Kajian Komunikasi Kepresidenan (Studi Komunikasi Kepresidenan Pada Masa Pemerintahan K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Periode 1999-2001)

Kresnadi, Dafindra Ghifary (2018) Kajian Komunikasi Kepresidenan (Studi Komunikasi Kepresidenan Pada Masa Pemerintahan K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Periode 1999-2001). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Komunikasi kepresidenan saat ini telah menjadi pusat perhatian media massa baik cetak, eletronik maupun online. Dalam kajian komunikasi kepresidenan yang dilakukan selama ini fokus pada dua pertanyaan besar, (1). Faktor apa yang mempengaruhi gaya komunikasi kepresidenan?, (2). Seefektif apa komunikasi kepresidenan yang dilakukan?. Penelitian ini dijadikan sebagai salah satu upaya dari peneliti untuk menambahkan kajian komunikasi kepresidenan di Indonesia, karena selama ini kajian komunikasi kepresidenan lebih banyak berkembang di Amerika Serikat, termasuk di dalamnya pembahasan mengenai komunikasi kepresidenan di Amerika Serikat yang terdapat dalam jurnal Presidential Studies Quarterly yang sudah memasuki volume ke 47. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dan eksploratif dengan paradigm interpretatif. Penelitian ini menggunakan metode penelitian fenomenologi Moustakas. Gus Dur merupakan presiden yang menjabat di masa transisi pasca runtuhnya orde baru, selain itu Gus Dur juga memiliki latar belakang sebagai seorang kyai dan berasal dari keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU), sebuah organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, hal tersebut berpengaruh pada cara Gus Dur berkomunikasi baik dengan staf, anggota kabinet, kepala Negara sahabat, parlemen bahkan sampai dengan masyarakat, komunikasi Gus Dur tersebut dijalin dengan menyelipkan humor untuk mempermudah pesan yang ingin Gus Dur sampaikan dipahami oleh lawan bicaranya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi kepresidenan yang dijalankan oleh Gus Dur dipengaruhi oleh latar belakangnya yang berasal dari kalangan pesantren Nahdlatul Ulama lewat ajaran Ahlusunnah Wal Jamaah. Gus Dur menjadikan ulama memiliki peran sentral dalam pemerintahan Gus Dur. Dalam melakukan penanganan konflik separatis di berbagai daerah seperti Papua dan Aceh, Gus Dur mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan pendekatan kebudayaan, hal ini dinilai efektif untuk meredam keinginan dua daerah tersebut untuk merdeka dari Indonesia. Gus Dur juga menggunakan pendekatan barat untuk mendukung proses komunikasinya saat menjadi presiden, salah satunya dengan menghadirkan juru bicara kepresidenan yang merupakan juru bicara pertama dalam institusi kepresidenan Indonesia. Gus Dur dikenal sebagai seorang yang humoris, hal itu ia bawa dalam diplomasi yang ia lakukan saat ia menjabat sebagai Presiden. Humor-humor yang Gus Dur lemparkan merupakan salah satu strategi untuk mencairkan suasana agar tercipta suasana keakraban sehingga lebih mudah untuk menyampaikan tujuan diplomatik. Secara garis besar, komunikasi yang dilakukan oleh Gus Dur selama menjabat sebagai Presiden efektif dan berhasil membangun suasana yang harmonis baik di lingkungan Istana maupun di lingkungan masyarakat. Gus Dur memberikan pelajaran betapa pentingnya komunikasi kepresidenan dengan menghadirkan juru bicara sebagai salah satu instrument dalam pemerintahannya.

English Abstract

Nowadays presidency communication has been the center of attention in any kind of form of mass media such as press, electronic, and online. There are two big questions that focused on presidency communication study, (1). What are the factors that influence presidency communication style?, (2). How effective the presidency communication has been done?. This research will be used for one of the attempt from researcher to contribute presidency communication study in Indonesia, because all this time presidency communication study is more developed in United States of America rather than in Indonesia, including the discussion about United States of America in presidency communication study which found in Presidential Studies Quarterly journal that has entered the 47th volume. This research is using the qualitative research method and explorative with interpretative paradigm. This research is using phenomenology research method by Moutsakas. Gus dur is one of the President of Indonesia in the era after the collapsed of the new order, despite of that Gus Dur is also has a background as a moslem scholar and came from a large family of Nahdlatul Ulama (NU), the largest religious organization in Indonesia, which influenced the way Gus Dur communicate well with staff, cabinet members, heads of friendly countries, parliament even up to the community, Gus Dur's communication is woven by humor to facilitate the message that Gus Dur wants to convey to his interlocutor. The results of this study indicate that the presidential communication carried out by Gus Dur is influenced by his background that comes from the Nahdlatul Ulama pesantren through the teachings of Ahlusunnah Wal Jamaah. Gus Dur made the cleric a central role in Gus Dur's government. In handling separatist conflicts in various regions such as Papua and Aceh, Wahid put forward humanitarian values and cultural approaches, it is considered effective to dampen the desire of the two regions to be independent from Indonesia. Abdurrahman also used a western approach to support his communication process as president, one of which is by presenting a presidential spokesman who is the first spokesman in the Indonesian presidential institution. Abdurrahman is known as a humorist, it is he takes in diplomacy that he did when he served as President. The humor that Gus Dur threw was one strategy to dilute the atmosphere to create an atmosphere of intimacy that made it easier to convey diplomatic goals. Broadly speaking, the communication made by Gus Dur during his tenure as an effective President and succeeded in establishing a harmonious atmosphere both within the Palace and in the community. Gus Dur gave a lesson on the importance of presidential communication by presenting the spokesman as one of the instruments in his government.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FIS/2018/359/051805488
Uncontrolled Keywords: Gus Dur, Humor Politik, Kajian non-western, Komunikasi Kepresidenan.-Gus Dur, Political Humour, Non-western Study, Presidency Communication
Subjects: 300 Social sciences > 320 Political science (Politics and government) > 320.014 Communication
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Komunikasi
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 10 Oct 2019 07:22
Last Modified: 25 Oct 2024 03:41
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/164030
[thumbnail of Dafindra Ghifary Kresnadi.pdf]
Preview
Text
Dafindra Ghifary Kresnadi.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item