Representasi Perempuan dalam Manga Yaoi Omegaverse (Analisis Semiotika Roland Barthes pada Manga ‘Tadaima, Okaeri’)

Dwiyantari, Vina (2018) Representasi Perempuan dalam Manga Yaoi Omegaverse (Analisis Semiotika Roland Barthes pada Manga ‘Tadaima, Okaeri’). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Bangsa Jepang tradisional merupakan bangsa yang sangat menjunjung tinggi nilai adat. Secara historis, bangsa Jepang tercatat telah menganut ajaranajaran kehidupan seperti Shinto, Konfusianisme dan Budha. Ajaran konfusianisme merupakan ajaran yang paling berpengaruh dalam kehidupan masyarakat Jepang. Ajaran ini diterapkan selama masa kekaisaran Edo dalam berbagai aspek kehidupan. Karena sifatnya yang cenderung mengagungkan ide-ide patriarki, penerapan ajaran ini justru menjadikan perempuan terdominasi. Perempuan tidak lagi memiliki akses terhadap fasilitas publik bahkan dirinya sendiri, sehingga perannya pun bergeser, dari individu merdeka, menjadi individu atributif, yaitu perempuan yang menjadi pelengkap laki-laki. Manga ‘Tadaima, Okaeri’ karya Ichikawa Ichi hadir sebagai karya fiksi yang menampilkan representasi perempuan dalam kehidupan masyarakat Jepang modern. Meskipun manga ini masuk dalam kategori yaoi (kisah tentang homoseksualitas), namun manga ini justru mengisyaratkan dengan lebih jujur heteroseksualitas yang sesungguhnya. Penelitian pada karya-karya fiksi, terutama yang mengangkat tema-tema domestikasi perempuan perlu dilakukan agar dapat memberitahu bagaimana sebuah ideologi dikonstruksikan. Penelitian ini berhasil menggali lebih lanjut terkait representasi perempuan dalam manga ‘Tadaima, Okaeri’ melalui analisis semiotika Roland Barthes. Hasil penelitian menyebutkan bahwa dalam pemaknaan bertingkat, teridentifikasi penanda dan petanda yang merepresentasikan perempuan. Pada tataran denotatif, perempuan digambarkan sebagai sosok ibu rumah tangga, yang bertugas mengurus rumah, merawat anak, dan melayani suami. Pada tataran konotatif, manga ‘Tadaima, Okaeri’ menunjukkan bahwa menjadi perempuan juga berarti berkewajiban mengurus rumah tangga, anak dan suami. Hal ini tentu memunculkan pemikiran baru, bahwa apabila perempuan lalai terhadap kewajibannya, maka ia akan distigma buruk oleh masyarakat. Sedangkan pada tataran mitos, perempuan yang melakukan tugas rumah tangganya dengan baik, maka dapat dikategorikan sebagai seorang Yamato Nadhesiko, sebuah citra perempuan ideal yang sangat diagungkan oleh masyarakat Jepang tradisional.

English Abstract

Japanese traditional society is really highly respect this traditional values. Historically, the Japanese have embraced teachings such as Shintoism, Confucianism and Buddhism. Confucian doctrine is the most influental teaching in Japanese society. This teaching was carried out during the Edo period in various aspects of life. Because of its nature glorifying patriarchal ideas, the application of this discipline made women opressed. Women no longer have access to publik facilities even themselves, undergo transformation from independent individuals, to being attributive individuals, namely women who are complementary to men. The ‘Tadaima, Okaeri’ manga, works by Ichikawa Ichi are present works of fiction that showcase women's representation in the modern Japanese society. Although this manga is included in the yaoi category (the story of homosexuality), this manga actually implies a more honest heterosexuality. Research on fictional works, especially those that raise the themes of women's domestication need to be done in order to be able to tell how an ideologi is constructed. This study succeeded in exploring further the representation of women in the ‘Tadaima, Okaeri’ manga through Roland Barthes's semiotic analysis. The results of the study state that in multilevel meaning, identifiers and markers that represent women are identified. At the denotative level, women are portrayed as housewives, who are in charge of taking care of their homes, caring for their children, and serving their husbands. At the connotative level, ‘Tadaima, Okaeri’'s manga shows that being a woman also means being obligated to take care of the household, child and husband. This certainly raises new thoughts, that if women are negligent of their obligations, then they will be badly stigmatized by society. While at the mythical level, women who carry out household chores properly, can be categorized as a Yamato Nadhesiko, an ideal image of women that is highly honored by traditional Japanese society.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FIS/2018/1021/051900169
Uncontrolled Keywords: Representasi PerempWomen Representation, Yaoi, Semiotics, Roland Barthesuan, Yaoi, Semiotika, Roland Barthes
Subjects: 800 Literature (Belles-letters) amd rhetorics > 808 Rhetoric and collections of literary texts from more than two literatures > 808.8 Collections of literary texts from more than two literatures > 808.83 Collections of fiction > 808.830 952 Collections of fiction (Japan)
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 12 Aug 2019 03:02
Last Modified: 09 Sep 2024 08:21
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/163562
[thumbnail of Vina Dwiyantari.pdf]
Preview
Text
Vina Dwiyantari.pdf

Download (5MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item