Rifa’i, Mochammad Bakhtiar (2018) Peran United Nations High Commissioner For Refugees (UNHCR) Dalam Menangani Isu Pencari Suaka Transit Di Indonesia Pasca Turn Back Boats Policy Oleh Australia Tahun 2013. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Indonesia dipilih sebagai negara transit, karena memiliki letak geografis yang strategis bagi para pengungsi yang menggunakan jalur transportasi laut. Selain itu meskipun tidak terikat Konvensi 1951, Indonesia taat pada Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia (DUHAM). DUHAM mengakui hak tiap manusia untuk mencari suaka ke negara lain, sehingga Indonesia memastikan keperluan dasar pengungsi yang berada di wilayahnya terpenuhi. Ini merupakan bentuk keseriusan Indonesia dalam melaksanakan kewajiban atas pemenuhan hak asasi manusia (HAM). Kemudian Indonesia bekerjasama dengan berbagai organisasi dunia seperti UNHCR dan organisasi internasional terkait migrasi (IOM) untuk menangani para pengungsi. Organisasi-organisasi inilah yang mengurus penentuan status para pengungsi, apakah mereka akan mendapat visa ke negara tujuan ketiga atau dipulangkan ke negara asal. Sehingga para pengungsi menaruh harapan besar pada pemerintah Indonesia untuk meminta perlindungan. Alasan yang berikutnya adalah Indonesia memberikan izin tingal selama proses pemulangan sukarela (voluntary repatriation) atau penempatan di negara ketiga (resettlement) oleh UNHCR. Selama masa tunggu, para pengungsi berinteraksi dengan warga lokal. Meskipun hidup dengan ketidakpastian nasib, keramahan warga lokal Indonesia sendiri menjadikan alasan tersendiri mengapa para pencari suaka betah untuk tinggal sementara di Indonesia.
English Abstract
Indonesia was chosen as a transit country, because it has a strategic geographical location for refugees who use sea transportation routes. In addition, although not bound by the 1951 Convention, Indonesia obeys the General Declaration of Human Rights. The Universal Declaration of Human Rights recognizes the right of every human being to seek asylum in another country, so that Indonesia ensures that the basic needs of refugees in its territory are met. This is a form of Indonesia's seriousness in carrying out its obligation to fulfill human rights. Then Indonesia cooperates with various world organizations such as UNHCR and international organizations related to migration to deal with refugees. These organizations take care of determining the status of refugees, whether they will get a visa to the third destination country or be sent home. So the refugees have high hopes for the Indonesian government to ask for protection. The next reason is that Indonesia provides a permanent permit during the voluntary repatriation process or resettlement by UNHCR. During the waiting period, refugees interact with local residents. Despite living with uncertainty of fate, the friendliness of Indonesian local people themselves makes their own reasons why asylum seekers feel at home in Indonesia.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FIS/2018/623/051808033 |
Uncontrolled Keywords: | Assylum seekers, voluntary repatriation, resettlement, negara transit |
Subjects: | 300 Social sciences > 327 International relations |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 15 May 2019 06:17 |
Last Modified: | 22 Oct 2021 02:39 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/163995 |
Text
Mochammad Bakhtiar Rifa’i.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Actions (login required)
View Item |