat menguasai berbagai jenis ikan hias. Ikan Zebra sendiri sering digunakan untuk penelitian karena ikan ini cepat untuk dipijahkan. Suhu pada perairan dapat mempengaruhi biota yang terdapat di dalam perairan tersebut. Suhu mempengaruhi metabolisme pada ikan sehingga akan mempercepat pertumbuhan pada ikan. Suhu dengan inkubasi pada larva memiliki hubungan berbanding lurus. Suhu yang semakin tinggi dapat membuat penyerapan kuning telur dan pertumbuhan pada larva ikan zebra lebih cepat. Dari hal itu dapat dikembangkan tentang pengaruh suhu terhadap penyerapan kuning telur dan pertumbuhan larva ikan Zebra. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Ikan divisi Reproduksi Ikan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang pada bulan Maret sampai dengan Mei 2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) menggunakan 4 (empat) perlakuan suhu (25oC, 27oC, 29oC, 31oC) dengan 3 kali ulangan. Data hasil yang diperoleh dianalisa sidik ragam dilanjutkan dengan uji BNT dan terakhir dilakukan uji polynomial orthogonal. Parameter utama yang diukur pada penelitian ini adalah laju penyerapan kuning telur, berat larva, pertumbuhan panjang, denyut jantung, konsumsi oksigen terlarut dan survival rate sedangkan parameter penunjang meliputi pH dan DO. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini pada pengamatan penyerapan kuning telur larva ikan zebra pada suhu 25oC, 27oC, 29oC, 31oC diketahui data rata-rata penyerapan kuning untuk perlakuan terendah yaitu perlakuan A (25oC) sebesar 0.0004488 mm3/hari dan perlakuan D (31oC) merupakan hasil penyerapan tertinggi yaitu 0.0011656 mm3/hari. Diketahui volume kuning telur pada perlakuan C (29oC) dan D (31o) habis pada hari ke-4 (empat), pada perlakuan B (27oC) habis pada hari ke-5 (lima) dan perlakuan A (25oC) habis pada hari ke 6. Pada pengamatan berat larva untuk hasil terendah pada perlakuan A (25oC) sebesar 0.0018 gr dan perlakuan tertinggi pada perlakuan C (29oC) sebesar 0.0022 gr. Hubungan antara suhu yang berbeda dengan berat larva yaitu didapatkan suhu optimal pada perlakuan C (29oC). Pada pengamatan pertumbuhan panjang larva didapatkan hasil terendah pada perlakuan A (25oC) 0.0735 mm/hari dan hasil tertinggi pada perlakuan C (29oC) 0.0975 mm/hari. Hubungan antara suhu yang berbeda dengan pertumbuhan panjang larva yaitu didapatkan suhu optimal pada perlakuan C (29oC). Grafik yang terbentuk adalah berupa grafik linier dengan persamaan y=-0.02+0.00392x dan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.615. Pada pengamatan denyut jantung larva untuk hasil terendah pada perlakuan A (25oC) sebesar 201,78 denyut/menit dan perlakuan tertinggi perlakuan D (31oC) sebesar 243,22 denyut/menit. Hubungan antara suhu yang berbeda dengan denyut jantung larva diketahui semakin tinggi suhu maka semakin tinggi denyut jantung pada larva. Grafik yang terbentuk adalah berupa grafik linier dengan persamaan y=28.311+6.85x dan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.964. Pada pengamatan konsumsi oksigen terlarut pada larva hasil terendah pada perlakuan A (25oC) 0.0167 ppm/jam dan hasil tertinggi pada perlakuan D (31oC) 0.0798 ppm/jam. Hubungan antara suhu yang berbeda dengan konsumsi oksigen terlarut pada larva yaitu semakin tinggi suhu maka semakin tinggi tingkat konsumsi oksigen terlarut pada larva. Grafik yang terbentuk adalah berupa grafik linier dengan persamaan y= -0.2733+0.0113x dan diketahui nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.8396. Pada pengamatan survival rate larva hasil tertinggi pada perlakuan A (25oC) 76.667% dan hasil terendah pada perlakuan D (31oC) 28,333%. Hubungan antara suhu yang berbeda dengan survival rate larva yaitu semakin tinggi suhu maka semakin tinggi angka mortalitas pada larva. Grafik yang terbentuk adalah berupa grafik linier dengan persamaan y = 278.17-8x dan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.913. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu pengaruh suhu yang berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap denyut jantung, konsumsi oksigen terlarut dan survival rate larva ikan Zebra. Hasil dari pengaruh suhu dengan Pertumbuhan panjang larva ikan zebra berpengaruh nyata dan pengaruh suhu terhadap laju penyerapan kuning telur dan berat larva tidak berpengaruh nyata. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil semakin tinggi suhu maka metabolisme pada larva akan semaking meningkat. Sehingga disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh suhu terhadap benih ikan zebra.
English Abstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2018/507/051806136 |
Uncontrolled Keywords: | Larva Ikan Zebra, Pertumbuhan, Suhu, Penyerapan Kuning Telur |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 597 Cold-blooded vertebrates > 597.4 Miscellaneous superorders of Actinopterygii > 597.48 Cypriniformes > 597.482 Cyprinidae (Carp family) |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Budidaya Perairan |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 13 Sep 2019 02:12 |
Last Modified: | 18 Mar 2024 02:43 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/164208 |
Text
Anindito Pradhana.pdf Download (2MB) |
Actions (login required)
View Item |