Rasionalitas Sosial dalam Kegiatan Kaderisasi (Studi Deskripsi pada Kader Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Komisariat Brawijaya Malang)

Ambarsari, Zulia Antan (2018) Rasionalitas Sosial dalam Kegiatan Kaderisasi (Studi Deskripsi pada Kader Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Komisariat Brawijaya Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penelitian ini membahas tentang rasionalitas sosial kader berperan aktif/tidak aktif dalam kegiatan kaderisasi KAMMI Brawijaya. Kaderisasi merupakan perangkat utama untuk menjaga keberlanjutan organisasi ini. KAMMI Komisariat Brawijaya memiliki jumlah kader paling banyak dibandingkan komisariat lain di daerah Malang. Kader tersebut mampu memiliki dominasi pada lembaga intra kampus Universitas Brawijaya sejak tahun 2000 hingga saat ini, kecuali pada tahun 2002 dan 2012. Namun, mayoritas dari kader KAMMI Brawijaya tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan kaderisasi KAMMI. Hasil penelitian ini dianalisis menggunakan konsep rasionalitas sosial dari Siegwart Lindenberg. Terdapat 6 elemen penentu rasionalitas sosial menurut Lindenberg yang terdiri dari sumber daya, batasan, harapan, evaluasi, motivasi, dan makna. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif deskriptif. Sedangkan, informan pada penelitian ini terdiri dari dua kriteria yaitu kader aktif dan tidak aktif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat keberagaman rasionalitas sosial kader berdasarkan komponen elemen rasionalitas sosial yang dimiliki kader. Kader memiliki sumber daya eksternal berupa kesamaan ideologi dan sumber daya internal berupa kemampuan beradaptasi. Kader akan mendapatkan batasan apabila tidak memiliki sumber daya tersebut. Adanya batasan dan ketidaktercapainya harapan yang dimiliki kader dapat mendorong kader untuk tidak aktif. Kader akan terdorong untuk aktif apabila sumber daya yang dimiliki lebih kuat dan adanya ketercapaian harapan. Hal tersebut termasuk dalam elemen evaluasi. Kemudian, terdapat dua tipe motivasi kader untuk tetap aktif yaitu adanya tujuan pribadi dan adanya rasa tanggung jawab, jika dilihat dari elemen makna tindakan tersebut tergolong sebagai gain goal frame dan normative goal frame. Sedangkan, motivasi pada kader tidak aktif yaitu perasaan kecewa dan perasaan tidak percaya diri yang memiliki makna hedonic goal frame, serta keinginan bergabung dengan OMEK lain dan keinginan menyembunyikan identitas yang memiliki makna gain goal frame.

English Abstract

This study discussed social rationality of cadres who either play an active or inactive role in KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia/Indonesian Muslim Students Islamic Union) Brawijaya. The formation of cadres plays a significant role in order to maintain the organization’s sustainability. Commissariat of KAMMI Brawijaya has the highest number of cadres compared to other commissariats in Malang. The cadres have been dominating in the intra-campus institutions of Brawijaya University since 2000 until now, except in 2002 and 2012. However, the majority of KAMMI Brawijaya cadres do not participate in further activities related to KAMMI’s cadre formations. This study implemented the concept of social rationality proposed by Siegwart Lindenberg. According to Lindenberg there are six determinant factors of social rationality, i.e. resourcefulness, restrictions, expectations, evaluations, motivation, and meaning. This study used descriptive qualitative as a method and used two criteria of informants, namely active cadre and inactive cadre. The result shows that there is diversity in social rationality of cadres based on component factors of social rationality. The cadres have external resources in the form of common ideology and also have internal resource in the shape of adaptability. The cadres will have restrictions if they do not have those resources. The limitations and the failure to achieve those expectations encourage the cadres to be inactive in the formation of cadres. The cadres will be more motivated to be active if they have forceful resources and achieving the expectation. This is included in the evaluation factors. Furthermore, there are two types of cadre motivation to remain active; individual purpose and a sense of responsibility. Based on meaning factor, this action is classified as the gain goal frame and the normative goal frame. Meanwhile, the inactive cadres is motivated by a sense of disappointment and lack of self confidence which is called the hedonic goal frame, as well as the desire to join other external student organizations and hide the personal identity, and these are called as the gain goal frame.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FIS/2018/799/051810828
Uncontrolled Keywords: Rasionalitas Sosial, Kaderisasi,Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia , Komisariat Brawijaya Malang
Subjects: 300 Social sciences > 378 Higher education (Tertiary education) > 378.1 Organization and activities in higher education > 378.19 Guidance, discipline, physical plant, welfare, students, curricula > 378.198 Guidance, discipline, physical plant, welfare, students (Students)
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 23 Jul 2019 03:06
Last Modified: 22 Oct 2021 05:12
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/163300
[thumbnail of Zulia Antan Ambarsari.pdf] Text
Zulia Antan Ambarsari.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item