Karakteristik pengeringan umbi sarang semut (Hydnophytum moseleyanum Becc.) pada pengering tipe batch dryer terhadap uji kandungan flavonoid, kadar air dan laju pengeringan

Makatita, Nurlina Yunita (2018) Karakteristik pengeringan umbi sarang semut (Hydnophytum moseleyanum Becc.) pada pengering tipe batch dryer terhadap uji kandungan flavonoid, kadar air dan laju pengeringan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sarang semut (Hydnophytum moseleyanum Becc.) merupakan salah satu tumbuhan obat terkenal yang tumbuh di Papua. Sarang semut dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai obat tradisional karena mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, tanin dan polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh. Zat antioksidan adalah substansi yang dapat menetralisir radikal bebas. Antioksidan berfungsi menstabilkan radikal bebas dengan mengisi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas. Pemanfaatan sarang semut oleh masyarakat sekitar dilakukan dengan menggunakan pengeringan konvensional dimana dengan pengeringan konvensional bahan menjadi tidak higienis, suhu dan waktu pengeringan tidak dapat dikontrol, sehingga tidak dapat diketahui apakah kandungan senyawa aktif seperti flavonoid masih terdapat pada sarang semut tersebut. Tanaman herbal dapat dikeringkan antara suhu 30°C sampai 90°C, tetapi suhu yang terbaik tidak melebihi 60°C. Pengeringan bahan hasil pertanian yang baik dengan menggunakan aliran udara adalah antara 450C sampai 750C. Pada suhu pengeringan di bawah 450C mikroba dan jamur yang dapat merusak produk masih hidup, sehingga daya awet dan mutu produk rendah. Namun, pada suhu udara pengering di atas 750C menyebabkan struktur kimiawi dan fisik produk rusak, viii karena perpindahan panas dan massa air berdampak terhadap perubahan struktur sel. Penelitian ini menggunakan alat pengering tipe batch dryer karena dapat mengontrol suhu dan memiliki aliran udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis nilai kadar air, laju pengeringan dan kandungan flavonoid yang terdapat pada sarang semut dengan pengaruh perbedaan suhu pengeringan. Penelitian ini menggunakan Metode Deskriptif dengan variasi suhu pengeringan yaitu sebesar 40oC, 45oC, dan 50oC serta tiga kali pengulangan. Bahan berupa sarang semut diambil langsung dari Timika, Papua. Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui semakin tinggi suhu pengeringan maka kadar air, rendemen, laju pengeringan semakin menurun. Untuk hasil pengamatan uji flavonoid, semakin tinggi suhu pengeringan maka semakin meningkat kadar flavonoid yang dihasilkan. Suhu pengeringan untuk bahan herbal sekitar 30°C sampai 90°C, tetapi suhu yang terbaik tidak melebihi 60°C. Tanaman herbal mengandung senyawa aktif yang tidak tahan panas atau mudah menguap. Disamping itu dapat diketahui nilai rendemen yang dihasilkan pada suhu 40°C, 45°C dan 50°C sebesar 8,02 %, 7,76 % dan 8,78 %, nilai kadar air yang dihasilkan pada suhu 40°C, 45°C dan 50°C sebesar 2,17 %, 1,97% dan 2,28 %. Selanjutnya nilai kadar flavonoid yang dihasilkan untuk kontrol (pengeringan dibawah sinar matahari) sebesar 0,456 mg/gram sementara untuk suhu 40°C, 45°C dan 50°C sebesar 0,921 mg/gram, 1,435 mg/gram dan 1,870 mg/gram. Kemudian nilai rerata daya listrik yang digunakan pada suhu 40°C, 45°C dan 50°C sebesar 8500 J/s, 7333,33 J/s dan 7166,67 J/s.

English Abstract

Sarang semut (Hydnophytum moseleyanum Becc.) is one of the famous herbs grown in Papua. Sarang semut used by local people as traditional medicine because it contains active compounds such as flavonoids, tannins and polyphenols that act as antioxidants in the body. Antioxidants are substances that can neutralize or destroy free radicals. Antioxidants function to stabilize free radicals by filling electron deficiencies possessed by free radicals, and inhibit the occurrence of a chain reaction of free radical formation. The utilization of Sarang semut by surrounding communities is done by using conventional drying where by conventional drying of the material becomes unhygienic, the temperature and drying time can not be controlled, so it can not be known whether the content of active compounds such as flavonoids still exist in the Sarang semut. Herbs can be dried at 30°C until 90°C, but the best temperature does not exceed 60°C. Drying of agricultural produce good by using air flow is between 450C until 750C. At drying temperatures below 450C microbes and fungi that can damage the product is still alive, so durability and product quality is low. However, at drying temperatures above 750C causes the chemical and physical structure of the product to be damaged, since heat transfer and water mass have an impact on cell structure changes. This research uses batch dryer because it can control temperature and have airflow. This study aims to determine and x analyze the value of water content, drying rate and flavonoid content contained in the Sarang semut with the influence of drying temperature difference. This research use Descriptive Method with variation of drying temperature that is equal to 40oC, 45oC, and 50oC and three times repetition. Materials of Sarang semut are taken directly from Timika, Papua. From the research, it can be seen that the higher the drying temperature, the moisture content, yield, drying rate decreases, and vice versa. For the results of observations of flavonoid tests, the higher the temperature, the higher the level of flavonoids produced. The drying temperature for herbal ingredients is around 30°C to 90°C, but the best temperature does not exceed 60°C. Herbs contain active compounds that are not heat or volatile. Besides that, it can be known that the yield values obtained at temperatures of 40°C, 45°C and 50°C are 8,02 %, 7,76 % and 8,78 %, the value of water content produced at a temperature of 40°C, 45°C and 50°C by 2,17 %, 1,97 % and 2,28 %. Furthermore, the value of flavonoids produced for control (drying under the sun) is 0.456 mg/gram while for temperatures of 40°C, 45°C and 50°C for 0,921 mg/gram, 1,435 mg/gram and 1,870 mg/gram. Then the average value of electrical power used at temperatures of 40°C, 45°C and 50°C are 8500 J/s, 7333,33 J/s and 7166,67 J/s.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2018/460/051810138
Uncontrolled Keywords: Antioksidan, Batch Dryer, Flavonoid, Pengeringan, Sarang Semut,/Antioxidants, Batch Dryer, Drying, Flavonoids, Sarang Semut
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 582 Plants noted for specific vegetative characteristics and flowers > 582.1 Herbaceous and woody plants, plants noted for their flowers > 582.12 Herbaceous plants
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 11 Oct 2019 01:56
Last Modified: 30 Dec 2020 03:00
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/164070
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item