Analisis Yuridis Perbandingan Prinsip De Minimis Dan Substansial Similarity dalam Hukum Hak Cipta Di Indonesia

Syam, Oktari Devira Permata (2018) Analisis Yuridis Perbandingan Prinsip De Minimis Dan Substansial Similarity dalam Hukum Hak Cipta Di Indonesia. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kemiripan yang substansial terhadap sebuah ciptaan yang satu dengan yang lain sering sekali ditemui di Indonesia. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kerugian tertentu, terlebih lagi bagi pihak yang ciptaannya telah lahir terlebih dahulu namun kemudian, pada ciptaan milik pencipta lain yang baru saja diciptakan, memilki kemiripan yang substansial didalamnya. UUHC sendiri telah mengatur hal mengenai kemiripan yang substansial antara sebuah ciptaan yang disebut dengan istilah “persamaan pada pokoknya” atau yang dalam skripsi ini disebut dengan istilah prinsip substansial similarity. Berbicara mengenai sebagian yang substansial berarti tidak harus selalu menggunakan keseluruhan dari sebuah ciptaan, melainkan hanya menggunakan sebagian kecil saja. Hal ini berhubungan dengan prinsip lain yang disebut dengan istilah de minimis. Baik didalam UUHC tahun 2002 maupun tahun 2014, keduanya mengatur prinsip ini, namun terdapat perbedaan penjelasan didalamnya. Berdasarkan hal tersebut diatas, karya tulis ini mengangkat rumusan masalah: (1) Bagaimanakah perbandingan pengaturan prinsip De Minimis dan Prinsip Substansial Similarity pada Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta dan pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta? (2) Bagaimana penerapan prinsip De Minimis dan prinsip Substansial Similarity dalam penerapannya pada kasus-kasus yang terjadi di Indonesia dan di Amerika? Kemudian”Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif. Bahan Bahan-bahan hukum primer dalam penelitian ini berupa peraturan-peraturan yang berkaitan dengan hak cipta yaitu TRIPs, Konvensi Berne 1971, WIPO Copyright Treaty, United State Copyright Act 1976, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang memberikan informasi yang berkaitan dengan sumber bahan hukum primer beserta implementasinya, dilakukan dengan melakukan kajian kepustakaan dan penelusuran kepustakaan terkait dengan bahasan penelitian yang berupa buku literatur, jurnal, hasil-hasil penulisan ilmiah, penelusuran internet, dan Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan yang dapat melengkapi bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder berupa kamus, yang terdiri dari kamus bahasa Indonesia, kamus-kamus hukum, dan berbagai kamus lainnya yang dibutuhkan.” Dari”hasil penelitian dengan metode diatas, perbandingan pengaturan prinsip de minimis dan prinsip substansial similarity pada undang-undang nomor 19 Tahun 2002 tentang hak cipta dan pada undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang hak cipta yaitu keduanya mengatur secara kualitatif dalam menentukan prinsip substansial similarity. Berarti dalam hal ini penggugat harus dapat membuktikan bahwa bagian substansial dari karyanya memang ditiru oleh pihak lain. Sedangkan tergugat harus mempunyai defense bahwa hal tersebut (yang dimaksud penggugat merupakan substansial similarity). Tergugat dalam hal ini melakukan defense “de minimis” sebagai lawan dari”“substansial similarity”. Pengakomodasian prinsip de minimis belum diatur secara jelas dalam UUHC. Sedangkan, di Amerika sendiri baik de minimis maupun substansial similarity sendiri sudah digunakan dalam kasus kasus pelanggaran hak cipta.

English Abstract

Substantial similarity of creation with one another so often found in Indonesia. This is certainly could pose a particular disadvantage, especially for a party creation was born first, but later on the other creator-owned creation has just been created, has a substantial resemblance in it. UUHC itself has been set regarding the substantial similarity between a creation that is referred to by the term "equation in anyway" or that in this thesis termed substantial similarity principle. Talking about some substantial means not having to always use the entirety of a creation, but only use a small part of the course. It is related to other principles referred to by the term de minimis. Either in the year or years 2002 UUHC 2014, both set up these principles, but there is a difference of explanation inside. Based on the above, this paper raised the problem formulation: (1) how does the comparison principle of De Minimis arrangements and Substantial Similarity Principle in Act No. 19 of 2002 concerning copyrights and on Act No. the 28 of 2014 about copyright? (2) How the application of the de minimis principle and the principle of substantial similarity in its application on cases that occurred in Indonesia and in America? Then”the kind of research used in this research is research juridical normative. Raw materials primary law in this study of the regulations relating to copyright, namely TRIPS, The Berne Convention of 1971, the WIPO Copyright Treaty, the United States Copyright Act 1976, Act No. 28 of 2014 on Copyrights, materials secondary law, namely materials that provide information relating to the sources of primary legal materials and its implementation, is done by reviewing literature search and literature related to the topics of research in the form of literature books, journals, results of scientific writing, surf the internet, and legal materials tertiary, namely materials that can complement the primary legal materials and secondary legal material in the form of a dictionary, which is composed of Indonesian dictionaries, legal dictionaries, and various other dictionaries”needed. Of research results with the method above, the comparison principle of de minimis arrangements and substantial similarity principle in Act No. 19 of 2002 concerning copyrights and on Act No. 28 of 2014 about copyright that is both regulating principle in determining the qualitatively substantial similarity. Means in this case the plaintiff must be able to prove that a substantial part of his work is indeed copied by others. While the defendant must have a defense that this (is the plaintiff is substantial similarity). The defendants in this case did a defense of "de minimis" as opposed to "substantial similarity". The use of the principle de minimis has not been regulated explicitly in copyright law in Indonesia. Whereas, in the US either de minimis or substantial similarity was used in the case of copyright infringement.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FH/2018/257/051805206
Uncontrolled Keywords: Hukum Hak Cipta , De Minimis, Substansial Similarity
Subjects: 300 Social sciences > 346 Private law > 346.04 Property > 346.048 Intangible property > 346.048 2 Copyright
Divisions: Fakultas Hukum > Ilmu Hukum
Depositing User: Sugeng Moelyono
Date Deposited: 01 Feb 2019 07:19
Last Modified: 23 Oct 2021 05:11
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/163200
[thumbnail of Oktari Devira Permata Syam.pdf]
Preview
Text
Oktari Devira Permata Syam.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item